Rayakan Hari Batik Nasional dengan Cara Unik dan Inspiratif Ini

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Merias wajah dengan motif Batik/SnackVideo

Merias wajah dengan motif Batik/SnackVideo

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ada banyak cara merayakan Hari Batik Nasional. Kamu tidak hanya bisa mengenakan baju batik saja, namun kamu juga bisa melakukan kegiatan inspiratif serta unik ini dengan batik. Intip highlight konten dari kreator-kreator SnackVideo ini.

Merias wajah dengan motif Batik/SnackVideo

1. Merias wajah dengan motif batik
Euforia Hari Batik Nasional disuguhkan oleh kreator Wiwied Ineray dengan mengunggah video tutorial make up menggambar motif batik pada wajahnya. Pada video ini, Wiwied memperlihatkan proses menggambar sebuah motif batik bunga geometris dengan warna biru toska pada salah satu sisi wajahnya dengan mendetail. Tak hanya itu, Wiwied juga menyelaraskan riasan wajah dengan menggunakan pakaian batik yang senada.

Konten ini dapat menginspirasi para beauty enthusiast untuk berpartisipasi melestarikan budaya Indonesia ke dalam bentuk karya yang kreatif dan unik dengan make up sebagai medianya.

Membatik menggunakan Henna/SnackVideo

2. Membatik menggunakan Henna
Ternyata membatik tidak hanya bisa dilakukan dengan canting dan malam (lilin), namun juga bisa menggunakan Henna. Sejak ribuan tahun yang lalu, Henna sudah digunakan sebagai alat melukis tubuh dan kain di beberapa negara Asia seperti India, Pakistan hingga negara-negara Timur Tengah. Di Indonesia pun, Henna juga cukup terkenal dan sering digunakan dalam beberapa acara.

Kreator Aliyah Lahdji sukses mencampurkan budaya khas Timur Tengah dengan budaya Indonesia dalam sebuah karya lukisan lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila dengan corak batik dengan menggunakan Henna. Tidak hanya itu, Aliyah juga melukis motif batik lainnya pada sebuah tas dengan menggunakan Henna.

Lestarikan Batik lewat tarian/SnackVideo

3. Lestarikan Batik lewat tarian
Platform video pendek memang dikenal oleh masyarakat sebagai wadah para kreator untuk menyalurkan minat dan bakat, khususnya menari. Dengan durasi yang pas dan pilihan musik yang beragam, kreator dapat dengan kreatif menciptakan sebuah konten dengan gerakan tari yang baru dan alunan musik masa kini.

Tak mau ketinggalan tren, kreator dan sekaligus penari tradisional asal Bali, Echa Laksmi, turut berpartisipasi dalam upaya pelestarian batik dengan membuat video tarian bersama anak didiknya diiringi alunan musik masa kini yang di-remix dengan nuansa tradisional. Dalam videonya, Echa menari tarian daerah sambil menggunakan pakaian dari berbagai jenis kain batik.

Selain Echa, sebuah sanggar tari bernama Sanggar Tari Mutiara yang berlokasi di Cimahi, Jawa Barat, juga turut menyemarakkan Hari Batik Nasional dengan mengunggah video tari jaipong sambil mengenakan pakaian dari kain batik. Tarian ini diiringi lagu masa kini yang dicampurkan dengan alunan khas Indonesia, sukses membuat tarian tradisional menjadi lebih modern dan dinamis.

Tak hanya itu, seorang penari, koreografer sekaligus kreator bernama Elsi Sastia juga berpartisipasi untuk merayakan Hari Batik Nasional. Tak tanggung-tanggung, Ia bersama rekannya mengunggah video berdurasi satu menit yang menampilkan tari-tarian tradisional dari 34 provinsi di Indonesia sekaligus, sambil menggunakan pakaian bernuansa batik. Video Elsi Sastia membuat kita semakin menyadari betapa beragam dan indahnya kebudayaan Indonesia.

Bercerita sejarah batik lewat video pendek/SnackVideo

4. Bercerita sejarah batik lewat video pendek
Batik punya segudang cerita, makna, dan sejarah. Hal ini menginspirasi kreator bernama Soffi Ruchaefi untuk merayakan Hari Batik Nasional dengan membuat konten cerita sejarah Batik.

Dalam video nya, Soffi bercerita mengenai batik yang sudah ada pada zaman kerajaan Majapahit. Sejak saat itu, seni batik mulai beredar luas di Indonesia yang pada saat itu dikenal sebagai Nusantara. Ia menambahkan, pada zaman dahulu batik sempat hanya boleh digunakan oleh anggota kerajaan. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, batik sudah dapat digunakan oleh masyarakat luas hingga saat ini.

Menggambar batik di roti/SnackVideo

5. Menggambar batik di roti
Biasanya kita hanya melihat motif batik yang digambar pada sebuah benda seperti kain, pakaian, tas dan aksesoris lainnya, namun siapa yang menyangka bahwa motif batik bisa di gambar di makanan, seperti roti?

Kreator Widya Pralistya menunjukan kreatifitasnya dalam merayakan Hari Batik Nasional dengan menggambar motif batik pada makanan. Pada video tersebut, ia menggambar batik Megamendung di roti tawar dengan menggunakan selai kacang yang dicampur dengan air dan bubuk minuman kemasan untuk mendapatkan warna dan konsistensi yang diinginkan.

Widya telah membuat beberapa video dengan berbagai motif batik lainnya seperti Parang, dan Kawung. Tak hanya itu, ia juga turut menjelaskan makna dari setiap motif batik yang ia gambar pada setiap videonya.

Tutorial kreasi kain Batik tanpa perlu menjahit/SnackVideo

6. Tutorial kreasi kain Batik tanpa perlu menjahit
Menggunakan batik dalam menemani aktivitas sehari-hari bisa menjadi salah satu cara untuk melestarikan warisan budaya Indonesia. Selain menggunakan Batik sebagai kemeja, bawahan, atau scarf, penggunaan kain batik juga bisa dijadikan sebagai gaun. Yang unik, pengaplikasiannya tak melulu harus dijahit.

Kreator SnackVideo Addin Abeirst menunjukkan apresiasinya terhadap Batik lewat berbagi ilmu styling kain Batik tanpa dijahit melalui video tutorial yang diunggahnya di SnackVideo. Pada video tersebut, ia hanya menggunakan peniti, melilit dan mengikat satu kain batik hingga menjadi gaun yang cantik dan elegan.

Selain dari konten-konten inspiratif di atas, kamu bisa melihat ribuan konten menarik lainnya yang berkaitan tentang batik di aplikasi SnackVideo melalui tagar #SnackMencariDutaBatik. Selamat Hari Batik Nasional.

Baca: Jelang Hari Batik Nasional, Danar Hadi Rilis Program Bangga Berbatik Itu Asyik

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."