Revlon Indonesia Tepis Isu Pailit, Bahan Baku dan Penjualan Lancar

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Revlon merayakan 9 dekade yang diwujudkan dalam fashion show bertajuk kampanye #RevlonIsMe di Kota Kasanlanka, Rabu 6 Juli 2022/Foto: Cantika

Revlon merayakan 9 dekade yang diwujudkan dalam fashion show bertajuk kampanye #RevlonIsMe di Kota Kasanlanka, Rabu 6 Juli 2022/Foto: Cantika

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Revlon, perusahaan kosmetik multinasional yang berusia 90 tahun belakangan ini dilaporkan telah mengajukan perlindungan kebangkrutan karena terbebani oleh meningkatnya utang, gangguan rantai pasokan global, dan saingan baru.

Dengan nama-nama series Almay dan Elizabeth Arden, Revlon telah menjadi andalan di rak-rak toko kosmetik selama beberapa dekade. Merek ini juga perusahaan yang mendobrak batasan ras dan menempatkan supermodel seperti Iman, Claudia Schiffer, Cindy Crawford, dan Christy Turlington.

Namun, perusahaan yang nyaris bangkrut ini telah berjuang selama beberapa tahun terakhir, dengan utang yang menjerat, persaingan kian meningkat, dan kegagalan untuk mengimbangi perubahan standar kecantikan.

Perusahaan asal New York City ini mengaku lambat mengikuti sebagian besar perempuan yang meninggalkan kosmetik mencolok seperti lipstik merah untuk mendapatkan warna yang lebih lembut mulai tahun tahun 1990-an. Dan selain saingan seperti Procter & Gamble, ia menghadapi persaingan yang meningkat dari lini kosmetik selebriti seperti Kylie Jenner's yang memanfaatkan pengikut media sosial mereka yang besar.

Deby Wibisana, GM Sales and Manager, Revlon Indonesia saat ditemui di kampanye #RevlonIsMe, di Kota Kasablanka, Rabu 6 Juli 2022/Foto: Cantika

Menanggapi isu yang beredar bahwa Revlon mendekati masa pailit, Deby Wibisana, GM Sales and Manager, Revlon Indonesia mengatakan jika Revlon Indonesia bisa dikatakan sebenarnya tidak ada hubungannya secara langsung yang di USA dengan Indonesia, karena pihaknya berada di bawah nauangan PT Tempo Scan Media. 

"Bisa dilihat jika kami mengadakan event ini dengan cukup meriah, mulai dari kampanye Bebas Tentukan Pilihan hingga peragaan busana yang mewakili semangat Revlon Indonesia," ucap Deby saat ditemui ditemui di kampanye #RevlonIsMe, di Kota Kasanlanka, Rabu 6 Juli 2022.

Perlu digarisbawahi, lanjut Deby, walau Revlon termasuk merek global, tetapi pihaknya memiliki manajemen sendiri jadi masih bisa memproduksi, termasuk di masa pandemi yang bahkan mengalami pertumbuhan. "Begitu pula dengan suplai bahan baku dan penjualan lancar, meski bahan ingredients memang ada dari luar tapi sejauh ini suplai masih aman," ungkap Deby memberi klarifikasi. 

Berdasar kekhawatiran itu, sederet strategi ia kemas salah satunya dengan menggandeng Guardian sebagai salah satu beauty channel diharapkan bisa terus meningkat. "Termasuk nail sebagai salah satu produk yang diunggulkan, bahkan termasuk baik penjualannya, Bisa dibilang kan kami termasuk pioner untuk nail." 

"Kami optimis dengan terus mengembangkan produk dan kampanye diversity bisa disukai dari berbagai usia, termasuk di masa sekarang. Kami berharap bisa ada terus sampai 90 tahun mendatang," pungkasnya optimis. 

Baca: Revlon Mau Bangkrut, Persaingan Makin Ketat dan Terjerat Utang

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."