Intoleransi Laktosa, jadi Salah Satu Alasan Rendahnya Konsumsi Susu

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi minum susu. Shutterstock

Ilustrasi minum susu. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Rendahnya tingkat konsumsi susu per kapita di Indonesia diakibatkan oleh rendahnya populasi sapi perah di Indonesia. Hingga tahun 2021, tercatat populasi sapi perah hanya 584.582 ekor, dengan produksi susu segar dalam negeri (SSDN) pertahun sebesar 997.35 ribu ton/tahun. Jumlah sebesar itu baru mencukup 22 persen dari total kebutuhan, yaitu 3,8 juta ton/tahun.

Rendahnya minat masyarakat untuk mengonsumsi susu juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah intoleransi laktosa yang banyak ditemukan pada populasi Asia, Afrika, dan sedikit pada populasi Amerika Selatan, Amerika Utara, Eropa, dan Australia.

Intoleransi laktosa ini disebabkan oleh tubuh yang kekurangan enzim laktase yang diproduksi oleh tubuh untuk membantu mencerna laktosa dalam sistem pencernaan manusia. Padahal, nutrisi yang terkandung di dalam susu sapi itu banyak sekali manfaatnya untuk tubuh manusia.

Dr Arif Sabta Aji, Dokter Ahli Gizi menjelaskan pada satu gelas susu yang dikonsumsi, mengandung banyak sekali vitamin seperti Kalsium, Fosfor, Vitamin B, Vitamin D, dan Kalium.

Mengonsumsi susu dapat menambah kekuatan tulang, menjaga kesehatan jantung, meningkatkan masa otot, menurunkan risiko kanker, meningkatkan sistem imun tubuh, menurunkan kadar gula dalam darah, menjaga tekanan darah, meningkatkan energi dan kebugaran tubuh, mengoptimalkan fungsi otak, mencegah depresi, mencegah masalah gigi, mempercepat penyembuhan luka, menjaga berat badan, memelihara kesehatan mata, dan bisa membuat kulit lebih segar.

Ihsan Mulia Putri, CEO of Global Dairi Alam mengatakan berangkat dari rendahnya angka konsumsi susu di Indonesia, PT. Global Dairi Alami, produsen susu terbesar kedua di Indonesia menggaungkan kampanye #BeraniMinumSusu yang mengajak masyarakat Indonesia untuk aktif dan rutin mengkonsumsi susu setiap hari dalam memenuhi kebutuhan gizi seimbang dan nutrisi sehari-hari.

ilustrasi susu (pixabay.com)

Dalam memproduksi susu MilkLife, PT. Global Dairi Alami menghasilkan susu dari peternakan sendiri yang mengusung konsep From Farm to Table yaitu mulai dari produksi susu, hingga pendistribusian sampai di meja konsumen.

Kandungan gizi, dan kesegaran susu MilkLife, dihasilkan dari jenis sapi Friesian Holstein, yang dirawat dengan sangat baik mulai dari kualitas makanan sapi hingga peternakan yang dikelola dengan teknologi modern. Tidak hanya berfokus kepada produksi susu, PT. Global Dairi Alami juga peduli dan taat terhadap kesejahteraan lingkungan, melalui pengimplementasian sistem teknologi biogas, yang mampu mengolah kotoran sapi menjadi energi untuk pabrik sapi yang digunakan sebagai pemanas susu.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan susu yang aman bagi lambung, MilkLife terus berinovasi dalam menghadirkan susu bebas laktosa. MilkLife susu bebas laktosa melalui proses pengolahan enzimatis atau menambahkan enzim laktase ke dalam susu sapi biasa.

“Inovasi persembahan MilkLife ini memberikan harapan kepada masyarakat yang mengalami intoleransi laktosa untuk tetap dapat menikmati kebaikan susu sapi bagi tubuh kita. Enzim laktase ini diproduksi tubuh untuk memecah laktosa yang ada pada susu menjadi dua gula sederhana; yaitu glukosa dan galaktosa”, ungkap Ihsan.

Kehadiran MilkLife Bebas Laktosa diharapkan bisa memberikan kesempatan masyarakat untuk meminum susu secara rutin setiap harinya. “Apabila masyarakat Indonesia rutin meminum susu setiap harinya, maka akan banyak manfaat yang didapatkan dan bisa meningkatkan kualitas kesehatan serta kebugaran tubuh dalam beraktivitas sehari-hari," tutup Ihsan.

Baca: Jalani Hidup Sehat, Anya Geraldine Ungkap Mengalami Intoleransi Laktosa

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."