Film The Tinder Swindler, Rujukan Agar Kamu Waspada Main Aplikasi Kencan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Pertemuan di dunia nyata dengan seseorang yang kamu temui di aplikasi kencan akan membantu kamu menentukan arah selanjutnya. (Canva)

Pertemuan di dunia nyata dengan seseorang yang kamu temui di aplikasi kencan akan membantu kamu menentukan arah selanjutnya. (Canva)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kasus penipuan bisa terjadi di mana dan kepada siapa saja. Film dokumenter The Tinder Swindler menjadi buktinya. Film garapan Felicity Morris itu mengisahkan aksi penipuan yang dilakukan oleh Simon Leviev atau Shimon Yehuda Hayut, seorang pria rupawan di aplikasi kencan dari sudut pandang sejumlah korbannya.

Dalam film diperlihatkan bahwa Simon adalah sosok pria idaman para perempuan. Ia merupakan anak konglomerat, bergaya hidup super mewah, dan pandai memikat. Untuk meyakinkan para korbannya, Simon pun mengajak mereka untuk "menikmati" gaya hidupnya, mulai dari makan malam fancy, bermalam di hotel bintang lima, hingga kencan dengan menggunakan privat jet.

Tak cuma itu, Simon bahkan tak ragu membuka kehidupan personalnya pada kencan pertama, yang mana kemudian menciptakan kedekatan kepada para korban. Di sini, korban merasa dipercaya, hingga akhirnya mereka pun makin membuka diri kepada Simon.

Seiring berjalannya waktu, Simon lalu berjanji untuk berkomitmen serius dengan para korbannya. Mulai dari menjalin hubungan asmara, sampai mengajak tinggal bersama. Dari situ, ketika kepercayaan dari korban telah ia dapatkan sepenuhnya, Simon pun mulai melancarkan aksi penipuannya. Ia mengarang cerita dengan skenario dirinya dikejar-kejar musuh.

Dalam suatu kesempatan, ia bahkan mengirimkan foto di mana bodyguard-nya bersimbah darah karena berusaha menyelamatkan Simon dari orang-orang yang benci dirinya. Setelahnya, Simon pun akan meminta sang korban untuk mengirimkan uang dengan jumlah besar kepada dirinya. Ia beralasan, sang musuh melacak rekeningnya, sehingga ia tak bisa menggunakan uang miliknya.

Sementara itu, didorong dengan rasa kasihan, para korban pun dengan sukarela dan sadar memberikan bantuan ataupun uang. Mereka baru sadar dirinya ditipu habis-habisan saat menyadari bahwa pinjaman yang diberikan tak juga dikembalikan oleh Simon.

Atas kasus ini, Simon pun ditangkap oleh polisi Yunani di Athena dan kemudian diekstradisi ke Israel pada akhir Juni 2019. Pada Desember 2019, ia lalu divonis 15 bulan penjara karena pencurian dan penipuan di Israel, tetapi akhirnya dibebaskan setelah lima bulan karena berperilaku baik. Di sisi lain, sejumlah korban Simon masih harus membayar utang mereka ke bank. Diperkirakan, Simon telah menipu korban-korbannya hingga US$10 juta dolar.

Baca: Tips Susun Profil di Aplikasi Kencan, Cantumkan Angka Ini

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."