Ketahui Sebab Bibir Sumbing dan Cara Pencegahannya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Dokter dan ahli Medis melakukan operasi terhadap penderita Bibir Sumbing di RS. Setia Mitra, Kamis (11/8). Sebanyak 15 anak yang berasal dari Sukabumi Jawa Barat menjalani operasi bibir sumbing gratis yang diadakan atas kerjasam Yayasan Citra Baru dan Kick Andy Foundation. TEMPO/Arnold Simanjuntak

Dokter dan ahli Medis melakukan operasi terhadap penderita Bibir Sumbing di RS. Setia Mitra, Kamis (11/8). Sebanyak 15 anak yang berasal dari Sukabumi Jawa Barat menjalani operasi bibir sumbing gratis yang diadakan atas kerjasam Yayasan Citra Baru dan Kick Andy Foundation. TEMPO/Arnold Simanjuntak

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Bibir sumbing adalah kelainan bawaan janin yang ditandai adanya celah pada bibir dan atau langit-langit mulut. Celah tersebut bisa muncul di tengah, kanan, atau kiri bibir. Celah pada bibir dan langit-langit mulut terjadi karena tidak sempurnanya penyatuan jaringan di bibir atau langit-langit mulut janin sehingga terbentuk celah.

"Biasanya, proses pembentukan organ pada janin, termasuk penyatuan tersebut terjadi pada trimester pertama kehamilan," kata Dr. drg. Andi Budihardja, Sp.BM (K).

Dokter spesialis bedah mulut itu menjelaskan belum diketahui secara pasti penyebab celah bibir dan langit-langit mulut. Namun, kondisi itu dipercaya terjadi akibat kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Beberapa faktor penyebab bibir sumbing di antaranya kebiasaan minum alkohol selama hamil, paparan radiasi, serta kurangnya asupan nutrisi ibu hamil, termasuk asam folat.

"Terkadang ada ibu pasien ingat minum vitamin asam folat saat sudah tahu hamil, kadang itu kandungan sudah dua bulan. Padahal, sebaiknya asam folat sudah dikonsumsi saat mempersiapkan kehamilan," kata Andi.

Oleh sebab itu, sebagai pencegahan ibu hamil harus melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin sesuai jadwal yang ditentukan oleh dokter guna mengetahui perkembangan janin dan kondisi ibu.

Bibir sumbing biasanya akan terdeteksi oleh dokter saat bayi baru lahir. Jika terdiagnosis, maka harus segera mengikuti saran dokter dan mengikuti terapi yang disarankan.

Selain bisa diketahui saat bayi lahir, bibir sumbing juga bisa terdeteksi selama kehamilan. Pemeriksaan USG kehamilan yang dilakukan pada minggu ke-18 hingga ke-21 biasanya akan menunjukkan adanya kelainan pada area wajah janin. Saat bayi terdiagnosa mengalami celah bibir atau langit-langit mulut, perawatan komprehensif perlu dilakukan.

Menurut catatan Smile Train, di Indonesia 1 dari 700 bayi terlahir dengan kondisi celah pada bibir dan/atau langit-langit mulut. Jika dibiarkan, kondisi dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental mereka untuk jangka panjang.

Deasy Larasati, Country Manager dan Program Director Smile Train Indonesia, mengatakan selama 20 tahun permasalahan bibir sumbing dan/atau celah langit-langit mulut kerap dihadapi oleh anak-anak Indonesia di berbagai daerah dan berbagai tingkatan ekonomi.

Smile Train Indonesia sebagai bagian dari organisasi nirlaba yang berfokus pada bantuan perawatan bibir sumbing dan celah langit-langit mulut menyediakan perawatan komprehensif bagi pasien bibir sumbing di beberapa daerah di indonesia.

Sejumlah ahli kesehatan yang menjadi mitra, mulai dari ahli bedah hingga psikolog, duduk bersama keluarga besar Smile Train Indonesia dan keluarga pasien untuk membahas lima hal kunci penanganan bibir sumbing, yakni Operasi Sumbing dan Comprehensive Cleft Care, Perawatan Terapi Wicara dan Kisah Sukses, Kesehatan Oral dan Perawatan Ortodontis Sumbing, Dukungan Psikologis melalui Buku Mental Health Activities.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."