Benarkah MSG Bisa Menambah Nafsu Makan? Simak Penjelasan Pakar Gizi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi MSG. Shutterstock

Ilustrasi MSG. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Perlu diketahui jika pada dasarnya hormon-hormon pengatur selera makan pada lansia atau lanjut usia cenderung sudah menurun, terlebih saat diopname di rumah sakit. Karena itu jika lansia diopname, proses pemulihan menjadi semakin lama jika asupan nutrisinya sedikit.

Pakar Gizi Dokter Rita Ramayulis mengatakan selera makan lansia serta orang-orang yang baru sembuh cenderung rendah karena berbagai faktor fisiologis dan psikologis. Namun sebenarnya dapat diatasi dengan meningkatkan reseptor rasa yang dimiliki melalui pengaturan rasa dasar (manis, asam, pahit, asin, dan umami)

"Sebenarnya penggunaan MSG sebagai salah satu sumber rasa umami pada makanan di rumah sakit bisa menjadi solusi untuk mempercepat proses recovery pasien lansia yang diopname," ucap Rita dalam siaran pers Webinar yang diadakan PT Ajinomoto Indonesia bekerjasama dengan PT Rumah Inovasi Natura, Senin 25 Oktober 2021.

Menurut Rita yang juga Ketua Indonesia Sport Nutritionist Association ini sudah banyak penelitian yang membuktikan hal tersebut, salah satunya dilakukan oleh Shigeru Yamamoto dkk, pada tahun 2009, dalam penelitian tersebut, terbukti bahwa pemberian MSG pada makanan yang dikonsumsi lansia membuat mereka lebih banyak memproduksi saliva, itu penting untuk membantu proses mengunyah dan menelan pada lansia. 

Penelitian tersebut juga membuktikan bahwa penambahan MSG pada makanan yang dikonsumsi lansia, membuat nafsu makan meningkat. Salah satu faktor utama penyebab malnutrisi pada lansia adalah turunnya nafsu makan dan juga masalah mengunyah serta menelan. Sehingga, peran MSG ini ternyata sangat baik.

Menambahkan penjelasan sebelumnya, menurut Rita, banyak juga di antara masyarakat yang salah persepsi juga karena mengetahui bahwa MSG sebagai salah satu sumber rasa umami pada makanan daapt meningkatkan selera makan, sehingga menjadi khawatir konsumsi makanan tidak terkontrol.

“Kendati demikian, masih ada juga masyarakat yang salah kaprah. Rasa umami pada berbagai pangan memang meningkatkan selera makan, namun bukan berarti menjadi tidak terkontrol seperti ingin makan terus. Justru bumbu umami bisa memberi rasa kenyang saat akan dan setelah makan. Sudah ada jurnal ilmiah yang menjelaskan tentang penelitian ini,” ucap Rita.

Melalui webinar ini, pihak PT Ajinomoto Indonesia berharap dapat mengedukasi para peserta tentang informasi gizi dengan fakta ilmiah, serta berkontribusi dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat. Event webinar ini masih akan berlanjut hingga bulan November 2021.

Sementara itu menurut Public Relations Manager PT Ajinomoto Indonesia Katarina Larasati acara webinar kali ini diperuntukkan bagi ahli gizi, ahli diet, & mahasiswa/i gizi, karena kami merasa perlu menyebarkan fakta yang benar dan informatif tentang bumbu umami yang akan mendukung masyarakat Indonesia tetap sehat saat situasi pandemi COVID-19.

"Selain itu, kami berharap para ahli gizi, ahli diet di seluruh Indonesia, dapat menyebarkan fakta informatif dan ilmiah tentang apa yang kami sampaikan hari ini kepada masyarakat luas,” pungkasnya.

Baca: Ini Batas Aman Konsumsi MSG bagi Pengidap Hipertensi Menurut Ahli

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."