Berkebun Bikin Pikiran Lebih Tenang dan Santai

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi suami istri berkebun. shutterstock.com

Ilustrasi suami istri berkebun. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sebuah studi dari University of Kent’s Durrell Institute of Conservation and Ecology (DICE) mengungkapkan bahwa menghabiskan waktu di luar untuk mencium hal-hal di alam dapat membantu orang-orang merasa santai dan bertambah kesejahteraannya.

Studi sebelumnya, seperti dikutip dari Medical Daily, Rabu 10 Agustus 2022, menunjukkan alam berkontribusi pada kesejahteraan fisik, emosional, dan mental orang. Inilah sebabnya berkebun dapat membantu memberikan relaksasi dan ketenangan pikiran.

Tak hanya itu, aroma alam juga bermanfaat. Para peneliti menemukan aroma mempengaruhi berbagai jenis kesejahteraan manusia, terutama fisik.

Tidak adanya bau juga dianggap dapat meningkatkan kesehatan fisik karena artinya lingkungan bersih tanpa polusi atau bau tak sedap yang terkait dengan daerah perkotaan.

Hal ini memungkinkan orang lebih tenang, berkurang stres dan kadar kortisol di dalam tubuhnya. Kadar kortisol yang tinggi sering dikaitkan dengan penyakit tertentu.

Menurut studi, para partisipan menciptakan hubungan yang bermakna dengan aroma tertentu, yang mempengaruhi kesejahteraan mereka dengan memicu reaksi emosional terhadap ingatan yang mereka buat.

Temuan penelitian juga menunjukkan aroma membangkitkan ingatan terkait aktivitas masa kecil yang biasa dilakukan partisipan. “Alam menawarkan pengalaman multisensori, dan penelitian kami menunjukkan potensi signifikansi aroma untuk kesehatan,” kata peneliti studi Dr Jesscica Fisher.

Dia mengatakan temuan studi dapat menjadi masukan bagi spesialis kesehatan masyarakat, pembuat kebijakan, dan perencana lanskap yang ingin meningkatkan kesejahteraan orang-orang melalui alam.


Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."