5 Cara Alami Meningkatkan Kadar Hemoglobin dalam Tubuh

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi tomat. shutterstock.com

Ilustrasi tomat. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Jumlah hemoglobin yang rendah adalah masalah umum yang dihadapi oleh jutaan orang di seluruh dunia. Sayangnya, kebanyakan dari mereka bahkan tidak menyadarinya. Bagi wanita dewasa, kadar hemoglobin normal sekitar 12–16 g/dL (gram per desiliter, sementara untuk laki-laki dewasa kadarnya berkisar 14–18 g/dL.

Hemoglobin adalah protein kaya zat besi di dalam sel darah merah, bertanggung jawab untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh dan mempertahankan fungsi metabolisme yang optimal.

Tingkat hemoglobin yang sangat rendah dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai anemia, yang disebabkan oleh kekurangan zat besi dalam tubuh. Dalam kebanyakan kasus, kadar hemoglobin yang rendah dapat diobati dengan perubahan gaya hidup sederhana. Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan kadar hemoglobin dalam tubuh secara alami di rumah menurut Tanvee Tutlani, ahli nutrisi selebriti dan ahli diet di India.

  • Jaga pola makan sehat

Orang dengan defisiensi hemoglobin harus mengonsumsi makanan yang kaya zat besi, vitamin C, dan asam folat. Zat besi merupakan mineral penting untuk produksi hemoglobin dalam tubuh. Beberapa makanan kaya zat besi termasuk sayuran berdaun hijau, tomat, telur utuh, ayam, makanan laut, kurma, almond, kacang-kacangan, biji-bijian, yoghurt, dan biji-bijian.

Kadar Vitamin C yang cukup memastikan penyerapan zat besi yang optimal dalam tubuh. Jeruk, lemon, brokoli, jeruk bali, tomat, pepaya, dan buah-buahan berwarna sangat kaya akan vitamin C.

Asam folat, vitamin B kompleks, diperlukan untuk sintesis heme, bagian berpigmen dari hemoglobin. Kekurangan asam folat mengganggu pematangan sel darah merah muda, dan menghasilkan kadar hemoglobin yang rendah. Jadi, pastikan untuk memasukkan makanan yang mengandung asam folat seperti bayam, nasi, kacang tanah, kacang merah, alpukat, hingga selada.

Ilustrasi alpukat (Pixabay.com)

  • Konsumsi teh herbal yang kaya zat besi

Beberapa teh herbal terdiri dari bahan-bahan kuat yang merupakan sumber kaya zat besi non-heme, sejenis yang ditemukan pada tumbuhan. Dandelion, jelatang, hingga daun raspberry merah diperkaya dengan kebaikan zat besi dan nutrisi lain seperti vitamin A, C, K, kalsium dan potasium.

Asupan harian yang cukup dari teh herbal ini tidak hanya akan membantu menenangkan saraf, tetapi juga meningkatkan produksi sel darah merah, yang mengarah pada kesehatan yang baik.

  • Latihan HIIT

Latihan intensitas tinggi (HITT) tidak hanya membuat tubuh Anda kencang, tetapi juga meningkatkan sirkulasi darah, yang memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik dan fungsi tubuh yang optimal. Orang dengan kadar hemoglobin rendah sebaiknya terlibat dalam beberapa bentuk aktivitas fisik pilihan mereka guna menjaga sistem kekebalan tubuh yang sehat.

  • Minum air di wadah tembaga

Minum air yang disimpan dalam wadah tembaga untuk waktu yang lama bisa memulihkan tubuh dengan nutrisi penting dan meningkatkan kadar zat besi. Ini adalah salah satu praktik ayurveda kuno yang diketahui memiliki banyak dampak positif pada kesehatan secara keseluruhan, mulai dari meningkatkan kesehatan pencernaan hingga meningkatkan metabolisme. Simpan air dalam botol atau kendi tembaga semalaman dan konsumsilah di pagi hari untuk hasil yang sangat baik.

  • Batasi konsumsi kafein dan produk susu

Beberapa jenis makanan justru dapat menurunkan atau bahkan menghambat penyerapan zat besi, contohnya mengonsumsi terlalu banyak susu dan produk susu seperti keju. Batasi pula konsumsi minuman yang mengandung kafen, yaitu teh dan kopi. Soda dan alkohol sebaiknya dihindari. Dan, minimalkan asupan produk berbasis gluten untuk mempertahankan kadar hemoglobin yang memadai.

Baca juga: 9 Jenis Makanan Penambah Hemoglobin, Ada Wortel dan Kurma

PINK VILLA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."