NAD Academy 2022 Dimulai, Ajang Munculnya Bintang Baru di Jagat Literasi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Komunitas literasi Nulis Aja Dulu menggelar field trip ke beberapa lokasi di Jawa tengah untuk bahan riset program NAD Academy 2022 pada 19-21 Agustus 2022/Foto: Doc. NAD

Komunitas literasi Nulis Aja Dulu menggelar field trip ke beberapa lokasi di Jawa tengah untuk bahan riset program NAD Academy 2022 pada 19-21 Agustus 2022/Foto: Doc. NAD

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaKomunitas Nulis Aja Dulu (NAD) yang selama ini concern pada bidang literasi telah meresmikan salah satu program andalan mereka bertajuk NAD Academy 2022.  NAD Academy adalah program inkubasi untuk para penulis terpilih di NAD yang digelar sejak 2020. Mekanismenya adalah mereka memantau pergerakan para penulis dari keseharian juga ajang-ajang kompetisi menulis yang mereka gelar.  

Menurut Public Relation NAD Academy 2022, Brigitta Innes, para akademia diseleksi oleh para admin NAD tanpa campur tangan dari pihak lain sehingga murni dari internal. Pertama, tulisan mereka sering muncul di grup dan sering dimuat di media massa. Kedua, aktif mengikuti event reguler setiap tahun, mulai dari Battle Challenge, 30 Hari Menulis, dan Fun Flash Fiction. 

Admin NAD, Brigitta Innes secara resmi membuka program NAD Academy 2022 pada Jumat, 19 Agustus 2022 di Kudus/Foto: Doc. NAD

"Nah, dari ketiga event tersebutlah kami menilai berdasarkan tulisan mereka, walau tidak harus melulu menjadi juara, tetapi tulisan mereka terlihat menonjol," ucap Innes saat ditemui di Kudus, Sabtu, 20 Agustus 2022.  Lalu, lanjut Innes, hal yang tidak kalah penting dan bisa mengurangi penilaian ialah bagaimana menjaga attitude. "Salah satu hal yang kami lihat bagaimana mereka menjadikan media sosial bukan untuk hal-hal drama atau menyebar hoaks misalnya," ucap Innes. 

Lalu, siapa saja para NAD Academy 2022 terpilih? Alfian N. Budiarto, Biru Samudera Dia Nana, Hasan Aoni, Oberheim Zildjian Harahap, Ocha Lewar, Puput Sekar, Puspa Seruni, Shalihah S Prabarani, dan Yuke Neza. Kegiatan para akademia kali ini dimulai dari pendalaman materi melalui perjalanan riset atau field trip ke beberapa daerah. Mulai dari mengunjungi PT Sukun Wartono Indonesia, PT Djarum, Museum Kretek, Museum Jenang di Kudus, perkebunan tembakau di Temanggung, dan perkebunan teh di Wonosobo. 

Komunitas literasi Nulis Aja Dulu menggelar field trip ke beberapa lokasi di Jawa tengah untuk bahan riset program NAD Academy 2022 pada 19-21 Agustus 2022/Foto: Cantika

"Dari beberapa daerah yang dikunjungi tersebut diharapkan mereka bisa riset dan bertemu langsung dengan orang-orang di lapangan yang akan menunjang karya mereka nanti," lanjut Innes yang juga menjadi salah satu admin NAD. 

Selama proses inkubasi yang para akademia lalui, mereka juga akan didampingi oleh para mentor mulai dari Hermawan Aksan, Kurnia Effendi, Iksaka Banu, Mohamad Sobary, dan Triyanto Triwikromo. Kemudian, mereka juga akan didampingi para fasilitator seperti Awi Chin, Felix Nesi, dan Anggraini Rani Adityasari. 

Sementara itu, menurut salah satu mentor, Kurnia Effendi dalam materi yang disampaikan kepada akademia, dalam menyusun sebuah cerita khususnya novel, tidak cukup hanya dibuat beberapa hari dengan riset seadanya. "Banyak sekali elemen yang dibutuhkan agar menjadi karya yang baik, mulai dari riset mendalam, pengembangan karakter setiap tokoh, hingga bagaimana menghadirkan alur cerita yang menarik," ucapnya

Komunitas literasi Nulis Aja Dulu menggelar field trip ke beberapa lokasi di Jawa tengah untuk bahan riset program NAD Academy 2022 pada 19-21 Agustus 2022/Foto: Doc. NAD

Kelak, para akademia terpilih ini tidak hanya mengerjakan tugas mereka dengan kurun waktu sampai akhir tahun nanti. Namun, mereka juga akan menjadi Brand Ambassador NAD untuk literasi. "Maka, pada saat novel ini selesai tercetak, kami juga akan melakukan road show untuk memperkenalkan karya mereka. Tentu saja, kami akan menjadikan mereka perpanjangan tangan kami untuk menyampaikan pesan dan semangat literasi kepada orang-orang di sekitar mereka," sambung Innes. 

Harapan NAD kepada akademia seperti yang dikatakan Innes, tentu saja pihaknya akan terus mendampingi mereka untuk menggaungkan semangat literasi kepada siapa pun. "Paling tidak, mereka bisa menjadi duta literasi bagi orang-orang terdekatnya. Walaupun jalan menuju ke sana tidak mudah, tetapi kami akan terus berusaha mewujudkannya," pungkas dia. 

Sebagai informasi lebih lanjut, NAD Academy angkatan pertama 2020 telah menghasilkan tujuh penulis yang buku-bukunya sedang proses cetak dan PO bekerjasama dengan Pastel Books (Mizan), mereka adalah Eki Saputra, Prima Taufik, Windy Marthinda, Rahmat Hidayat, Erlyna, Tazkia Irsyad, dan Jenny Seputro.

Baca: Warnai Jagat Literasi, Komunitas Nulis Aja Dulu Meluncurkan NAD Academy 2022

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."