5 Alasan Mengapa Harus Nonton Drakor Tomorrow, Ajak Penonton Berempati

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Drama Korea Tomorrow. Dok. Netflix.

Drama Korea Tomorrow. Dok. Netflix.

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -  Bagi penggemar drama Korea, jangan lewatkan drakor terbaru berajuk Tomorrow yang mengangkat kisah Choi Jun-wung berusia 27 tahun, dan berakhir sebagai setengah manusia-setengah roh karena kecelakaan.

Penyiaran terestrial MBC mulai menayangkan serial drama korea atau drakor fantasi baru berjudul Tomorrow pada Jumat, 1 April 2022. Serial yang memiliki 16 episode ini tersedia di platform streaming global over-the-top Netflix.

Drama yang tayang setiap Jumat-Sabtu pukul 21:50 merupakan adaptasi dari Naver Webtoon berperingkat bintang 9,9 dengan judul yang sama dan dibuat oleh penulis Llama. Dirilis pada Mei 2017, webcomic Tomorrow mengakhiri musim pertama pada Februari 2021. Sementara itu, musim kedua sedang diserialkan mulai 1 Mei 2021 dan diperbarui setiap minggu hari Sabtu.

Meskipun gratis untuk dibaca di Naver, tetapi bab-babnya hanya tersedia dalam bahasa Korea. Untuk terjemahan bahasa Indonesia, pembaca dapat melihat serinya di Webtoons, dan sudah ada 22 bab yang diterjemahkan.

Drakor ini dibintangi oleh Rowoon yang dikenal dengan akting mumpuninya. Namun tak hanya dirinya, Tomorrow juga menghadirkan aktor kawakan lain seperti Kim Hee Sun, Yoon Ji On, dan Lee Soo Hyuk.

Diambil dari webtoon Cerita dalam drama ini diambil dari webtoon berjudul sama yang memiliki genre fantasi. Choi Joon Woong (Rowoon) tiba-tiba terlibat dalam urusan malikat maut ketika hendak menyelamatkan orang yang hendak bunuh diri. Ia pun akhirnya direkrut oleh Goo Ryun dan Lim Ryoong Goo yang bekerja sebagai malaikat penyelamat manusia.

Rowoon. Allkpop

Simak lima fakta drakor Tomorrow berikut ini: 

Soroti kasus bunuh diri

Di Korea Selatan, angka kasus bunuh diri menjadi yang tertinggi di antara negara-negara anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Angka bunuh diri di Korsel ini pun menjadi yang tertinggi sejak 2003. Drama ini pun menyoroti masyarakat Korea Selatan yang ingin mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.

Ajak penonton berempati

Melansir dari Soompi, Tomorrow membahas kisah-kisah realistis dan menyoroti perspektif mereka yang menyimpan luka menyakitkan di dalam diri. Semua orang yang ingin bunuh diri di dalam drama ini mengalami luka batin akibat menjadi korban intimidasi. Sebagai contohnya, terdapat seorang siswa yang terus gagal dalam ujian pegawai negeri. Untuk membantu, Tim Manajemen Krisis akan turun tangan untuk memberi mereka harapan akan hari 'esok'.

Kisah malaikat penyelamat manusia

“Tomorrow” berfokus pada kisah malaikat maut khusus yang ingin menyelamatkan orang yang berpikir untuk bunuh diri. Berdasarkan webtoonnya, terdapat Tim Manajemen Krisis yang dibentuk setelah lebih banyak orang mulai bunuh diri. Tingginya angka bunuh diri ini pun menyebabkan ketidakseimbangan yang tak terduga di dunia bawah. Nah, tugas tim ini adalah membuat orang-orang yang berada di ambang kematian ingin hidup kembali.

Ceritakan dunia akhirat

Para malaikat penyelamat manusia ini bekerja di Joomadeung. Ternyata, menjadi karyawan di Joomadeung menandakan kesuksesan besar bagi arwah manusia di akhirat. Pasalnya, mereka akan terjamin memiliki kehidupan yang nyaman di akhirat. Bahkan mereka akan mendapat keuntungan yang baik saat dilahirkan kembali (reinkarnasi).

Simpan pesan ketulusan di dalam drama

Sutradara Kim Tae Yoon dan Sung Chi Wook berkomentar, “Kami berharap ketulusan yang disampaikan oleh webtoon juga akan disampaikan oleh drama, jadi kami bekerja keras untuk menggambarkan ini dengan baik," Mereka pun berharap penonton drama bisa ikut berempati dengan rasa sakit orang-orang yang saat ini mengalami masa-masa sulit.

Baca: Angkat Kisah 3 Perempuan Ambisius, Drakor Kill Heel Duduki Posisi Pertama

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."