Inilah Faktor Jatuh Cinta dengan Seseorang, Menurut Penelitian

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi pasangan. Foto: Unsplash.com/Giorgio Trovato

Ilustrasi pasangan. Foto: Unsplash.com/Giorgio Trovato

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Beberapa di antara kita menganggap jatuh cinta sebagai fenomena yang spontan, acak, dan tidak terkendali. Namun, jatuh cinta bukan seperti itu. Jatuh cinta berada di bawah kendali kita. Cinta itu bertumbuh, bukan sesuatu yang instan. Ada dua faktor jatuh cinta dengan seseorang menurut makalah Arthur Aron dan rekan-rekannya pada tahun 1997 yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology.

Penelitian tersebut menggambarkan percobaan laboratorium yang membuat orang asing jatuh cinta dalam sesi 45 menit.

Setiap pasangan subjek memasuki lab dari pintu yang berbeda dan duduk saling berhadapan. Mereka kemudian harus menjawab 36 pertanyaan yang semakin intim, mulai dari “Apakah Anda ingin menjadi terkenal?” hingga “Kapan terakhir kali kamu menangis di depan orang lain?”

Tahap kedua percobaan melibatkan dua subjek yang saling menatap dengan tenang selama empat menit. Aron dan timnya membandingkan kelompok perlakuan ini dengan kelompok kontrol di mana pasangan juga bertemu selama 45 menit sesi, tetapi diizinkan untuk berinteraksi secara bebas.

Pasangan dalam kelompok perlakuan melaporkan perasaan kedekatan dan keintiman yang lebih kuat; satu pasangan bahkan menikah enam bulan setelah percobaan.

Apa yang membuat prosedur Aron begitu efektif dalam membangkitkan kedekatan, keintiman, dan akhirnya jatuh cinta? Yakni, komitmen dan harga diri. Ketika dua individu bertukar informasi intim satu sama lain, dua hal terjadi.

Yang pertama, pemancar informasi semacam itu memberi penerima kekuatan yang berpotensi digunakan untuk melawannya, terutama karena pemancar mengungkapkan detail yang biasanya tidak akan diberitahukan kepada orang asing.

Kekuatan di tangan penerima ini mendorong pemancar untuk bekerja lebih keras untuk mendapatkan simpati dari pasangannya. Keterbukaan berfungsi sebagai jaminan yang ditempatkan oleh pemancar di tangan penerima dengan janji untuk memberikan kesempatan yang lebih besar untuk hubungan, menghasilkan tingkat komitmen yang lebih tinggi di kedua belah pihak.

Komitmen seperti itu sangat penting untuk keberhasilan hubungan awal.

Kebanyakan kencan gagal berkembang menjadi hubungan yang serius bukan karena kurangnya kecocokan, melainkan karena kurangnya komitmen. Tanpa komitmen, pasangan yang sempurna pun pasti akan gagal. Perjodohan di mana pasangan menikah beberapa hari setelah bertemu satu sama lain untuk pertama kalinya tidak kalah stabil dari pernikahan cinta. Pasangan dalam pernikahan seperti itu tumbuh untuk mencintai satu sama lain setelah menikah karena mereka berkomitmen untuk menumbuhkan cinta satu sama lain

Kekuatan lain yang berperan dalam jatuh cinta menurut eksperimen Aron adalah harga diri. Sebagian besar faktor jatuh cinta dengan seseorang adalah jatuh cinta pada diri kita sendiri.

Dicintai membentuk kembali harga diri kita dan memperkuat kepercayaan diri kita pada keterampilan sosial, yang diperlukan untuk menjaga hubungan romantis. Saat berhasil dalam berkencan, kamu dan pasangan merasa diberdayakan. Sebaliknya, ketika gagal, kita frustrasi. Tapi jangan putus asa, pengalaman itu memotivasi kita untuk terus melatih keterampilan romantis, yang tanpanya kemungkinan bertumbuh menjadi jauh lebih kecil.

YOUR TANGO

Baca juga: 10 Tanda Kamu Sedang Terbuai Rasa Jatuh Cinta

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."