4 Fakta tentang Cacar Monyet

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi Cacar Monyet. shutterstockcom

Ilustrasi Cacar Monyet. shutterstockcom

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaCacar monyet atau monkeypox merupakan suatu penyakit langka yang biasanya ditemukan di Afrika Tengah dan Barat, telah terdeteksi di beberapa negara dalam penyebaran yang tidak biasa. Para ilmuwan sedang mencoba untuk memahami mengapa penyakit tersebut menyebar di luar tempat di mana biasanya ditemukan.

Setelah sebelumnya kasus tersebut terdeteksi di Texas pada bulan Juli lalu, saat seorang pelancong telah melakukan perjalanan ke Nigeria. Sementara itu, dalam beberapa tahun terakhir juga ada sejumlah laporan kasus cacar monyet yang diekspor muncul di seluruh dunia. Untuk itu, di bawah ini terdapat beberapa fakta terkait cacar monyet yang menjadi wabah di Amerika Serikat dan Eropa. 

1. Cacar monyet

Cacar monyet atau monkeypox adalah virus zoonosis (virus yang ditularkan ke manusia dari hewan) dengan gejala yang mirip dengan yang terlihat pada pasien cacar, meskipun secara klinis tidak terlalu parah. Dengan pemberantasan cacar pada tahun 1980 dan penghentian selanjutnya dari vaksinasi cacar, cacar monyet telah muncul sebagai orthopoxvirus yang paling penting bagi kesehatan masyarakat. 

2. Cara penyebaran

Tidak seperti Covid-19, yang sangat menular, cacar monyet biasanya tidak mudah menyebar di antara manusia. Cacar monyet menyebar melalui tetesan pernapasan ketika orang-orang melakukan kontak dekat, baik kontak langsung dengan lesi kulit atau cairan tubuh, serta kontak tidak langsung melalui pakaian atau tempat tidur yang terkontaminasi. Sebagian besar juga menyebar melalui seks dalam wabah saat ini, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.  

3. Gejala cacar monyet

Kebanyakan orang yang terkena cacar monyet memiliki gejala seperti flu ringan, demam, sakit punggung, dan ruam yang hilang dengan sendirinya dalam waktu dua hingga empat minggu. Ruam dimulai pada wajah dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya, termasuk alat kelamin. Ruam ini menampilkan bisul yang berisi nanah dan akhirnya mengeras dan rontok.  

4. Pengobatan cacar monyet

Pengobatan untuk cacar monyet sebagian besar bersifat suportif dan kebanyakan orang dapat sembuh tanpa pengobatan dalam beberapa minggu. Sementara itu, vaksin cacar monyet juga telah tersedia. Diketahui vaksin cacar dapat memberikan perlindungan hingga 85 persen. Vaksin, yang tidak diperjual belikan secara luas, tersebut dapat menjadi tameng untuk mengendalikan penyakit itu. 

“Cacar monyet ini bisa sembuh sendiri setelah 2-4 minggu pasca masa inkubasinya selesai. Penyakit ini akan sembuh sendiri tidak terlalu berat. Dari negara-negara yang melaporkan kasus monkeypox hanya sekitar 10 persen pasien dirawat di rumah sakit,” ucap Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril pada 24 Juni 2022 dalam laman resmi Kementerian Kesehatan.

Sampai saat ini belum ada kasus kematian yang disebabkan oleh monkeypox di negara-negara yang sudah melaporkan. “Kita diimbau untuk tetap tenang dan tetap waspada karena ini juga sangat menular dan membuat tidak nyaman bagi kita semua,” tuturnya.

Syahril mengatakan saat ini belum ada Monkeypox di Indonesia. Ada 2 laboratorium yang disiapkan oleh pemerintah untuk mendeteksi dini monkeypox yaitu Lab Pusat Studi Satwa Primata LPPM IPB Bogor, dan Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. Sri Oemiyati, BKPK, Jakarta.

Baca: Rekomendasi WHO bagi Pasien Cacar Monyet

DIAH RETNO ANDANI | WHO | INSIDER | STATNEWS

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."