3 Kuliner Legendaris Yogyakarta, dari Lupis Mbah Satinem Hingga Mi Pentil

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Citarasa lupis mbah satinem dikenal sejak 1963, sampai sekarang tetap diminati/Foto: Cantika/Ecka Pramita

Citarasa lupis mbah satinem dikenal sejak 1963, sampai sekarang tetap diminati/Foto: Cantika/Ecka Pramita

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Salah satu ciri khas Yogyakarta dan sekitarnya yang bikin kangen ialah ragam makanannya. Sejak dulu, Yogyakarta dikenal dengan makanan legendaris yang sudah ada turun-temurun, seperti misalnya gudeg Jogja di Jalan Wijilan. Tak hanya gudeg, masih ada makanan atau camilan khas kota pelajar ini yang bisa kamu cicipi jika berkunjung ke sana, lho!

Berikut rekomendasi tiga kuliner asal Yogyakarta yang dihimpun dari Cantika.com

1. Lupis Mbah Satinem

Lupis Mbah Satinem yang pernah viral di Netflik/Foto: Cantika/Ecka Pramita

Selepas adzan subuh, Mbah Satinem mulai pergi ke Pasar Bumijo dekat Tugu Yogyakarta untuk menggelar lapak kue lupis yang sudah kesohor sejak 1963. Saking ramainya, pengunjung tak bisa asal beli, tapi mengambil nomor antre dan dipanggil sesuai urutan. Oleh sebab itu, disarankan jangan terlalu siang. Karena kuliner Jogja ini seringkali habis dalam waktu sekejap. Terkadang pembeli yang datang jam 7.30 WIB saja sudah tidak kebagian.

Dibantu anaknya, beliau dengan senang hati melayani para pembeli. Itulah mengapa, kamu bisa memilih lupis dan menu lainnya untuk sarapan. Gula merah dan kelapa akan membuat harimu lebih berenergi. Rasa lupisnya lembut dan tidak eneg, kemudian dilumuri kuah gula jawa yang legit, tetapi manisnya masih bisa diterima.

Selain rasanya yang bikin ketagihan, Mbah Satinem juga masih menggunakan benang jahit untuk memotong lupis agar tidak lengket di pisau. Tidak hanya lupis, Mbah Satinem juga menjual cenil dengan topping gula pasir atau kacang tanah dihaluskan.

2. Kue Lekker

Kue lekker Pak Mijan yang kesohor berada di kawasan Taman Sari, Yogyakarta/Foto: Cantika/Ecka Pramita

Pernah mencopa dcrepes? Nah kalau di Yogyakarta juga punya, lho, namanya kue lekker. Salah satu penjual kue lekker yang legen di Yogyakarta ialah Pak Mijan. Menempati lokasi di kawasan Taman Sari, persis depan Soto Pak Marto, dalam sehari Pak Mijan bisa menjual sampai 300 porsi lebih.

Bahan bakunya terdiri dari tepung terigu dan air dengan topping sederhana berupa gula pasir dan pisang raja, baru belakangan mulai menambah meses. "Ini saya pakai meses belum lama, biar sedikit ada rasa coklatnya. Kalau dulu hanya gula pasir dan pisang sudah cukup," tambahnya saat ditemui, 8 Januari 2022.

Pak Mijan, berjualan kue lekker sejak tahun 1987 yang masih eksis hingga saat ini/Foto: Cantika/Ecka Pramita

Uniknya, lekker yang sudah dijual Pak Mijan sejak tahun 1987 ini sejak dulu hanya membawa adonan dalam satu wadah, tidak ada lagi semacam isi ulang atau ditambah. "Sampun cukup, mbak. Satu kali bawa saja, alhamdulillah dari pagi sampai siang sebelum jam 14.00 sudah habis," ucap Pak Mizan.

Pak Mijan masih akan terus setia menjual kue lekker, walau menurut dia serbuan camilan atau snack modern semakin banyak." Rencananya mau begini saja dengan gerobak sederhana, ya sampai benar-benar nggak kuat jualan lagi," harapnya sederhana.

3. Mi Pentil

Mi Pentil khas Pundong, Bantul, Yogyakarta/Foto: Cantika/Ecka Pramita

Namanya mi pentil, sebagai informasi huruf e dibaca dengan ejaan enak. Nah, mi pentil asal Pundong, Bantul ini bisa ditemui di Pasar Prawirotaman tepatnya di lantai tiga. Nama mi tersebut diambil dari nama penutup ban yang biasanya disebut pentil karena bentuknya yang panjang, kenyal, mulur menyerupai pentil atau karet sepeda.

Bahan baku mi pentil sendiri terbuat dari tapioka dengan seduhan air panas hingga tercampur rata menjadi adonan lalu diberi bumbu. Selanjutnya, tahapan yang unik yaitu adonan diinjak-injak secara manual dengan kaki sampai kalis. Apa? Iya betul, tapi memang nggak semua, kalau Bu Sumi yang sudah 25 tahun berjualan mi pentil ini kebetulan lebih suka dibejek2 pakai tangan katanya.

Ibu Suminasih, penjual mi pentil di Pasar Prawirotaman, Yogyakarta/Foto: Cantika/Ecka Pramita

Teksturnya kenyal bukan kaya soun, mi, atau bihun. Supaya nggak plain -kaya hidup- penjual menambahkan sambal terdiri dari campuran cabai rebus, garam dan gula. Terselamatkan rasa mi pentil. Oya, kamu bisa mendapatkan satu bungkus mi pentil ini dengan kocek 5 ribu rupiah. Porsi sebungkus mie pentil tidak terlalu banyak, sehingga cocok buat kamu yang tidak ingin sarapan porsi makan besar.

Baca: Healthy Food, Pilihan Kuliner yang Diprediksi Akan Hits Tahun 2022

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."