Nikmatnya Menu Kampung Halaman di Warung Tuman, Nila Calabalatuik jadi Andalan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Lima menu andalan Warung Tuman yang paling banyak diminati pelanggan, ada nila calabalatuik, gulai bareh, telur dadar gaek, tumis bunga pepaya, dan mangut ikan asap/Foto: Cantika

Lima menu andalan Warung Tuman yang paling banyak diminati pelanggan, ada nila calabalatuik, gulai bareh, telur dadar gaek, tumis bunga pepaya, dan mangut ikan asap/Foto: Cantika

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Suasana pada hari kerja atau weekday saat itu cukup ramai walau sudah menginjak pukul 14.00. Tampak pengunjung bersama keluarga dan teman mereka memenuhi hampir separuh area rumah makan yang mengusung konsep alami khas pedesaan. Rumah makan yang terletak di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan ini bernama Warung Tuman. 

Menikmati masakan rumahan di kota tentu bukanlah hal mudah dijumpai, terlebih jika lokasinya tersembunyi, rasanya seperti menemukan mutiara. Tak berlebihan jika pengalaman itulah yang akan pengunjung rasakan saat menikmati masakan khas di Warung Tuman.

Suasana Warung Tuman yang letaknya tersembunyi di kawasan BSD, Tangerang Selatan pada momen weekday/Foto: Cantika

Cantika berkesempatan menikmati masakan dan momen makan di nuansa pedesaan, pada Rabu, 23 Februari 2022. Tak lama kemudian pemilik Warung Tuman, Nanin Upiyanti menemani Cantika untuk menceritakan muasal menu dan harapan pada warung yang sudah memiliki lebih dari 25 karyawan ini.

Sebuah warung dengan konsep pawon (dapur) yang membawa bayangan makan di dapur rumah Simbah dan terletak di area depan saat pengunjung masuk atau istilahnya open kitchen. Biasanya konsep pawon sengaja diset biar tampak tradisional-nya, tetapi di sini benar-benar dapur dengan sentuhan seadanya seutuhnya, tidak sengaja dirapihkan.

Terlebih semenjak Warung Tuman pindah lokasi baru, menempati lahan yang lebih luas dan ramai. Perbedaan yang mencolok menurut Nanin ialah tentu saja selain dari segi omset, tetapi diiringi dengan semakin kreatif ide-ide yang diciptakan.

"Tantangan semakin berat khususnya dari luar, kalau dari internal sendiri malah kami lebih cepat beradaptasi," ucap Nanin yang merintis brand Tuman sejak tahun 2012 dengan menu bebek goreng dan bakar.

Menu andalan Tuman

Resep kampung halaman dari Bengkulu yang jadi menu pertama kali Warung Tuman dibuka, nila calabalatuik/Foto: Cantika

Penasaran dengan menu andalan Tuman? Pemiliknya, Nanin dan suaminya Eko merupakan pasangan suami istri asal Jawa dan Sumatra. Ada resep turunan keluarga dari Bengkulu tepatnya yakni nila calabalatuik, terbuat dari ikan nila yang dibakar dulu lalu dimasak pakai tiga macam daun: kunyit, kemangi, dan singkong. Bagaimana, bisa dibayangkan bukan enaknya jika bertemu santan?

"Awalnya bermula dari ibu saya yang masak nila calabalatuik, terus pas ada yang pesan rasanya cocok, aku sendiri juga sebelumnya nggak pernah masak karena susah. Selain itu juga masakan istimewa yang di masak di waktu tertentu, misalnya saat keluarga ke Bengkulu. Sejak dicicipin pemesan rasanya mirip itulah akhirnya berani open pre order," ungkap Nanin mengenang awal mula signature dish menjadi menu primadona.

Pemilik sekaligus pengelola Warung Tuman, Nanin Upiyanti/Foto: Cantika

Nah bagi Anda penyuka menu Jawa ada mangut iwak pe yang proses memasaknya iwak pe diasap lebih dahulu. "Ini juga awalnya saya iseng buat, terus kok Pak Eko approve, tapi dia jga minta temannya yang maniak mangut agar lebih yakin lagi," lanjutnya.

Jangan lupakan juga ada gulai bareh yang kuahnya bukan dari santan, tetapi beras direndam, ditiriskan lalu ditumbuk kemudian dijadikan pengganti santan. Ditambah deretan menu lain tumis bunga pepaya, dendeng batokok, gulai daging, mendoan, telor dadar gaek, dan pisang goreng krispy.

Apa akan ada menu baru untuk melengkapi hidangan khas yang sudah eksis? Tentu saja, dalam waktu dekat Nanin mengatakan akan menambah menu baru yang ia bocorkan salah satunya ialah pari geprek.

"Sampai sekarang kami masih konsisten untuk mengurangi penggunaan alat, jadi sambal dan bumbu masih kami buat sendiri. Belakangan baru bisa berdamai dengan bawang iris yang kami pesan di pasar, karena lama-lama kok jadi nggak realistis kalau iris sendiri terus," ungkapnya.

Uniknya pelayanan di Warung Tuman

Penampilan para karyawan di Warung Tuman mengenakan kebaya kutubaru dan tengkuluk/Foto: Instagram/Tuman

Selain menyajikan masakan Indonesia khas kampung halaman, keunikan di Warung Tuman ialah pelayanan yang semua karyawannya masih muda, cekatan, dan kompak. Bahkan pada waktu tertentu, termasuk akhir pekan mereka mengenakan busana adat dari suku Badui, kain jarik, kebaya kutubaru, dan penutup kepala asal Jambi, tengkuluk. 

Hubungan antara pemilik dan para karyawan yang didominasi berasal dari Banten ini juga seolah tidak ada jarak berarti. Rasanya sudah seperti satu keluarga yang saling membutuhkan. Ditambah lagi satu sama lain juga akur dan saling mendukung.

Menurut Nanin ketika menyaksikan karyawan atau yang ia sebut anak-anak ini bisa menabung dan membantu keluarga rasanya senang sekali. "Bagi kami yang penting karyawan senang bekerja di sini, makanya kami juga melakukan yang bikin mereka senang," imbuhnya.

Yang lebih seru lagi baik pemiliknya, Nanin dan Eko juga selalu menyambut pengunjung dengan hangat, kalau sedang tidak hectic bisa diajak ngobrol santai, seolah sedang berada di rumah sendiri. Soal harga, jangan khawatir tidak akan bikin kantong jebol, dengan harga menu mulai 15 ribu rupiah Anda sudah dimanjakan masakan rumahan yang bikin selalu kangen pulang ke rumah.

Area masuk Warung Tuman yang alami serasa kembali ke kampung halaman dan desain open kitchen /Foto: Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."