Gunung Api Meletus, Ini yang Harus Disiapkan Orang tua Menurut IDAI

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Seorang warga mengumpulkan barang-barang bekas dari rumahnya yang rusak, di kawasan yang terkena dampak letusan Gunung Semeru, di Curah Roboan, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, 7 Desember 2021 REUTERS/Willy Kurniawan

Seorang warga mengumpulkan barang-barang bekas dari rumahnya yang rusak, di kawasan yang terkena dampak letusan Gunung Semeru, di Curah Roboan, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, 7 Desember 2021 REUTERS/Willy Kurniawan

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberi panduan bagi orang tua untuk anak ketika terjadi bencana gunung api meletus. Pertama, IDAI menyebut bahwa orang tua harus tetap memantau dan mematuhi peringatan dari pemerintah selama terjadi bencana.

“Bila dianjurkan oleh pemerintah untuk segera mengungsi, maka lakukan segera dan lebih awal,” ujar Ketua Umum IDAI, Piprim Basarah Yanuarso dalam keterangan tertulis, Selasa, 7 Desember 2021

Orang tua sebaiknya memantau kualitas udara di lingkungannya terutama yang berhubungan dengan abu vulkanik. Dia juga berpesan anak sebaiknya bermain dan beraktivitas di dalam ruangan serta cegah anak beraktivitas di luar ruangan untuk menghindari hirupan udara abu secara berlebihan.

“Agar anak tidak bosan maka sebaiknya orang tua atau anggota keluarga membuat dan mengajak anak membuat permainan di dalam ruangan,” lanjutnya. Selain itu, orang tua sebaiknya rutin membersihkan ruangan untuk mencegah paparan abu di dalam ruangan.

“Jika ada anggota keluarga harus keluar rumah, maka wajib mengenakan masker,” kata Piprim. Menurutnya, abu letusan gunung berapi dapat menimbulkan iritasi kulit, maka sebaiknya anak menggunakan pakaian lengan panjang dan celana panjang untuk meminimalisasi kontak dengan abu vulkanik.

“Selain melindungi tubuh anak dari debu dengan baju tertutup, kenakan masker pada anak yang sudah bisa menggunakan masker, karena selain untuk mencegah debu terhirup juga mencegah penularan Covid-19 selama di pengungsian,” jelasnya. Untuk menghindari iritasi mata akibat abu letusan yang pekat, maka anak bisa menggunakan kacamata.

Lebih lanjut, sebelum mengungsi, orang tua sebaiknya menyiapkan obat-obatan emergensi dan perlengkapan emergensi dalam satu tas darurat.

“Hindari mengungsi di daerah hilir letusan, dan sebaiknya mengungsi di posko yang sudah ditetapkan pemerintah dan tetap disiplin menjaga protokol kesehatan selama di pengungsian,” tegasnya

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa jumlah korban jiwa akibat erupsi Gunung Semeru mencapai 33 orang dan 22 belum ditemukan hingga Selasa, 6 Desember 2021.

Duka cita mendalam kami untuk korban erupsi Gunung Semeru. Doa terbaik kami untuk keluarga yang ditinggalkan dan para pengungsi, semoga sehat dan semangat selalu.

Baca juga: 3 Mitos yang Sering Dipercaya Orang Tua

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."