Bicara Soal Aborsi, Meghan Markle Teringat Masa Terpuruknya saat Mengalami Keguguran

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Meghan Markle tampil dalam konser Global Citizen 2021 di Central Park, New York, AS, 25 September 2021. Meghan yang hadir bersama sang suami, Pangeran Harry, mempromosikan kesetaraan akses vaksin Covid-19 untuk seluruh penduduk dunia. REUTERS/Caitlin Ochs

Meghan Markle tampil dalam konser Global Citizen 2021 di Central Park, New York, AS, 25 September 2021. Meghan yang hadir bersama sang suami, Pangeran Harry, mempromosikan kesetaraan akses vaksin Covid-19 untuk seluruh penduduk dunia. REUTERS/Caitlin Ochs

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -  The Duchess of Sussex, Meghan Markle berbicara dengan Gloria Steinem dan jurnalis Jessica Yellin menyusul keputusan Mahkamah Agung untuk menghilangkan hak konstitusional untuk aborsi dalam majalah Vogue diterbitkan pada Selasa, 28 Juni 2022.

"Saya berpikir betapa beruntungnya saya bisa memiliki kedua anak saya," kata Meghan. "Saya tahu bagaimana rasanya memiliki hubungan dengan apa yang tumbuh dan mengalir dalam tubuh Anda. Apa yang terjadi dengan tubuh kita begitu pribadi," ucapnya. 

Ibu dari putra berusia 3 tahun Archie Harrison dan putri berusia 1 tahun Lilibet Diana bersama suaminya Pangeran Harry melanjutkan, "Saya tahu seperti apa rasanya keguguran, yang telah saya bicarakan di depan umum. Semakin kita menormalkan percakapan tentang hal-hal yang memengaruhi kehidupan dan tubuh kita, semakin banyak orang akan memahami betapa pentingnya memiliki perlindungan dalam diri kita. 

Setahun sebelum menyambut putrinya Lili, Meghan mengalami keguguran. Dia membuka tentang pengalaman dalam akun yang ditulis di New York Times. "Kehilangan seorang anak berarti membawa kesedihan yang hampir tak tertahankan, dialami oleh banyak orang tetapi dibicarakan oleh sedikit orang," tulis perempuan 40 tahun ini pada November 2020.

The Duchess of Sussex bercerita bahwa pagi di bulan Juli "dimulai seperti biasa seperti hari-hari lainnya. "Buat sarapan. Beri makan anjing. Minum vitamin. Temukan kaus kaki yang hilang. Ambil krayon yang di bawah meja. Mengikat rambutku dengan kuncir kuda sebelum mengeluarkan putraku dari tempat tidurnya," kenang Meghan.

"Setelah mengganti popoknya, saya merasakan kram yang begitu kuat. Saya jatuh ke lantai dengan dia di lengan saya, menyenandungkan lagu pengantar tidur untuk membuat kami berdua tetap tenang, nada ceria sangat kontras dengan perasaan saya bahwa ada sesuatu yang tidak beres," lanjutnya. "Saya tahu, saat saya mencengkeram anak sulung saya, bahwa saya kehilangan anak kedua saya."

Menurutnya, tidak seorang pun harus dipaksa untuk membuat keputusan yang tidak ingin mereka buat, atau tidak aman, atau membahayakan nyawa mereka sendiri," katanya. "Terus terang, apakah itu seorang perempuan yang ditempatkan dalam situasi yang tidak terpikirkan, seorang perempuan yang tidak siap untuk memulai sebuah keluarga, atau bahkan pasangan yang pantas untuk merencanakan keluarga mereka dengan cara yang paling masuk akal bagi mereka, ini tentang pilihan."

Meghan juga meminta pria untuk menjadi bagian dari percakapan. "Laki-laki harus vokal pada saat ini dan seterusnya karena ini adalah keputusan yang memengaruhi hubungan, keluarga, dan komunitas pada umumnya," katanya. 

Baca:  Serbadenim, Gaya Meghan Markle Dampingi Pangeran Harry Bermain Polo

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."