Cara Memilih Daging Sapi Berkualitas dan Menyimpannya, Menurut Chef Vindex

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi daging sapi. Foto: Unsplash/PK

Ilustrasi daging sapi. Foto: Unsplash/PK

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Butuh rekomendasi cara memilih daging sapi berkualitas? Coba sontek kiat yang dibagikan Chef Vindex Tengker. Juri MasterChef Indonesia musim pertama itu mengungkapkan warna daging menjadi hal pertama yag diperhatikan.

"Jadi kalau milih daging yang bagus, dagingnya masih berwarna merah," kata Vindex saat dijumpai di Raffles Hotel, Jakarta Selatan, Rabu, 23 November 2022.

Basically memilih daging yang bagus itu yang merah, tidak slimy, baunya juga fresh gitu ya. Fresh daging. Itu saja sih yang penting yang perlu dilihat,” sambungnya.

Bicara soal proses pengempukan daging, ada dua metodenya, yakni metode wet aging, yang biasa dijual di supermarket serta dry aging yang biasa ditaruh di kulkas spesial.

"Makin lama mereka akan makin empuk. Ada proses tenderizer-nya di situ secara alami. Maka daging berwarna merah, tapi ini tidak berlaku buat dry age. Kalau dry age biasanya lebih hitam karena kering," katanya.

Untuk penyimpanan daging agar tetap terjaga kualitasnya, Vindex menyarankan untuk menyimpan di suhu kulkas jika daging ingin digunakan paling tidak dalam tiga hari. Namun, jika ingin lebih lama Vindex menyarankan untuk menyimpan daging di freezer.

“Kalau mau disimpan lebih lama mending di freezer. Jadi dia sudah tahan bisa sampai satu sampai dua bulan,” jelasnya.

Terakhir, Vindex juga menyarankan untuk membungkus daging dengan plastik wrap atau dengan wadah yang kedap udara. Dengan demikian, daging pun akan terjaga kualitasnya dan terhindar dari bakteri.

Baca juga: 6 Resep Olahan Daging Sapi Praktis, Ada Rawon Hingga Sogogi Muguk

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."