Seperti Putri Patricia, Simak Alasan Perempuan Masih Melajang di Usia 40-an

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Putri Patricia menekankan jika pola pikirnya perihal pernikahan berbeda dengan kebanyakan orang/Foto: Instagram/Putri-Patricia

Putri Patricia menekankan jika pola pikirnya perihal pernikahan berbeda dengan kebanyakan orang/Foto: Instagram/Putri-Patricia

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -Artis Putri Patricia memaparkan pemikirannya mengenai pernikahan. Memasuki usia 41 tahun, dia memang belum menikah. "Sebenernya kalau gue santai saja. Orang-orang saja yang di luar (heboh)," kata Putri Patricia saat tampil di program Brownis yang tayang Selasa, 30 November 2021.

"Kayaknya di sini orang terbiasa, kayak tuntutan, umur sekian harus menikah, sudah menikah punya anak satu, punya anak dua, dan begitu seterusnya," sambungnya lagi.

Perempuan kelahiran 24 Mei 1980 ini menekankan kalau pola dan cara pikirnya perihal pernikahan berbeda dengan kebanyakan orang. Dia juga mengatakan bahwa menikah bukan menjadi prioritas utamanya saat ini.

"Cuma yah mungkin karena saya cara berpikirnya tidak seperti standar orang di sini, jadi memang menikah itu bukan menjadi prioritas pertama. Masih banyak hal-hal lain yang kita pikirkan," ungkapnya.

Putri Patricia sendiri mengaku jika ia tidak berani menyebut negara mana yang termasuk santai terhadap pernikahan. Namun, menurutnya fase menikah di Indonesia seakan sudah menjadi tuntutan.

"Karena kita tinggal di Indonesia, kita bilangnya standar orang sini. Kalau di luar kan, yah pasti ada yang sama juga," ucapnya.

Seperti Putri, tak sedikit perempuan di usia 40-an yang memilih masih single atau melajang dengan alasan tertentu. Beberapa orang melajang karena mereka memilih untuk menjadi lajang. Mereka sama sekali tidak tertarik untuk menjalin hubungan serius saat ini dalam hidup mereka.

Profesor Bella DePaulo, seorang ilmuwan sosial di University of California, Santa Barbara, telah menghabiskan 20 tahun terakhir berfokus pada apa yang dia sebut "studi lajang": mengukur dampak lajang terhadap orang-orang serta cara masyarakat memperlakukan mereka .

“Saya selalu sangat bahagia dengan kehidupan lajang saya,” jelasnya. “Saya tidak pernah membayangkan seperti apa gaun pengantin saya atau semacamnya.

Namun, untuk waktu yang lama saya berpikir bahwa mungkin saya hanya lambat untuk sampai ke sana, bahwa saya akan terjebak untuk memikirkan pernikahan seusai standar. "Saya tidak ingat kapan saya menyadarinya, tidak, saya tidak akan pernah menginginkan itu. Single adalah siapa saya. Itu sangat membebaskan," ucapnya dikutip dari laman Standard, Kamis 2 Desember 2021. 

Namun, perempuan 60 tahun ini mendapati dirinya terganggu oleh kurangnya tulisan tentang masa lajang jangka panjang, atau bahkan contoh positif apa pun darinya. “Semua laporan yang saya baca di media adalah bahwa pernikahan membuat Anda lebih bahagia, lebih sehat, dan hidup lebih lama, dan itu tidak sejalan dengan pengalaman saya,” katanya.

Jadi dia mulai melakukan penelitiannya sendiri. “Saya menemukan ada manfaat besar untuk tetap melajang. Perempuan, khususnya, lebih cenderung menikmati kesendirian daripada pria. Perempuan lajang menemukan bahwa menyendiri adalah waktu yang indah untuk pemulihan, kreativitas, dan pertumbuhan pribadi. Dan masih banyak lagi peluang untuk mewujudkan kehidupan yang Anda inginkan, seperti traveling, mengikuti passion, dan melakukan pekerjaan yang bermakna.

Baca: Jangan Canggung, Bicarakan 3 Hal Ini dengan Pasangan sebelum Menikah

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."