Tracy Trinita Cerita Awal Karier Model, Sendirian ke New York dan Salah Hari

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Tracy Trinita. Foto: Instagram/@tracytrinita

Tracy Trinita. Foto: Instagram/@tracytrinita

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Model, Tracy Trinita kisahkan awal kariernya di dunia model. Ia menyebutkan sang ibunda, Meidy Busra, yang berperan besar mengenalkan panggung model kepadanya. Bermula dari kerisauan Meidy melihat putrinya yang memiliki tinggi badan 173 cm di usia 13 atau 14 tahun kerap membungkuk saat bermain dengan teman sebayanya.

 "Saya yang paling tinggi (di antara teman-teman). Secara gak langsung, aku suka bungkukin badan. Jadi, mama pikir anak ini bisa minder sama tingginya. Dan, i have a lot self esteem (saya sangat minder). Jadi, ibu aku pikir kalau dikasih modeling, bisa jauh lebih percaya diri," ujarnya dikutip dari kanal Youtube Daniel Mananta Network, Senin, 18 April 2022.

Tracy diberikan pelatihan cara berjalan dan berdiri yang benar sesuai tinggi badannya serta mengikuti sejumlah les maupun kompetisi mode, salah satunya cover girl Majalah Mode. Menurut Tracy, di tahun 90-an, kompetisi tersebut banyak mencetak model, artis, dan penyanyi ternama di masanya.

Di kompetisi Majalah Mode, Tracy dinobatkan sebagai juara pertama. Di tahun yang sama, 1995, Tracy juga mengikuti kompetisi Elite Model Indonesia dan juga menjadi pemenang. Sebagai wakil Indonesia, Tracy berlaga di kompetisi Elite Model International dan mengharumkan nama Indonesia dengan raihan tujuh besar dari 15 pemenang.

"Dan itu yang mendapatkan kontrak eksklusif bekerja di Amerika dengan agensi Elite di seluruh dunia," kata perempuan 41 tahun itu.

Tracy Trinita menjadi bintang tamu di podcast Daniel Mananta "Daniel Tetangga Kamu" yang diunggah ke kanal Youtube Daniel Mananta Network, Senin, 18 April 2022. Foto: tangkapan layar Youtube

Tracy menjelaskan lebih lanjut bahwa kompetisi Elite Model International itu diikuti oleh wakil dari 65 negara dan seperti ajang Miss Universe versi model.

"Ini pabriknya, Naomi Campbell, Giselle Bunchen, supermodel lainnya. Dulu tuh pabriknya dari kompetisi Elite Model ini," jelasnya.

"15 besar tuh menang dapat 50 ribu dollar per pemenang. That was a huge, ya, apalagi di zaman itu. Jadi, kita dikasih kesempatan untuk kerja di Amerika under agency Elite Model Management," tambahnya.

Tracy yang awalnya tak tertarik menjadi model karena mengharuskan dirinya berdandan yang jarang dilakukan sebelumnya, mulai berubah pikiran karena melihat sederet manfaat dari modelling. "Mulai mengenal punya keuangan secara mandiri, bisa ketemu banyak orang, bisa melihat dunia di luar sana, akhirnya aku mulai antusias tentang dunia modelling," imbuhnya. 

Terlebih lagi, di masa itu, Tracy merupakan model Indonesia pertama yang direkrut Elite Model Management. Kebulatan tekad Tracy untuk pergi ke New York, Amerika Serikat, sempat terbentur restu dari orang tua. Ayah dan ibunya menginginkan Tracy fokus pada sekolah dulu.

"Nanti kalau udah sekolah, baru bisa kerja di mana aja. Itu masuk akal. Cuma kesempatan seringkali gak datang dua kali. Apalagi kalo kesempatan itu terbatas dalam waktu cuma satu tahun. Take it or leave it," ujarnya.

Tracy pun memohon kepada kedua orang tuanya selama hampir setahun untuk diizinkan mengambil kesempatan emas tersebut. "Akhirnya dibilang 'oke, boleh, yang penting kamu tetap sekolah, correspondent school dan jangan aneh-aneh. Kalau kamu aneh-aneh, kamu narkoba atau hidup sembarangan, mama papa akan tarik kamu kembali dan tinggal sama kita," ucapnya.

Tracy Trinita. Instagram

Akhirnya, Tracy pindah ke New York menjelang usia 15 tahun. Ia pergi ke kota Big Apple itu sendirian. "Sendirian, berangkat sendirian," katanya.

Saat tiba di New York, tidak ada yang menjemput Tracy karena salah hari. Ia tiba satu hari lebih awal dari waktu yang ditentukan. Ditambah kala itu, ia belum lancar berbahasa Inggris, sehingga momen itu tak terlupakan di awal kariernya.

"Aku tiba di JFK Airport jam 11 pagi, gak ada yang jemput. Aku gak bisa bahasa Inggris. Jadi, aku cuma dibilangin 'nanti ada orang bawa spanduk ada nama kamu, Tracy Trinita Elite Model Management. Dia akan antar kamu ke Model apartement," tukasnya.

Tracy mengatakan bahwa ia berusaha mencari orang yang bakal menjemputnya hingga malam hari. Tak putus asa, Tracy mengingat pengalaman masa kecilnya saat liburan ke Los Angeles dan ayahnya lupa memesan hotel, ia menuju telepon bantuan di bandara. Akhirnya, ia dijemput dan diantar ke hotel di Brooklyn yang tak sesuai bayangannya tentang New York.

"Kan di New York kita lihatnya gedung-gedung tinggi, menara tinggi. Ini kok tempatnya gang kecil, gelap, rumahnya empat lantai. Hotelnya di Brooklyn," ujarnya.

Setibanya di kamar hotel, Tracy menghubungi pemilik Elite Model Indonesia. Sebab jika menghubungi kedua orang tuanya, Tracy menduga mereka akan langsung menyuruhnya pulang ke Indonesia.

Ia pun langsung diarahkan untuk pindah ke Manhattan. "Pindah ke hotel, disebutin nama hotel mewah, naik taksi sekarang. Itu jam 2 pagi," tuturnya. Usai mengemasi barang-barangnya, Tracy pun bergegas minta dicarikan taksi kepada petugas hotel.

"Pas tiba jam 2.30 pagi, pokoknya almost subuh lah. Jalan di Brooklyn Bridge ngeliat kota Manhattan dari jauh, baru kayak nah ini baru kayak di film," ucapnya.

Tracy baru dijemput perwakilan agensi setelah tiga hari menginap di hotel. Ia ditempatkan bersama model-model di bawah umur di apartemen. "Pokoknya di bawah (usia) 16 tahun dan mereka udah bekerja sebagai model profesional," tuturnya. Mengingat mereka masih anak-anak, selalu ada pendamping seperti orang tua, kakak atau perwakilan agensi, jelas Tracy.

Selama delapan tahun menjadi model internasional, Tracy Trinita melenggang dari satu runway ke runway lain di Paris, Milan, Sydney, Spanyol, hingga Hong Kong. 

Baca juga: Ini Alasan Bella Hadid Kembali jadi Model Victoria's Secret setelah Rebranding 

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."