4 Cara Menikmati Waktu dengan Gaya Hidup Slow Living Ala Sejauh Mata Memandang

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Membuat Tempe Kedelai Lokal bersama Sekolah Pagesangan/Sejauh Mata Memandang

Membuat Tempe Kedelai Lokal bersama Sekolah Pagesangan/Sejauh Mata Memandang

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Gaya hidup slow living atau gaya hidup lambat saat ini masih cukup asing bagi masyarakat perkotaan. Salah satu alasannya karena dunia yang sekarang serba digital, menuntut mereka untuk terus bergerak, bekerja, dan berprogres serba cepat.

Padahal dengan menjalani slow living bukan berarti tidak berprogres, namun kita bisa lebih fokus dan menikmati proses yang dijalankan dengan kecepatan yang tepat di kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, Sejauh Mata Memandang menghadirkan “Sejauh Rumah Kita” di Yogyakarta, sebagai tempat berbagi ilmu serta berbagai tips dalam merawat bumi dengan melibatkan berbagai komunitas di Yogyakarta yang telah menjalani slow living, melalui kegiatan bertajuk Belajar Bersama yang rutin diadakan setiap hari Sabtu yang dibagi dalam dua sesi, pagi dan sore.

Beberapa kegiatan Belajar Bersama yang telah diadakan oleh Sejauh Mata Memandang dan komunitas slow living di Yogyakarta antara lain adalah mendaur ulang kaos, menggambar dan mewarnai, membuat sabun cuci ramah lingkungan, merangkai bunga sembari mencatat cerita, membuat tote bag ecoprint, mengenal teh Jawa dan Sumatra serta belajar memasangkan teh, dan juga membuat tempe kedelai lokal.

Simak beberapa kegiatan gaya hidup slow living di Sejauh Rumah Kita:

1. Temu Terapeutik Merangkai Bunga sembari Mencatat Cerita bersama Sporadies Botanical Lab & Klub

Sejauh Mata Memandang menggandeng Sporadies Botanical Lab & Klub dalam kegiatan Belajar Bersama yang diadakan pada hari Sabtu (30/07/2022) sesi pagi, yaitu merangkai bunga sembari mencatat cerita.

Pada kegiatan Belajar Bersama di “Sejauh Rumah Kita” ini, Pendiri Sporadies Botanical Lab & Klub Risa Vibia mengenalkan bunga-bunga yang dibawanya kepada seluruh peserta dan mengajarkan mereka untuk merangkai bunga-bunga tersebut sembari mencatat cerita. Menurut Risa, merangkai bunga bisa menjadi kegiatan terapi seni seperti melukis atau merajut yang dapat membantu psikis seseorang menjadi lebih baik karena bermain dengan warna, desain, dan bentuk sehingga lebih personal.

Sporadies adalah sebuah komunitas yang didirikan oleh Risa pada tahun 2021 dengan menghadirkan lokakarya merangkai bunga dan juga ruang belajar mengenai keanekaragaman flora sebagai bentuk apresiasi kepada alam dan penciptanya serta relasi antar makhluk hidup dengan isu-isu yang ada di dalamnya seperti penyelamatan kerusakan alam dan kepunahan flora.

2. Membuat Tote Bag Ecoprint dengan metode Pounding (Ketok) bersama Kastuba Indonesia

Di pekan ketiga kegiatan Belajar Bersama yang diadakan pada Sabtu 30 Juli 2022 sesi sore, Sejauh Mata Memandang mengundang Kastuba Indonesia untuk mengajarkan cara membuat tote bag ecoprint dengan menggunakan metode pounding atau ketok. 

Kastuba adalah sebuah label wastra pewarna alami yang dibentuk pada tahun 2020 oleh Herdina Rizki Damayanti dan dinaungi oleh Migunani Group yang memiliki bisnis inti pertanian. Produk yang dihasilkan berupa kain ecoprint, kain jumputan dan kain shibori yang menggunakan pewarna alami.

