Hari Ibu, Ketahui Anak Autistik Capai Puncak Perkembangan di Usia 10 Tahun

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi anak dengan down syndrome atau autis dengan ibu. shutterstock.com

Ilustrasi anak dengan down syndrome atau autis dengan ibu. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Terdapat kabar gembira sebagai salah satu merefleksikan momen Hari Ibu, khususnya untuk ibu dengan anak autistik. Penelitian terbaru pada jurnal JAMA Open menyebutkan pertumbuhan dan kecakapan anak dengan sindrom autisme mengalami perkembangan sangat baik di usia 10 tahun.

Perkembangan tersebut mencakup lima domain, yaitu komunikasi, sosialisasi, aktivitas kehidupan sehari-hari, internalisasi, dan eksternalisasi. "Sangat menggembirakan mengetahui bahwa sebagian besar anak autistik akan baik-baik saja di usia 10 tahun menurut beberapa ukuran," kata dokter Peter Szatmari dari The Hospital for Sick Children di Toronto, Kanada, yang melaksanakan penelitian, seperti dikutip dari Disability Scoop.

Menurut Szatmari, penelitian dilakukan dengan membingkai ulang pendekatan, terutama terhadap beberapa kriteria. Penelitian bukan sekadar mengedepankan indikator yang selalu menjadi standar dalam tumbuh kembang anak dengan autisme selama ini.

Jika selama ini peneliti mencari tahu gejala anak dengan autisme melalui serangkaian tes kemampuan kognitif, Szatmari menerapkan metode dan kriteria berbeda dalam melacak perkembangan anak autistik. "Kami menyusun ulang kriteria secara holistik mengenai kemajuan dalam konsep tumbuh kembang mereka," kata Szatmari.

Penelitian dilakukan terhadap 272 anak autistik yang berusia 2 sampai 10 tahun. Para peneliti mengamati perilaku dan dampak atas interaksi mereka sehari-hari. Para peneliti menemukan fakta bahwa 80 persen anak dengan sindrom autisme di usia tersebut menunjukkan hasil positif di salah satu area dari lima domain tumbuh kembang.

Sementara itu, Direktur Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kejiwaan dan Napza, Kementerian Kesehatan, Siti Khalimah mengatakan perlu kolaborasi dengan berbagai pihak untuk membantu individu dengan spektrum autisme untuk meraih potensi terbaiknya.

"Orang dengan spektrum autisme bisa mencapai potensi maksimal dengan dukungan lingkungan yang kondusif," kata Siti dalam acara pertunjukan bakat untuk memperingati bulan Kesadaran Autisme Sedunia 2021 yang diadakan oleh Yayasan Autisma Indonesia, Minggu 25 April 2021. Dukungan untuk individu dengan spektrum autisme itu, menurut dia, tak hanya dari keluarga, namun juga lingkungan, komunitas, dan pemerintah.

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengenali kondisi tersebut dan memudahkan individu untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat. "Dengan dukungan, bantuan, dan pendampingan, individu dengan gangguan spektrum autisme dapat menjalani kehidupan berkualitas sesuai dengan kondisinya dengan maksimal," kata Siti.

Sementara itu, Direktur Rehabilitasi Sosial dan Penyandang Disabilitas, Kementerian Sosial, Eva Rahmi Kasim mengatakan individu dengan spektrum autisme bisa berprestasi. "Anak dengan autisme juga bagian dari warga negara yang punya hak dan kedudukan yang sama dengan yang lainnya," kata Eva.

Dengan dukungan yang tepat, menurut Eva, individu dengan spektrum autisme dapat mengembangkan minat dengan maksimal. Adapun perayaan Bulan Kesadaran Autisme 2021 mengambil tema 'Kami Unik, Kami Bisa'.

Salah satu langkah mudah dalam mendukung individu dengan spektrum autisme adalah menerima, mengerti, dan memberikan kesempatan. "Jangan ada lagi ejekan, olok- olokan, hingga bully-ing yang menghambat perkembangan mereka," kata Ketua Yayasan Autisma Indonesia, Melly Budhiman.

Baca: Kisah Ibu dengan Anak Autistik, Ivy Sudjana: Aku Tak Bisa jadi Cahaya Tanpa Arsa

CHETA NILAWATY P |RINI KUSTIANI

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."