7 Cara Menambah Keintiman dengan Pasangan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi pasangan. Freepik.com

Ilustrasi pasangan. Freepik.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Apakah akhir-akhir ini kamu dan pasangan merasa jauh, padahal berada di satu ruangan? Atau merasa koneksi terputus saat mengobrol santai. Bisa jadi keintiman di antara kalian berdua menurun. Jika itu yang sedang terjadi, kuncinya adalah komunikasi. Ketahui pula ada sederet cara menambah keintiman dengan pasangan.

Menurut terapis hubungan Lia Avellino, meningkatkan keintiman dengan pasangan tak melulu soal di atas ranjang dan sentuhan fisik lainnya. Komunikasi terbuka dan mencoba berpikir dengan cara pandang pasangan juga berperan penting dalam mempererat keintiman. Sementara pakar hubungan Minaa menyebutkan jangan menghindar dari pertengkaran juga cara memperkuat keintiman yang melemah.

Untuk selengkapnya, berikut 7 cara menambah keintiman dengan pasangan menurut para pakar hubungan. 

1. Fokuslah untuk Lebih Dihormati daripada Disukai

Ingin disukai adalah hal yang wajar, terutama oleh orang yang kamu cintai. Tetapi membiarkan tujuan disukai mendikte sebagian besar atau semua tindakan kamu dapat membuat kamua merasa tidak terpenuhi secara pribadi.

Sebab kamu terlalu fokus pada kebutuhan orang lain untuk mengatasi kebutuhan kamu sendiri. Walhasil, kamu membenci orang lain, meninggalkan ketidaksepakatan yang tak terucapkan.

Untuk menghindari kondisi itu, terapis hubungan Lia Avellino, LCSW, menyarankan untuk tidak mencari penegasan dari orang lain sebanyak rasa hormat mereka.

Sebaiknya bertindak selaras dengan nilai-nilai pribadi kamu alih-alih bertindak hanya untuk menyenangkan orang lain sekalipun pasangan. Hal itu akan memperkuat fondasi hubungan sekaligus keintiman dengan pasangan. 

2. Jangan Menghindar dari Pertengkaran

Bila kamu adalah seseorang yang cenderung menghindari konflik dengan cara apa pun, kamu mungkin menjadi sumber konflik, menurut terapis hubungan Minaa.

Tidak mengungkapkan perasaan kamu secara langsung dengan alasan demi kedamaian, sebenarnya itu hanya menciptakan ruang untuk kebingungan. Pasangan tidak akan dapat mengetahui apa yang mengganggu kamu atau bagaimana perasaan kamu yang sebenarnya, yang memutus setiap kesempatan untuk memperkuat keintiman.

Jauh lebih efektif untuk mengatakan apa yang kamu rasakan dan terima kemungkinan pertengkaran ketimbang merahasiakan kekhawatiran kamu. Ingatlah, pertengkaran tak selalu buruk. Jika dilakukan secara sehat, itu termasuk cara semakin mengenal pasangan.

3. Terhubung dengan Perasaan Pasangan

Nasihat hubungan yang umum mengatakan untuk menempatkan diri kamu pada posisi pasangan setiap kali terjadi konflik. Tetapi meskipun mungkin membantu membangun empati, itu bisa saja tak berhasil. Sebab bagaimana jika kamu tidak bisa merasakan atau bertindak dengan cara yang sama pada posisi pasangan? Jawabannya, teruslah berusaha. Sebab itu cara menambah keintiman dengan pasangan.

“Yang biasanya terjadi adalah, satu pasangan berbagi sesuatu yang membuat mereka kesal, tetapi itu bukanlah sesuatu yang akan membuat pasangan lainnya kesal, jadi sulit bagi orang kedua untuk menemukan kasih sayang, kesabaran, atau empati atas apa yang dialami orang pertama,” jelas psikolog hubungan Abby Medcalf.

Untuk menghindari percakapan buntu yang dihasilkan ("Tapi saya tidak akan menjawab seperti itu"), Dr. Medcalf menyarankan untuk berfokus pada perasaan yang diungkapkan pasangan kamu daripada situasi spesifiknya.

Misalnya, jika mereka mengomunikasikan bahwa mereka merasa tertekan karena situasi di tempat kerja, pertimbangkan, sebagai gantinya, saat kamu merasa tertekan oleh situasi yang berbeda. Dengan cara ini, kamu masih bisa berempati dengan stres mereka dan memvalidasi perasaan itu, terlepas dari bagaimana mereka sampai di sana.

4. Lebih Baik Tidur daripada Bertengkar hingga Larut Malam

Kita kerap mendengar selesaikan masalah sebelum pergit tidur. Namun, terapis hubungan Genesis Games menyarankan berbeda agar perdebatan tidak berlarut-larut di waktu istirahat. Ia menyarankan untuk pergi tidur dan memulai percakapan di waktu yang tenang untuk keduanya, daripada terus berdebat hingga dini hari. Mengorbankan waktu tidur untuk menyelesaikan sesuatu yang mungkin kamu terlalu lelah untuk atasinya bisa berujung sia-sia.