Pada kegiatan Belajar Bersama ini, para peserta diajarkan untuk berkreasi membuat tote bag ecoprint dengan daun yang diketok di atas kain sehingga menghasilkan motif yang cantik. Pertama-tama, daun direndam dalam larutan tunjung atau bahan pengunci pewarna alami. Lalu, daun diletakkan di atas tas kain sesuai dengan kreatifitas. Dan terakhir, daun dipukul-pukul dengan palu hingga warnanya menempel pada tas kain dan membentuk motif.

3. Mengenal Teh Jawa dan Sumatra dan Memasangkan Teh bersama Klub Masak Sirja

Klub Masak Sirja, sebuah komunitas masak plant-based yang didirikan oleh Chef Tiko Sukarso, Produser Tarlen Handayani, dan Chef Ferdian Lie, turut menghangatkan “Sejauh Rumah Kita” melalui kegiatan Belajar Bersama yaitu mengenal teh Jawa dan Sumatra yang diadakan pada hari Sabtu 6 Agustus 2022 untuk sesi pagi. 

Pada kegiatan Belajar Bersama ini, Klub Masak Sirja menyajikan dan mengajak para peserta untuk mencicipi cita rasa teh oolong asal Bukit Barisan Sumatra, teh oolong hasil pegunungan Halimun dan Salak di Jawa Barat, serta olahan teh hijau dari Bumi Parahyangan yang tersohor. Klub Masak Sirja juga menyajikan kudapan sandwich olahan krim keju fermentasi kacang mete sebagai pasangan minum teh yang merupakan hasil perkebunan di Blora dan Karangasem serta selai kacang istimewa yang diolah oleh Chef Ferdian Lie yang terbuat dari kacang tanah hasil panen Sekolah Pagesangan, sebuah komunitas asal Gunungkidul, DIY.

“Kami sangat mengapresiasi kehadiran ‘Sejauh Rumah Kita’ sebagai tempat belajar gaya hidup slow living, mengadopsi hidup yang lebih sehat dan ramah lingkungan, terutama sebagai tempat untuk orang kota belajar jatuh cinta pada kearifan lokal yang sering terabaikan melalui kegiatan-kegiatan yang menyenangkan seperti yang dilakukan oleh Klub Masak Sirja dan komunitas slow living lainnya di Yogyakarta,” kata Tiko Sukarso, Pendiri Klub Masak Sirja.

4. Membuat Tempe Kedelai Lokal bersama Sekolah Pagesangan

Pada kegiatan Belajar Bersama hari Sabtu 6 Agustus 2022 sesi sore, Sejauh Mata Memandang menggandeng Sekolah Pagesangan, sebuah komunitas asal Gunungkidul, DIY, yang dibentuk sejak tahun 2008 dan menggunakan model pendidikan kontekstual yang berpusat pada pertanian dan pangan untuk pemberdayaan. Komunitas ini mengajak warga lokal, khususnya anak-anak, untuk belajar bertani, berkebun, dan berwirausaha.

Dalam kegiatan Belajar Bersama ini, para peserta difasilitasi bahan-bahan serta alat untuk belajar dan praktik membuat tempe kedelai lokal hasil panen Sekolah Pagesangan. Diharapkan para peserta dapat mempraktikkan pembuatan tempe di rumah secara mandiri.

Diah Widuretno, Pendiri Sekolah Pagesangan, menjelaskan melalui kegiatan Belajar Bersama ini, timnya berharap peserta dapat melepaskan ketergantungan pada impor pangan serta berdaya secara ekonomi dengan mengolah makanannya sendiri, contohnya seperti membuat tempe. "Keterampilan ini juga dapat membantu kita untuk bertahan dari bencana iklim dan pangan yang bisa saja terjadi di masa depan,” katanya.

“Sejauh Rumah Kita” dibuka setiap hari untuk umum mulai tanggal 8 Juli hingga 4 September 2022. Berminat mengikuti berbagai kegiatan slow living lainnya? 

Baca: Sejauh Mata Memandang bagi Tips Ramah Lingkungan, Mulai dari Pakaian

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."