Hilangnya Hasrat untuk Berhubungan Intim, Mungkin Alami HSDD

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi bercinta. shutterstock.com

Ilustrasi bercinta. shutterstock.com

IKLAN

Umumnya, wanita dengan HSDD tidak memiliki keinginan untuk memikirkan segala hal mengenai seks hingga berhubungan intim, atau ketika berhubungan intim tidak didapatkan rasa nyaman atau kenikmatan. Hal ini akan berpengaruh pada proses siklus respons seksual sang wanita.

Putri lalu menjelaskan tahapan siklus respons seksual manusia, yakni desire atau keinginan, dorongan, dan motivasi untuk berhubungan. Dorongan ini biasanya timbul dengan adanya kerja dari otak (psikoneuroendokrin).

Selanjutnya, arousal atau gairah saat melakukan hubungan intim. Pada fase ini tahap lubrikasi pada vagina, kerja jantung, dan pernapasan semakin cepat.

Berikutnya, orgasme. Menurut Putri, hubungan intim atau seksual yang sehat akan melewati fase ini hingga mencapai puncak kepuasan. Pernapasan dan kerja jantung semakin meningkat, tekanan darah meningkat, terjadinya kontraksi otot yang menghasilkan ejakulasi pada pria, dan kontraksi rahim serta vagina pada wanita.

Tahapan terakhir yakni resolution. Putri mengatakan, fase ini terjadi setelah tercapainya orgasme. Tubuh akan menjadi rileks dan nyaman, pernapasan dan kerja jantung kembali normal. Namun, apabila tidak terjadi orgasme, justru ketidaknyamanan yang akan dirasakan.

Apabila dari salah satu fase atau siklus ini tidak dilalui, maka rasa nyaman, kenikmatan, hingga orgasme tidak dapat dicapai. Alih-alih malah rasa nyeri dan terganggu yang dirasakan. "Contohnya, wanita dengan gangguan pada arousal akan membuat daerah vagina menjadi kering karena kurangnya produksi lubrikan/pelumas untuk membasahi daerah vagina," kata Putri.

Pemicu HSDD

Putri mengatakan HSDD dapat dipicu adanya masalah psikologis atau mental, seperti trauma, masalah dengan pasangan, faktor sosial seperti wanita pekerja yang sangat sibuk, terutama pada wanita usia menengah.

Selain itu, hal ini juga dapat disebabkan oleh masalah medis seperti adanya perubahan hormon pada wanita menjelang dan ketika sudah menopause. Penurunan hormon estrogen menyebabkan kurangnya lubrikasi pada vagina dan menyebabkan rasa nyeri ketika berhubungan intim (dispareunia).

Gangguan pada sistem kerja otak, riwayat operasi pada organ reproduksi, serta konsumsi obat-obatan tertentu, juga dapat menjadi faktor pemicu.

Ada juga faktor pemicu HSDD lainnya seperti senyawa organik di otak yang bernama neurotransmiter tidak aktif, yang mengganggu hasrat dan fungsi seksual dan masalah sulit tidur yang menyebabkan seseorang mudah lelah.

Faktor lainnya bisa efek dari beberapa obat seperti obat antidepressant, obat kemoterapi, dan lain-lain, kemudian beberapa penyakit penyerta seperti diabetes, masalah jantung, inflammatory bowel disease (IBD), kanker, dan lain-lain. Kehamilan, persalinan atau sedang menyusui juga dapat menjadi pemicu.

Cara Mengatasi HSDD

Menurut Putri, orang dengan HSDD tak perlu khawatir karena masalah ini dapat ditangani dengan mengetahui terlebih dahulu penyebabnya. Cara mengatasi dan menangani kondisi ini memerlukan pendekatan secara medis dan psikologis, serta adanya keinginan dari pihak suami dan istri.

"Jadi, apabila Anda sudah mulai mengalami gejala enggan berhubungan intim dengan pasangan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter spesialis andrologi dan seksologi, atau dokter spesialis kedokteran jiwa/psikiater," kata dia.

Pilihan Editor: 11 Rekomendasi Posisi Cuddling Ternyaman Bersama Pasangan, Kamu Suka yang Mana?

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Halaman

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."