Rekomendasi WHO bagi Pasien Cacar Monyet

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Laki-laki, 38 tahun, asal Nigeria, positif menderita penyakit monkeypox. Sumber: The Straits Times

Laki-laki, 38 tahun, asal Nigeria, positif menderita penyakit monkeypox. Sumber: The Straits Times

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaCacar monyet pertama kali ditemukan di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970. Cacar monyet atau monkeypox merupakan penyakit endemik pada manusia di sembilan negara Afrika.

Gejala awal cacar monyet termasuk demam tinggi, pembengkakan kelenjar getah bening dan ruam seperti cacar air. Nyeri otot, lesi, dan kedinginan adalah gejala umum cacar monyet.

Virus ini memiliki rasio kematian tiga hingga enam persen, meskipun kebanyakan orang pulih dalam tiga hingga empat minggu. Sebenarnya ada vaksin untuk menghadapi cacar monyet, tetapi persediaannya terbatas. Namun untuk sementara ini, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO tidak merekomendasikan vaksinasi massal terhadap penyebaran virus cacar monyet. 

Sejauh ini, WHO bagikan pedoman tentang perawatan, pencegahan dan pengendalian infeksi. Berikut adalah rekomendasi dari WHO tentang Monkeypox dilansir dari New Delhi TV.

  1. Orang dengan gejala harus mengisolasi diri di rumah dan berkonsultasi dengan petugas kesehatan, sementara anggota keluarga harus menghindari kontak dekat.
  2. Tindakan pencegahan ekstra harus diikuti saat menangani linen pembersih, permukaan rumah tangga dan selama pembuangan limbah pasien.
  3. Semua pasien disarankan untuk tidak melakukan aktivitas seksual sampai semua lesi kulit mengeras, koreng telah terlepas dan lapisan kulit baru terbentuk di bawahnya.
  4. Pasien dengan risiko tinggi seperti anak kecil, wanita hamil, dan mereka yang mengalami imunosupresi atau dengan infeksi berat atau rumit harus dirawat di rumah sakit untuk pemantauan lebih dekat dan perawatan klinis.
  5. Bayi baru lahir dari ibu yang terinfeksi harus terus dipantau, dan praktik pemberian makan bayi harus dinilai berdasarkan kasus per kasus.

Sejak Mei silam, lebih dari 1.000 kasus cacar monyet telah dilaporkan dari 29 negara non-endemi. Meski disebut risiko virus sedang, WHO sangat prihatin dengan risiko cacar monyet pada populasi yang rentan, termasuk anak-anak dan wanita hamil. Mari kita lebih waspada dan segera konsultasi dengan dokter jika alami gejala di atas.

Baca juga: Kenali Sebab dan Gejala Cacar Monyet

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."