Tanda-tanda Anda Kelebihan Konsumsi Suplemen Vitamin C, dari Mual hingga Diare

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi vitamin C (Pixabay.com)

Ilustrasi vitamin C (Pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaVitamin C salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh. Vitamin C, asam askorbat, membantu tubuh Anda menyerap zat besi. Kekurangan vitamin ini dapat memiliki efek negatif pada kesehatan Anda, tetapi jangan pula mengonsumsinya terlalu banyak. Sebab sesuatu yang berlebihan tidaklah baik.

Ada tujuh tanda utama yang harus diwaspadai, menurut Mayo Clinic. Yaitu sakit kepala, insomnia, mulas, diare, mual, muntah, dan kram perut. NHS menambahkan bahwa perut kembung bisa menjadi tanda Anda terlalu banyak konsumsi suplemen vitamin C. Gejala tersebut umumnya akan hilang begitu Anda berhenti mengonsumsi suplemen vitamin C.

Bagi kebanyakan orang, jeruk atau secangkir stroberi, atau brokoli menyediakan cukup vitamin C. Orang dewasa berusia 19 hingga 64 tahun membutuhkan 40mg vitamin C dalam sehari.

Tubuh Anda tidak memproduksi atau menyimpan vitamin C, itulah mengapa penting untuk konsumsi suplemen atau makanan mengandung vitamin C ke dalam tubuh Anda. Manfaat vitamin C juga beragam, seperti membantu melindungi sel dan menjaganya tetap sehat, juga membantu tubuh Anda menyembuhkan luka. Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan penyakit kudis.

Studi juga menunjukkan bahwa mengonsumsi lebih banyak vitamin C dapat meningkatkan kadar antioksidan darah hingga 30 persen. Ini membantu pertahanan alami tubuh melawan peradangan.

Vitamin C adalah antioksidan kuat yang dapat meningkatkan kadar antioksidan darah Anda dan dapat membantu mengobati kekurangan zat besi. Vitamin C dikenal sebagai vitamin kekebalan karena berperan ketika tubuh Anda sakit.

Baca juga: Kaya Vitamin C, 6 Buah Ini Dapat Meningkatkan Imunitas di Masa Pandemi

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."