5 Mitos ASI untuk Bayi Baru Lahir yang Masih Banyak Beredar, Cek Faktanya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi menyusui. MomTricks

Ilustrasi menyusui. MomTricks

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Mitos dan fakta seputar pemberian ASI eksklusif banyak beredar di masyarakat, salah satunya adalah masih ada yang berpikir bahwa air susu ibu tidak cukup mengenyangkan bagi bayi. Dokter spesialis anak lulusan Universitas Padjadjaran Utami Roesli menjelaskan ada banyak mitos ASI menyesatkan yang dipercaya oleh para orang tua khususnya nenek dan kakek. Menurut Utami, edukasi atau pemberian informasi kepada para nenek sangat berperan penting sebagai bentuk dukungan agar bayi bisa mendapat ASI eksklusif.

Berikut 5 mitos soal ibu menyusui dan Air Susu Ibu (ASI) yang masih berseliweran di masyarakat

1. ASI Saja Tidak Cukup Penuhi Gizi Bayi di Bawah 6 Bulan

Mitos yang paling sering beredar di masyarakat adalah ASI saja tidak cukup sehingga harus ditambah dengan makanan seperti pisang dan susu formula pada usia 6 bulan pertama. "Faktanya produksi ASI sesuai dengan pengeluaran ASI, demand and supply. Jadi semakin dikeluarkan, semakin diproduksi. Meningkatkan produksi ASI juga dengan menyusui dan memerah ASI bukan dengan minum susu ibu menyusui," ujar dr. Utami dalam webinar pada Sabtu 23 April 2022.

2. Bayi Menangis Pasti Karena Lapar

Masih banyak pula orang yang beranggapan bahwa ketika bayi menangis setelah menyusu, berarti masih lapar dan gizinya kurang sehingga perlu ditambah dengan makanan lain. Menurut Utami, bayi menangis tidak selalu karena lapar, bisa saja ada faktor lain seperti diapers-nya yang tidak nyaman, ingin digendong dan lainnya. "Perhatikan tanda kalau bayi sedang lapar, dia akan menjulurkan lidah kayak melet-melet, mengecap-ngecap, kepalanya seperti mencari-cari puting. Jadi kalau nangis setelah menyusui bukan karena lapar," kata Utami.

3. Bayi perlu Segera Dilatih Minum dengan Dot

Mitos selanjutnya adalah bayi perlu dilatih minum dengan dot sebelum sang ibu masuk kerja. Faktanya adalah memperkenalkan dot pada bulan pertama dapat menyebabkan kesukaran menyusui atau bingung puting.

4. Ibu Menyusui Tidak Boleh Minum Kopi, Makan Seafood dan Makanan Pedas

Hal salah kaprah lain yang dipercaya oleh ibu dan orang tua adalah harus menghindari minum kopi, seafood dan makanan pedas. Ibu juga wajib minum susu khusus ibu menyusui supaya produksi ASI banyak. "Yang enggak boleh itu minuman keras dan rokok, karena apa? Dikatakan bahwa ketuban bayi itu rasanya seperti makanan ibunya. Gampangnya, ketuban sapi rasanya rumput, ketuban macam ya rasa daging," kata Utami.

"Jadi memang sudah dibiasakan makan makanan yang sama dengan ibunya. Misalnya kita menyusui bayi bule, kita makan sambel ya bayi bule akan mencret," lanjutnya.

5. Beri Susu Formula Bila ASI Ibu Tak Keluar di Hari Pertama Setelah Melahirkan

Mitos lain yang juga dipercaya oleh masyarakat adalah saat hari pertama setelah bayi dilahirkan dan ASI belum keluar, maka diperlukan tambahan susu formula supaya bayi tidak dehidrasi atau kuning.

Faktanya, bayi baru lahir mampu bertahan tanpa ASI selama 48-72 jam karena dibekali saat dalam kandungan. Syaratnya, disusui segera setelah lahir dan sering disusui pada hari-hari pertama, colustrum yang sedikit diperlukan untuk mematangkan usus. "Makanya perlu adanya IMD (inisiasi menyusui dini) minimal 1 jam setelah lahir, diletakkan di dada ibunya. Kolostrum yang keluar setetes dan dua tetes saat baru lahir ini, dibutuhkan bukan buat makanan tapi untuk mematangkan usus," kata Utami.

Baca: 10 Mitos yang Salah Tentang ASI dan Ibu Menyusui

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."