"Mencoba untuk melacak apa yang dikatakan pasangan kamu dan menawarkan tanggapan yang koheren [larut malam] dapat membuat kamu hanya mengatakan 'ya' atau menyetujui sesuatu dalam upaya untuk menenangkan mereka atau mengakhiri percakapan," kata Games.

Respons itu hanya membuat argumen lebih mungkin muncul lagi. Sedangkan, jika kalian berdua tidur dan menetapkan waktu yang disepakati bersama (pada siang hari) untuk menyelesaikan perselisihan, kamu akan mendapatkan keuntungan berupa istirahat dan kesempatan yang lebih baik untuk menyelesaikan konflik.

5. Tahan Godaan Memeriksa Kesetiaan Pasangan

Jika kamu merasa tidak aman atau insecure dengan hubungan, lalu terpikir untuk untuk menguji atau "memeriksa" kesetiaan pasangan, buang jauh ide itu.

Untuk yang belum tahu, gagasan "pemeriksaan loyalitas" viral di TikTok tahun ini ketika beberapa pengguna menyarankan agar siapa pun yang mempertanyakan integritas hubungan mereka harus meminta seorang teman untuk masuk ke DM pasangan mereka dan menggoda mereka. Jika pasangan mereka tak menggubris, mereka kemudian akan diyakinkan bahwa pasangan mereka sebenarnya setia kepada mereka.

Masalah utama dengan cara ini adalah adanya manipulasi, bahkan dapat membuat orang yang "lulus" ujian merasa malu bahwa pasangannya harus berusaha keras untuk "memverifikasi" hubungan mereka, menurut terapis pasangan Lee Phillips.

“[Pemeriksaan loyalitas] dapat menjadi racun dalam suatu hubungan karena dapat menciptakan perebutan kekuasaan atau perpecahan antara dua orang di mana satu pasangan tidak dapat dipercaya dan yang lain ingin dipercaya,” ujarnya

Kamu akan jauh lebih baik secara terbuka mendiskusikan masalah kepercayaan apa pun yang mungkin kamu alami dengan pasangan daripada pergi membuktikan dengan cara-cara manipulatif.

6. Gunakan Istilah Ambang Batas

Tugas sehari-hari bisa menjadi sumber konflik besar jika pasangan lebih berantakan atau lebih rapi dari kamu. Dalam skenario itu, pasangan yang lebih rapi kemungkinan besar melakukan lebih banyak tugas, sehingga membuat mereka merasa kesal terhadap pasangan yang lebih berantakan dan berujung pertengkaran.

Ketimbang bertengkar tanpa hasil tentang manfaat masing-masing dari kekacauan versus kerapian, cobalah berfokus pada alasan utama mengapa satu orang lebih berantakan daripada yang lain. Kenali ambang batas kemampuan masing-masing.

Menurut pakar komunikasi Sarah Riforgiate menggunakan istilah ambang batas ini akan menghilangkan tuduhan dan penilaian dari percakapan tentang pekerjaan rumah tangga. Misalnya, bukan karena pasangan kamu yang berantakan itu jorok atau mencoba menghancurkan hidup kamu, tetapi ambang batas mereka untuk kekacauan tinggi dan ambang Anda rendah.

Dengan mengingat garis dasar itu, kamu dapat mengajukan pertanyaan kepada pasangan seperti "Apakah kamu memperhatikan ada remah-remah di meja setelah kamu meninggalkan dapur tadi malam?") Ini salah satu cara memahami ambang batas kerapian mereka.

“Ketika kamu masuk ke dalam percakapan mencoba mempelajari sesuatu, bukan membuktikan sesuatu, itu membawa kalian berdua keluar dari perebutan kekuasaan yang dapat menyebabkan perkelahian,” kata Dr. Medcalf.

7. Bersikap Lembut

Banyak hubungan baik dibangun di atas dasar kebaikan. Tetapi untuk mengubah hubungan dari baik menjadi lebih intim sering membutuhkan tingkat kelembutan tertentu, yang menurut terapis trauma Kobe Campbell, LCMHC, adalah kasih sayang lembut yang sangat personal.

Penting untuk memahami bentuk perhatian yang disukai pasangan. Apakah itu menggosok punggung sebelum tidur atau teks "selamat pagi" atau sesuatu yang lain sama sekali, membutuhkan jenis keintiman dan kerentanan tertentu. Dan meluangkan waktu untuk mencapai level itu dengan pasangan adalah bagian dari alasan mengapa kelembutan bisa sangat bermanfaat untuk menambah keintiman.

Kalian berdua tidak akan cemas saat mengetahui kebutuhan spesifik masing-masing. "Kamu merasa lebih baik ketika kamu tahu kebutuhan kamu akan dipenuhi oleh seseorang yang senang mencintai kamu," tandasnya.

Baca juga: 7 Tanda Kamu dan Pasangan Kurang Quality Time

WELL+GOOD

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."