Kembangkan Bisnis, Kristen Bell dan Dax Shepard Buat Pabrik Popok Bayi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Kristen Bell bersama suami, Dex Shepard, saat pembukaan pabrik popok bayi mereka di Texas, Amerika Serikat. Foto: Instagram/@kristenanniebell

Kristen Bell bersama suami, Dex Shepard, saat pembukaan pabrik popok bayi mereka di Texas, Amerika Serikat. Foto: Instagram/@kristenanniebell

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Usai merintis usaha perawatan bayi dan keluarga "Hello Bello" pada 2019, pasangan suami istri Kristen Bell dan Dax Shepard mengembangkan bisnis dengan membuka pabrik popok bayi sendiri baru-baru ini. Pasangan selebriti ini tidak pernah membayangkan bahwa bisnis mereka berkembang begitu cepat kurang dari dua tahun.

Pabrik popok bayi milik mereka berdiri di atas lahan seluas sekitar 29.000 meter persegi. Pabrik tersebut baru dibuka pekan lalu, ungkap Kristen Bell di Instagramnya, Jumat, 29 Oktober 2021. Tingginya permintaan akan popok bayi menjadi salah satu pertimbangannya untuk membuka popok bayi.

"Kami benar-benar kewalahan ketika kami berhenti," kata Shepard soal pesanan popok bayi kepada wartawan.

Pembukaan ini menjadikan merek tersebut sebagai satu-satunya perusahaan popok independen di Amerika Serikat yang memproduksi popoknya sendiri (pada mesin tanpa limbah yang menghasilkan popok dengan kecepatan 800 menit, tidak kurang!) dari desain hingga pengiriman. Interior pabrik yang ceria dan penuh imajinasi berkat desain dari teman Bell dan Shepard di agensi kreatif Brains on Fire dan sedikit keajaiban dari tim desain Magnolia Chip dan Joanna Gaines.

"Mengetahui teman-teman kami datang ke sini hari ini, melewati gedung seperempat mil dengan kreativitas mereka di samping, saya seperti, 'Ya ampun, saya harap mereka bahagia,'" kata Shepard.

"Senang melihat teman-temanmu berhasil," tambah Bell.

Bell, 41, dan Shepard, 46, salah satu pasangan selebriti yang serius mengelola bisnisnya di luar industri hiburan. Perusahaan mereka terus tumbuh dan berkembang dari produk mandi bayi, perawatan tubuh untuk anak-anak yang lebih besar, pakaian, produk pembersih rumah yang berkelanjutan, hingga boneka binatang. Dan semuanya melewati pengujian yang ketat, termasuk uji coba kepada buah hati mereka, Lincoln, 8, dan Delta, 6.

"Kami menguji semuanya pada mereka" kata Bell. "Saat kami mendapatkan sampel, kami seperti, 'Saatnya mandi!' 'Apakah Anda suka bau ini?' 'Apakah Anda suka busa ini?' "Bagaimana rasanya rambutmu?" "

Sejak awal, pasangan – yang bekerja dengan salah satu pendiri Sean Kane, Jay McGraw dan Jennifer Pullen – ingin fokus pada produk yang diinginkan masyarakat di konter suatu toko.

Saat bisnis berkembang, mereka juga memperluas misi mereka, yang bertujuan untuk menjaga biaya dan harga tetap rendah sambil menyumbangkan popok bayi kepada mereka yang membutuhkan. Menurut cerita baru-baru ini oleh CBS, kebutuhan popok meningkat 500 persen di beberapa wilayah negara selama pandemi COVID-19.

Melalui pekerjaannya dengan Baby2Baby, Bell telah menyumbangkan popok bayi untuk keluarga yang membutuhkan, dan Hello Bello baru-baru ini memperluas program pemberiannya sendiri untuk memasok 104 keluarga setiap tahun dengan popok selama satu tahun.

Mereka juga meluncurkan The Diaper Doody Fund, platform mirip GoFundMe yang memungkinkan orang-orang yang membutuhkan bantuan dengan popok membuat tempat untuk mengumpulkan dana (dan pada gilirannya, tempat bagi para donaur untuk memberi).

“Kami mendengar cerita dari ibu-ibu yang memeras popok agar bisa dipakai lagi selama seminggu. Dulu, satu dari lima keluarga yang butuh bantuan membeli popok, lalu satu dari empat, sekarang satu dari dua,” imbuhnya. "Ini kebutuhan yang sangat besar."

"Jika saya yang bertanggung jawab, kami tidak punya apa-apa. Kami akan memproduksinya dan memberikan semuanya. Aku akan memberikan segalanya jika aku bisa," tandas Kristen Bell.

Baca juga: Kristen Bell Sempat Bocorkan Cerita Frozen 2 Kepada Anaknya

PEOPLE

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."