Profil Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern yang Resmi Mengundurkan Diri

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern berbicara kepada awak media selama konferensi pers bersama yang diadakan dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, di Sydney, Australia, 8 Juli 2022. Perjalanan ia di dunia politik cukup panjang. Jacinda telah mengikuti Partai Buruh Selandia Baru sejak usia 18 tahun, dan menjadi pemimpin partai tersebut di usia 37 tahun. REUTERS/Loren Elliott

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern berbicara kepada awak media selama konferensi pers bersama yang diadakan dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, di Sydney, Australia, 8 Juli 2022. Perjalanan ia di dunia politik cukup panjang. Jacinda telah mengikuti Partai Buruh Selandia Baru sejak usia 18 tahun, dan menjadi pemimpin partai tersebut di usia 37 tahun. REUTERS/Loren Elliott

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern resmi mengumumkan akan mengundurkan diri bulan depan pada Kamis 19 Januari 2023. Rencananya, PM Selandia Baru mundur tidak lebih dari 7 Februari mendatang. 

"Bagi saya ini saatnya," katanya dalam pertemuan anggota Partai Buruh seperti dilansir Channel NewsAsia, Kamis 13 Januari 2023.

Jacinda lahir pada 26 Juli 1980 di Hamilton dan besar di wilayah rural Waikato, Selandia Baru. Perempuan yang memiliki nama lengkap Jacinda Kate Laurell Ardern ini pernah besar di kota kecil bernama Murupara selama satu tahun.

Jacinda pernah bersekolah di Morrinsville College dan melanjutkan pendidikannya di Universitas Waikato. Ia mengambil Sarjana Ilmu Komunikasi pada Relasi Internasional dan Komunikasi Profesional. Serta, ia lulus pada tahun 2001.

Ardern merupakan perdana menteri termuda di Selandia Baru sejak tahun 1856 kala itu dipegang oleh Edward Stafford. Perjalanan ia di dunia politik cukup panjang. Jacinda telah mengikuti Partai Buruh Selandia Baru sejak usia 18 tahun tepatnya pada 1999.

Setelah lulus, ia bekerja di berbagai sektor dalam pemerintahan dan bisnis. Melansir laman kids.britannica.com, ia bekerja menjadi staf Perdana Menteri Helen Clark. Kemudian, pergi ke Inggris dan bekerja pada kantor kabinet Tony Blair, Perdana Menteri Inggris, tahun 2005. 

Selama menjadi bagian di kabinet Tony Blair, ia bertanggung jawab pada peningkatan interaksi pemerintah dengan bisnis kecil melalui otoritas lokal. 

Dua tahun kemudian, ia terpilih menjadi Presiden International Union of Socialist Youth, sehingga mengharuskannya bepergian ke luar negeri seperti India, Lebanon, dan China. Pada 2008, ia kembali ke Selandia Baru dan menjadi anggota parlemen. Pada jajaran parlemen, ia merupakan anggota termuda. Selama menjadi anggota parlemen, Jacinda mendukung kuat advokasi anak, perempuan, dan hak masyarakat. 

Pada 1 Agustus 2017, Jacinda Ardern terpilih menjadi pemimpin Partai Buruh. Kala itu, ia berusia 37 tahun dan menjadi pemimpin termuda di Partai Buruh. Lalu, pada September 2017, ia menjadi Perdana Menteri Selandia Baru. Serta, pada 10 Oktober 2020, ia terpilih menjadi Perdana Menteri Selandia Baru untuk kedua kalinya.

Reaksi Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menyusul pengumuman pengunduran dirinya di War Memorial Hall, di Napier, Selandia Baru 19 Januari 2023. Saat masa kepemimpinannya, ia diuji dengan aksi terorisme penembakan masjid di Christchurch, dan juga pandemi Covid-19. Ia menjadi salah satu pemimpin dunia yang responsif dalam mengatasi virus corona pada saat pertama kali merebak. Gambar AAP/Ben McLay via REUTERS

Sikap Jacinda Ardern Menuai Pujian Dunia

Saat baru dua tahun menjabat sebagai Perdana Menteri, kepiawaiannya harus diuji lantaran terjadi aksi teror yaitu penyerangan terhadap di sebuah masjid. Jacinda Ardern, mengecam keras serangan teror yang merenggut warga sipil tak bersalah. "Ini menjadi hari paling hitam dalam sejarah,” kata Ardern dalam jumpa pers pada Sabtu, 16 Maret 2019.

