5 Fakta Film Srimulat: Hil yang Mustahal

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Bio One, Elang El Gibran, dan Rano Karno dalam film Srimulat: Hil yang Mustahal. Foto: IG Hanung Bramantyo.

Bio One, Elang El Gibran, dan Rano Karno dalam film Srimulat: Hil yang Mustahal. Foto: IG Hanung Bramantyo.

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Film Srimulat: Hil yang Mustahal tayang perdana di bioskop pada 19 Mei 2022 setelah melalui proses syuting pada Desember 2021 hingga Januari 2022. Film ini dibintangi oleh Bio One, Elang El Gibran, Dimas Anggara, Ibnu Jamil, Teuku Rifnu Wikana, Erick Estrada, Zulfa Maharani, Morgan Oey, Rukman Rosadi, dan Erika Carlina. Disutradarai oleh Fajar Nugros, film ini mengangkat kisah grup lawak legendaris Tanah Air, yakni Srimulat.

Dikisahkan, nama Srimulat semakin menanjak melalui pertunjukan komedinya. Hingga pada suatu hari, para anggotanya pun memutuskan untuk mengadu nasib ke ibu kota. Namun, perjalanan mereka merintis karier nyatanya tak serta merta mulus. Ada kendala bahasa yang mesti mereka hadapi.

Di sisi lain, anggota Srimulat bernama Gepeng jatuh cinta dengan anak Babe Makmur. Sayangnya, Babe Makmur menganggap pekerjaan Gepeng tidak menjanjikan penghidupan yang baik. Untuk itu, Gepeng pun berusaha keras meyakinkan Babe Makmur agar ia bisa mendekati anaknya.

Bila Anda belum menonton filmnya, yuk cek lima fakta menarik Srimulat: Hil yang Mustahal yang sayang untuk dilewatkan

1. Angkat kisah grup lawak legendaris

Srimulat: Hil yang Mustahal menampilkan kisah perjalanan panjang grup lawak Srimulat yang telah melahirkan ratusan pelawak dari berbagai daerah di Indonesia. Film akan berfokus pada kisah Srimulat medio 1980-an di mana karier Srimulat mulai menanjak, sehingga menjadi grup pertama yang tampil di televisi nasional Indonesia.

2. Film biopik Srimulat pertama

Srimulat: Hil yang Mustahal menjadi film biopik pertama grup Srimulat sejak berdiri tujuh dekade silam. Para karakter yang berperan di dalamnya akan mendramatisasikan kehidupan beberapa anggota Srimulat berdasarkan sejarah yang terdiri dari Pak Teguh, Bu Djudjuk, Asmuni, Timbul, Gepeng, Nunung, Basuki, Tarzan, Paul dan Tessy.

Sebelumnya, pada 2013, telah dirilis film berjudul Finding Srimulat. Meski menggunakan nama besar Srimulat, film itu tidak secara spesifik membahas biografi Srimulat. 

3. Riset selama 4 tahun

Fajar Nugros selaku sutradara mengaku harus melakukan riset mendalam untuk menggarap film Srimulat: Hil yang Mustahal. Riset yang dilakukan selama hampir empat tahun itu dia lakukan mulai dari membaca artikel, tulisan ilmiah, hingga wawancara langsung dengan anggota Srimulat dan keluarganya. Hal itu dilakukan Fajar Nugros agar bisa menghidupkan karakter pemainnya senatural mungkin.

4. Totalitas para pemain

Untuk mendalami karakter para anggota Srimulat yang khas, beberapa pemain film Srimulat: Hil yang Mustahal melakukan berbagai upaya yang totalitas. Misalnya Bio One yang memerankan karakter Gepeng, dia diketahui menurunkan berat badannya dari 65 kilogram menjadi 58 kilogram.

Tak hanya itu, Bio One juga rela mengubah model rambut, gaya berbicara, hingga gesturnya agar lebih mirip dengan sosok Gepeng, termasuk mengunjungi istri mendiang Gepeng yang berada di Solo untuk lebih mengenal sosok pelawak yang memiliki ciri khas suara cempreng itu.

Selain Bio One, Ibnu Jamil yang memerankan karakter Tarzan juga dibantu oleh Tarzan langsung untuk mendalami karakternya. Begitupun dengan Zulfa Maharani. Dia menaikkan berat badannya hingga 6 kg untuk mendalami karakter sebagai Nunung. Selain itu, dia juga dibantu oleh Nunung langsung untuk pendalaman karakter sekaligus belajar dialog bahasa Jawa.

5. Rukman Rosadi sebagai penata akting

Untuk mendalami karakter para anggota Srimulat yang kuat, para pemain film Srimulat: Hil yang Mustahal ditata langsung oleh aktor sekaligus dosen teater Rukman Rosadi. Ada tantangan tersendiri bagi Rukman Rosadi melatih para pemain film Srimulat: Hil yang Mustahal.

Rukman mengatakan bahwa hampir seluruh aktor film tersebut adalah orang yang lahir dan besar di Jakarta, sehingga dia harus membuat para pemain bisa berperan sebagai orang-orang Jawa yang meyakinkan dalam film.

“Buset ini kan tokohnya Jawa semua, dan pemainnya dari Jakarta semua. Ini mampus banget buat saya bagaimana mendorong mereka untuk menjadi Jawa dulu baru kemudian ke karakter,” kata Rukman saat konferensi pers virtual belum lama ini.

Meski begitu, Rukman mengatakan bahwa para aktor bisa menangkap dan mengimbangi semua arahan yang dia berikan, sehingga kerja sama antara dirinya dan pemain pun bisa berjalan dengan baik. “Jadi enggak ada begitu saya memberi sesuatu, enggak ada umpan balik. Semua teman-teman yang jadi aktor disini memberikan umpan balik bahkan lebih dari yang saya sampaikan,” ungkap aktor yang berperan sebagai Pak Teguh itu.

Baca juga: 5 Fakta KKN di Desa Penari, Berlokasi di Banyuwangi?

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."