Berjemur Tidak Cukup, Ini Langkah Khusus untuk Cegah Kekurangan Vitamin D

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Cristiano Ronaldo bersama Georgina Rodriguez berjemur bersama saat isolasi mandiri. Instagram

Cristiano Ronaldo bersama Georgina Rodriguez berjemur bersama saat isolasi mandiri. Instagram

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dokter umum lulusan Universitas Indonesia, Adam Prabata mengatakan kekurangan vitamin D akan meningkatkan risiko penyakit atau kondisi kesehatan tertentu seperti gangguan autoimun, diabetes, penyakit kardiovaskular dan kanker, serta komplikasi terkait kehamilan.

Kandidat PhD ilmu kedokteran Universitas Kobe itu juga menjelaskan bahwa anak-anak yang mengonsumsi ASI dengan vitamin D yang tidak memadai juga berisiko menderita rakhitis. "Oleh sebab itu, langkah-langkah khusus untuk menghindari terjadinya defisiensi vitamin D ini sangat dibutuhkan, agar mampu meningkatkan daya tahan tubuh, sekaligus menjaga tubuh dari penyakit," ujar Adam pada Kamis 13 Januari 2021.

Adam menyebutkan ada tiga hal yang bisa dilakukan guna mencegah terjadinya kekurangan vitamin D. Pertama adalah melakukan pengecekan kadar vitamin D secara berkala.

Pemeriksaan rutin tiap enam bulan sekali bisa dilakukan untuk mengetahui jumlah vitamin D dalam tubuh, di mana normalnya adalah 30-100 ng/mL. "Perbanyak juga kegiatan di luar ruangan dan mengkonsumsi makanan dengan kandungan vitamin D seperti ikan-ikanan salmon, tuna, hati sapi serta jamur," kata Adam.

Memperbanyak kegiatan di luar ruangan seperti berolahraga, dapat membantu tubuh mendapatkan paparan sinar UV-B dari matahari, di mana diharapkan kulit yang diinduksi oleh sinar ini dapat memproduksi vitamin D.

Hal ketiga yang dapat dilakukan adalah mengkonsumsi suplemen untuk memastikan makanan yang dikonsumsi dapat memenuhi 20 persen kebutuhan vitamin D dalam tubuh.

Menurut Adam, berjemur saja tidak cukup untuk memenuhi 80 persen sisa kadar vitamin D yang dibutuhkan sehari-hari secara optimal. Adam juga mengatakan bahwa vitamin D3 lebih disukai sebagai suplemen dibandingkan D2, karena lebih lama bertahan di darah, serta mampu meningkatkan kadar vitamin D dan menjadikannya bentuk aktif untuk berbagai aksi penting bagi sel-sel tubuh.

Sementara itu, dengan sifat anti-inflamasi dan imunoregulasinya yang dimiliki, vitamin D berguna untuk aktivasi pertahanan sistem kekebalan tubuh, sehingga berperan penting dalam pencegahan terhadap infeksi, penyakit, dan gangguan terkait kekebalan tubuh.

"Bahkan terdapat pula sebuah studi yang menyebutkan secara spesifik bahwa pasien dengan kadar serum D3 yang optimal kurang lebih 50 ng/mL, berasosiasi dengan kemungkinan yang sangat kecil untuk mengalami konsekuensi fatal akibat Covid-19," kata Adam.

"Penggabungan vaksinasi dengan penguatan sistem kekebalan tubuh melalui konsumsi suplemen vitamin D3 secara konsisten berpotensi membantu mencegah risiko-risiko berat virus corona, terutama dengan masuknya varian Omicron sejak pertengahan Desember 2021," katanya.

Baca: 4 Bahaya Kekurangan Vitamin D bagi Tubuh dan Mental

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."