Pelaku penyerangan,  bernama Brenton Harrison Tarrant, 28 tahun, asal Kota Gafton, New South Wales, Australia berasal dari kelas pekerja, Tarrant mengaku anak dari keluarga berekonomi dan pendidikan rendah. Dia menggunakan simbol kelompok supremasi kulit putih di akun jejaring sosialnya. 

Korban penyerangan itu adalah warga Selandia Baru yang sedang melaksanakan salat Jumat di masjid Al Noor dan masjid Linwood di Kota Christchurch, yang terletak di pantai timur negara itu.

Sebanyak 50 orang tewas termasuk seorang warga negara Indonesia bernama Lilik Abdul Hamid, yang merupakan insinyur kapal terbang, dan telah bekerja selama 18 tahun di sana. Korban tewas baik lelaki dan perempuan termasuk anak-anak. 

Kala itu, sikap Jacinda Ardern dalam merespons teror menuai pujian dari dunia bahkan Pemimpin Spiritual Tibet, Dalai Lama.

Responsif menghadapi virus corona

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern berpartisipasi dalam debat yang disiarkan televisi dengan pemimpin Partai Nasional Judith Collins di TVNZ di Auckland, Selandia Baru, 22 September 2020. [Fiona Goodall / Pool via REUTERS]

Jacinda Ardern menjadi salah satu pemimpin dunia yang responsif dalam menatasi virus corona pada saat pertama kali merebak. Akibat virus Corona, pemerintah Selandia Baru memutuskan untuk membatalkan upacara berkabung tragedi penembakan di masjid Christchurch. 

Sebab, acara yang dijadwalkan berlangsung itu diprediksi akan dihadiri banyak orang, baik dari dalam maupun luar negeri. Pemerintah setempat khawatir hal itu malah akan mempercepat penyebaran virus Corona di Selandia Baru.

"Ini adalah keputusan yang pragmatis. Kami sangat sedih harus membatalkan acara ini. Tapi, dalam suasana berduka ini, jangan sampai kita malah menciptakan resiko baru," ujar Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 14 Maret 2020.

Menjalin hubungan dengan presenter televisi

Jacinda Ardern, mengumumkan pertunangannya dengan Clarke Gayford, kekasih yang sudah lama dipacari. Juru bicara Ardern, Andrew Campbell pada Jumat, 3 Mei 2019, mengatakan pertunangan itu terjadi saat libur Paskah. 

Gayford, 41 tahun, adalah seorang pembawa acara tentang memancing di sebuah televisi. Bersama Ardern, keduanya telah memiliki seorang putri Neve Te Aroha, 10 bulan.

Gayford dan Ardern bertemu enam tahun lalu ketika Gayford komplain ke seorang anggota parlemen mengenai perubahan proposal Partai Nasional demi mengamankan legislasi. Namun yang terjadi, di parlemen itu Gayford berjumpa dengan Ardern, seorang politikus yang sedang naik daun dari Partai Buruh. Keduanya lalu lanjut minum kopi hingga memutuskan hidup bersama.    

Di Selandia Baru, Gayford memandu acara televisi bertajuk ‘Ikan Hari Ini’. Acara ini mengharuskan Gayford berkeliling wilayah Pasifik, memancing dan menemukan resep memasak untuk ikan tangkapannya. Acara televisi ini telah dijual ke 20 negara dan memenangkan sebuah penghargaan di Festival Film Internasional Houston pada 2016. 

Kerja sambil momong anak

Jacinda Ardern melahirkan seorang anak perempuan tahun 2018 pada usia 38 tahun. Dia menjadi perdana menteri pertama dalam sejarah Selandia Baru yang mengambil cuti hamil. Pascacuti, Ardern tak sungkan membawa putrinya saat berdebat di ruang parlemen, juga berenang dengan anak-anak anggota parlemen lainnya.

Saat meninggalkan kediamannya di Auckland untuk kembali ke ibu kota Wellington, pasangan Ardern yaitu Clarke Gayford akan sepenuhnya mengasuh anak mereka. Sementara itu Jacinda Ardern kembali bekerja di parlemen.

Jacinda Ardern mengatakan dalam wawancara media bahwa putrinya yang bernama Neve Te Aroha, juga akan ikut bepergian dengannya untuk saat ini karena dia menyusui. Putri pertamanya itu juga akan menemaninya saat berkunjung ke New York untuk menghadiri rapat Majelis Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

Baca: Profil Sanna Mirella Marin, Perempuan Perdana Menteri Termuda

SITA PLANASARI | DEWI RINA CAHYANI | REUTERS | CHANNEL NEWSASIA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."