Negara Tetangga Daftarkan Kebaya ke UNESCO, Bagaimana dengan Indonesia?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Kebaya Brokat Terawang/Pinterest

Kebaya Brokat Terawang/Pinterest

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Singapura, bersama dengan Brunei, Malaysia, dan Thailand, akan menominasikan kebaya untuk dimasukkan dalam Daftar Perwakilan UNESCO Warisan Budaya Tak Benda. Kemanusiaan. Hal ini diungkapkan oleh Dewan Warisan Nasional (NHB) dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 23 November 2022.

Pendaftaran kebaya bersama tiga negara lainnya ini akan menjadian nominasi multinasional pertama Singapura, yang melibatkan empat negara. Nominasi multinasional untuk pakaian tradisional wanita, yang mewakili bagian penting dari warisan Melayu dan kota pelabuhan Singapura, juga mencerminkan perpaduan unik budaya di Asia Tenggara, pertama kali diusulkan dan dikoordinasikan oleh Malaysia.

Lalu bagaimana dengan respons pemerintah Indonesa dalam menyikapi kabar tersebut? Menurut Analis Sumber Sejarah Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Usman Manor awalnya pemerintah Malaysia dan Brunei Darussalam akan mengajukan nominasi bersama atau join nomination, lalu mengajak pemerintah Indonesia untuk sama-sama mengajukan kebaya dalam daftar perwakilan UNESCO. 

Pemerintah Indonesia pun merespons surat yang dikirimkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Luar Negeri dan tembusan ke Kemenko PMK. Secara umum, pemerintah Indonesia sangat mengapresiasi pihak Malaysia untuk pengajuan kebaya, jadi memang awalnya sudah ada ajakan dari pihak Malaysia, pertimbangan mereka ialah adanya kesamaan corak kebaya dengan Indonesia. 

Kebaya Brokat Ungu/Pinterest

"Menganggap bahwa pengajuan tersebut bisa menjadi jalan atau cara terbaik, karena kita sama-sama tahu kalau Indonesia sudah punya 12 jenis warisan budaya tak benda di UNESCO, proses pengusulan memakan waktu dua tahun, jika diusulkan bersama-sama maka akan mempermudah proses tersebut," ucap Usman saat dihubungi melalui WhatsApp Call, 26 November 2022. 

Usman juga memaparkan kalau pemerintah ingin mengajukan nominasi tunggal, prosesnya dimulai dari mengusulkan kebaya sebagai warisan budaya tak benda ke pemerintah daerah masing-masing dan dinas yang menangungi kebudayaan, setelah itu baru diajukan ke tingkat nasional. "Ketika pengajuan ke UNESCO butuh waktu sekitar dua tahun. Kalau misal ada perbaikan akan dikembalikan untuk diperbaiki, lantas menyelesaikan berkas-berkas yang dibutuhkan, setelah itu akan direview kembali," tambahnya. 

Mengapa review-nya lama? Sebab yang mengusulkan bukan hanya satu negara, ada negara lain yang turut mengajukan. "Kalau disetujui penetapannya paling cepat di bulan November 2024, itu juga kalau sudah tidak ada lagi perbaikan."

Kembali lagi ke awal mula kebaya akan diajukan secara bersama-sama dengan berbagai pertimbangan, mulai dari berasal dari rumpun yang sama hingga kesamaan corak atau motif. Ketika menyusulkan secara bersama-sama dengan negara lain berarrti memiliki komitmen yang sama, tetapi juga dilakukan oleh negara termaksud.

Selama proses informasi itu diterima, pemerintah mendapat masukan dari beberapa komunitas kebaya agar bisa berperan sebagai diplomasi budaya sebaiknya kebaya diajukan nominasi secara tunggal. Hal tersebut juga disampaikan di rapat dengar pendapat DPR beberapa waktu lalu. "Jadi Indonesia mengajukan sendiri dengan pertimbangan diplomasi budaya tersebut," imbuhnya. 

Hal tersebut merujuk pada Rencana Pembangunan Nasional 2020-2024 dan rencana kerja pemerintah 2022 di dalamnya terdiri program prioritas pemerintah, dengan lima program prioritas terkait budaya, yang salah satunya berisi mengenai pengembangan diplomasi kebaya. 

Untuk itu, dalam waktu dekat ini yang bisa dilakukan pemerintah ialah melakukan tinjau ulang, kajian mendalam bersama komunitas terkait, dan akademisi guna melengkapi kriteria yang ditetapkan oleh UNESECO, kelak hasilnya akan dijadikan acuan untuk masuk ke pengajuan tunggal. 

Sebagai informasi, beberapa waktu lalu sejumlah masyarakat Indonesia mendorong untuk didaftarkannya kebaya dalam warisan UNESCO. KBRI Washington DC bersama diaspora Indonesia melakukan kampanye Kebaya Goes to UNESCO. Sekitar 200 perempuan di wilayah Washington DC dan sekitarnya ikut meramaikan parade “Cantik Berkebaya" di kawasan National Mall, pusat kota Washington DC pada Minggu, 7 Agustus 2022.

Baca:Parade Kebaya di FFI 2022, dari Prilly Latuconsina Hingga Anya Geraldine

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."