13 Tahun Alami Autoimun, Qory Sandioriva : Biaya Berobat Setara Beli Rumah

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
DBS e-Talk Series bertajuk

DBS e-Talk Series bertajuk "Autoimmune Won't Keep You Apart: Living Well with Loved Ones" pada 7 Oktober 2021/DBS

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Puteri Indonesia 2009 dan Duta Autoimmune Indonesia, Qory Sandioriva menceritakan pengalaman pribadinya terkait penyakit autoimun yang ia derita sejak usia 16 tahun. Menurut Qory, dulu ia sering berolahraga di luar rumah. Tiba-tiba ia mengalami sakit kepala hebat, sering pingsan dan badan terasa mudah kelelahan bahkan sesak nafas. "Saat itu, dokter mendiagnosa saya menderita darah rendah, tapi hasil laboratorium menunjukkan hasil yang normal. Saat dinobatkan sebagai Puteri Indonesia di usia 17 tahun, kondisi saya memburuk dengan gejala seperti kulit terasa perih, ngilu sendi dan tulang, otot dan saraf kaku hingga saya mengalami koma selama 3-4 hari," katanya dalam webinar DBS e-Talk Series bertajuk “Autoimmune Won’t Keep You Apart: Living Well with Loved Ones" pada 7 Oktober 2021.

Qory bercerita bahwa berat badannya pun turun drastis sebanyak 10 kilogram. Ia pernah didiagnosis tipus, demam berdarah, atau penyakit lainnya. Namun salah satu dokter menyatakan Qory terkena Systemic Lupus Erythematosus tahap awal atau Early Lupus. Qory mengaku sebenarnya sudah mulai bisa mengontrol autoimun yang ia rasakan, namun penyakit autoimun tersebut kembali muncul akibat terpapar COVID-19 pada pertengahan 2021 lalu.

Menurut Qory, selama 13 tahun ia sudah berobat ke berbagai negara untuk menjalani perawatan. Ia pernah ke Singapura, Guangzhou Cina, Korea Selatan, Penang Malaysia dan juga Indonesia. Saat di Korea Selatan, ia bahkan menghabiskan waktu 3 bulan untuk menjalani rehabilitasi. Berapa kira-kira pengeluaran yang harus dia keluarga siapkan? "Biayanya (kira-kira) sudah bisa beli rumah," katanya.

Penyakit autoimun memang bisa menimpa wanita usia produktif. Dimana dari 270 juta penduduk Indonesia ada 0,5 persen perempuan yang mengidap autoimun atau setara 1 juta orang. Dokter Spesialis Penyakit Dalam Stevent Sumantri memaparkan penyakit autoimun merupakan suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang tubuh sendiri karena tidak dapat membedakan antara sel asing dan sel tubuh sendiri. "Sistem kekebalan tubuh salah mengira bagian tubuh sendiri, seperti persendian atau kulit, sebagai benda asing dan melepaskan protein yang disebut autoantibodies untuk menyerang sel-sel sehat," kata Stevent.

Ia pun menjelaskan autoimun seolah menjadi penyakit dengan seribu wajah karena gejalanya banyak sekali. "Saat ini ada lebih dari 150 jenis penyakit autoimun yang diketahui, dapat ditandai dengan munculnya gejala-gejala umum seperti kelelahan, otot pegal, bengkak dan kemerahan, demam ringan, mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki, rambut rontok, serta ruam kulit," katanya.

Stevent mengatakan penyakit autoimun dapat menyebabkan timbulnya penyakit lainnya, atau bahkan berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik dan tepat. "Namun pasiennya dapat menjalani hidup dengan baik dan nyaman jika terdiagnosis sejak awal serta mendapatkan perawatan yang tepat secara konsisten,” katanya.

DBS Treasures bermitra dengan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (“Manulife Indonesia”) meluncurkan MiEarly Critical Protection (MiECP) untuk melindungi tidak hanya kesehatan nasabah, namun juga kekayaan serta gaya hidup Nasabah bersama keluarga. MiECP fokus memberikan perlindungan terhadap penyakit kritis, termasuk yang disebabkan oleh penyakit autoimun. Consumer Banking Director, PT Bank DBS Indonesia Rudy Tandjung menyampaikan bahwa produk MiECP melengkapi blueprint strategi manajemen kekayaan dari DBS Treasures, mencakup rangkaian produk perlindungan komprehensif yang relevan bagi nasabah.

Baca: Baru Memutuskan Vaksin COVID-19, Titi DJ: Saya Punya Autoimun

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."