Kentang Langka, McDonald's Indonesia Tidak Jual Kentang Goreng Ukuran Besar

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi kentang goreng (Pixabay.com)

Ilustrasi kentang goreng (Pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Gerai makanan siap saji McDonald's Indonesia mengumumkan kentang goreng ukuran besar tidak dijual untuk sementara mulai 2 Februari 2022. "Sehubungan dengan terbatasnya ketersediaan French Fries saat ini, mulai 2 Februari untuk sementara Large French Fries tidak tersedia," tulis McDonald's di akun media sosial, dikutip Rabu 2 Februari 2022.

Namun para konsumen masih bisa tetap menikmati kentang goreng ukuran medium di gerai tersebut. McDonald's Indonesia tidak menyebutkan kapan tepatnya kentang goreng ukuran besar bisa kembali dinikmati oleh konsumen. "Semoga secepatnya dapat kami berikan kabar baik, apabila Large French Fries sudah tersedia lagi."

Langkah ini sudah lebih dulu diambil di Jepang. Pada awal Januari, McDonald's Holdings Company Japan mengatakan bahwa akibat dari banjir di Vancouver dan kendala lain sejak tahun lalu akan membuat pengiriman kentang dari Amerika Utara tertunda.

Pengiriman global terus dipengaruhi berbagai faktor termasuk pembatasan wilayah COVID-19, cuaca ekstrem dan permintaan yang kembali meningkat. Sebagai akibatnya, McDonald's Jepang hanya akan menjual kentang goreng ukurang S selama sebulan.

Kendala yang membuat pasokan kentang goreng jadi terbatas ini menimbulkan "perang kentang" di Negeri Sakura di mana gerai-gerai makanan lain melancarkan strategi penjualan kentang goreng. Freshness Burger misalnya, menambah porsi kentang goreng hingga 25 persen sampai akhir Februari, sementara Ministop Co. menjual "bucket potato" yang porsinya tiga kali lebih banyak pada Januari.

Baca: Hikmah WFH saat Pandemi, Sutji Lantyka: Jadi Punya Waktu Masak di Pagi Hari

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."