Pilih Daging Sapi dengan Minim Kolesterol untuk Hidangan Idul Adha

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi daging sapi beku. squarespace.com

Ilustrasi daging sapi beku. squarespace.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Banyaknya hidangan daging dalam perayaan Idul Adha mungkin membuat beberapa orang was-was dengan kondisi kolesterol yang bisa meningkat. Chef Budi Sutomo berbagi trik dalam memilih daging sapi yang lebih sehat dan minim kolesterol untuk dihidangkan sebagai menu di Hari Raya Kurban. "Untuk konsumsi daging yang lebih aman, bisa memilih daging sapi bagian sirloin atau tenderloin yang memiliki kadar lemak lebih rendah. Selain itu perlunya pengolahan yang baik menggunakan bahan-bahan masakan yang aman," kata Budi melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta pada Jumat 8 Juli 2022.

Untuk pengolahan, Budi menyarankan penggunaan minyak zaitun, minyak bunga matahari atau minyak jagung yang memiliki kadar kolesterol lebih rendah dibandingkan minyak kelapa sawit atau mentega.

Selain itu, Budi berbagi tips agar hidangan daging menjadi lebih sehat sebaiknya hidangan yang disajikan dilengkapi dengan menu sayur seperti campuran salad, atau daging yang diolah dengan sayur menjadi kaserol panggang atau kukus. Hal ini bertujuan untuk menghindari kadar lemak yang berlebih dari proses pengolahan panganan. "Dengan menerapkan pola gizi seimbang maka hari raya Idul Adha dapat menjadi lebih sehat, maka harus diimbangi asupan daging dengan buah dan sayuran,” katanya.

Dia pun mengatakan untuk menghindari konsumsi daging olahan seperti sosis, nugget, daging asap dan daging olahan lainnya yang dinilai tinggi garam.

Kolesterol 

Ahli gizi masyarakat, Dr. Tan Shot Yen mengatakan bahwa selain faktor stres, konsumsi lemak jenuh dari produk olahan juga dapat berimbas pada meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh. Tidak hanya kolestrol, produk olahan juga memiliki resiko penyakit berbahaya lainnya. “Daging olahan seperti sosis, bacon, daging asap dan sebagainya dapat meningkatkan risiko kanker terutama kanker usus besar,” kata Dr. Tan Shot Yen melalui pesan singkat pada Jumat 8 Juli 2022.

Sejumlah proses mengolah daging dinilai Tan Shot Yen yang tidak sehat ditambah penyajian dengan porsi gizi yang tidak imbang serta mengandung tinggi karbohidrat dan tinggi gula, juga bisa berakibat pada kegemukan. “Daging yang dibakar atau digoreng dengan suhu tinggi dapat mengeluarkan akrilamida, polisiklik aromatik hidrokarbon yang dapat menimbulkan karsinogen (senyawa berbahaya penyebab kanker),” katanya.

Tan Shot Yen juga mengatakan bahwa penyajian daging dengan cara diolah menjadi menu tongseng, gulai, rendang, asam padeh hingga kari masih diperbolehkan tapi tidak dikonsumsi secara berlebihan. “Asal santan tidak dihangatkan berulang-ulang ya, dan daging steak welldone tidak gosong,” tambah dia.

Lebih lanjut Tan Shot Yen mengatakan bahwa perihal hipertensi maupun kolesterol tidak selalu karena daging merah namun ada dua faktor lain. Yang pertama adalah faktor yang tidak bisa diubah seperti genetik, usia dan jenis kelamin, kemudian faktor yang dapat diubah yaitu gaya hidup dan pola makan. "Cara mengendalikan hipertensi bisa dilakukan dengan periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter, kemudian atasi hipertensi dengan pengobatan yang tepat dan teratur, tetap diet dengan gizi seimbang, upayakan aktivitas fisik dengan aman dan menghindari alkohol dan zat karsinogenik lainnya," kata Tan Shot Yen.

Baca: Idul Adha Segera Tiba, Dokter: Jangan Makan Berlebihan Saat Hari Raya

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."