Nyeri Punggung Bisa Menyerang Usia Muda, Lho! Cek Gejalanya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Sakit punggung atau nyeri punggung. Freepik.com

Sakit punggung atau nyeri punggung. Freepik.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -  Nyeri punggung bawah atau low back pain (LBP) ternyata tidak hanya menyerang kaum lansia. Jika tidak hidup sehat, orang yang berusia muda berpotensi mengalami sakit tulang belakang.

Jika kamu tergolong berusia pertengahan 20-an hingga awal 30-an, ada kemungkinan Anda tiba-tiba mulai mengalami nyeri punggung bagian bawah bawah.

Jenis rasa sakit ini bisa sangat melemahkan dan sangat mempengaruhi kualitas hidup Anda. Dilansir dari starkwoodchiropractic berikut tiga penyebab utama nyeri punggung atau low back pain pada usia muda dan gejala yang harus diwaspadai.

1. Ketegangan Otot Punggung

Salah satu penyebab paling umum nyeri punggung bawah pada orang dewasa muda, yaitu ketegangan punggung sering disebabkan oleh mengangkat benda berat, berolahraga berlebihan, gerakan tiba-tiba atau memutar ke posisi canggung. Ligamen dan otot di punggung Anda mungkin meregang atau mengalami robekan mikroskopis, sehingga menyebabkan Anda sakit.

Sakit tulang belakang sering kali akan sembuh dengan sendirinya atau dengan bantuan beberapa kombinasi istirahat, aplikasi es atau panas, obat nyeri anti-inflamasi, peregangan bertahap, dan latihan punggung bawah.

Gejala ketegangan otot punggung meliputi:

- Kesulitan berjalan atau berdiri tegak tanpa rasa sakit
- Rasa sakit yang tumpul dan pegal
- Kekakuan atau rasa sakit yang terlokalisir saat disentuh
- Rasa sakit yang tidak menjalar ke kaki Anda, tetapi bergerak di sekitar area punggung bawah, selangkangan, dan bokong.

2. Penyakit Diskus Degeneratif

Degeneratif disc disease atau penyakit diskus degeneratif dapat mempengaruhi individu yang berusia 20 tahun. Ketika diskus di antara tulang belakang Anda mulai rusak, bagian yang rusak dapat menyebabkan peradangan yang menyakitkan dan sedikit ketidakstabilan di punggung bawah, yang menyebabkan kejang otot dan terkadang linu panggul. Penyakit diskus degeneratif sering terjadi dan seringkali berhasil diobati.

Anda mungkin menderita penyakit ini jika Anda mengalami salah satu dari gejala berikut:

- Sakit punggung makin parah ketika duduk
- Nyeri punggung bawah konstan tingkat rendah yang diselingi oleh episode nyeri parah/kejang otot yang berlangsung beberapa hari hingga beberapa bulan
- Berjalan bahkan berlari, mungkin terasa lebih baik daripada duduk/berdiri
- Mengubah posisi sering mengurangi rasa sakit.

3. Hernia Nukleus Pulposus (HNP)

Hernia Nukleus Pulposus mengacu pada masalah dengan salah satu diskus karet di antara tulang belakang yang menumpuk untuk membentuk tulang belakang Anda. Anda dapat mengalami Hernia Nukleus Pulposus tanpa menyadarinya, tetapi terkadang disk yang terpeleset bisa sangat menyakitkan.

Ini menyebabkan rasa sakit yang biasa dikenal sebagai Sciatica. Linu panggul terjadi ketika akar saraf di tulang belakang bagian bawah tertekan, menyebabkan rasa sakit dan mati rasa berjalan di sepanjang saraf siatik besar yang melayani bokong, tungkai dan kaki.

Gejala umum linu panggul atau Sciatica meliputi:

- Rasa sakit biasanya konstan dibandingkan dengan flaring selama beberapa hari atau minggu dan kemudian berhenti.
- Rasa sakit lebih intens di kaki dan kaki, daripada punggung
- Rasa sakit biasanya dialami di satu sisi bokong atau kaki
- Nyeri hebat setelah lama berdiri atau duduk diam tetapi berkurang saat berjalan - Rasa sakitnya lebih seperti kesemutan atau rasa terbakar yang intens daripada rasa sakit yang tumpul.
- Dapat disertai dengan kelemahan, mati rasa atau kesulitan menggerakkan tungkai atau kaki.

Nyeri punggung bagian bawah dapat terjadi akibat cedera akut atau penggunaan berlebihan kronis yang mengarah pada artritis. Kondisi ini dapat memecah diskus yang berisi cairan di tulang belakang Anda yang bertindak sebagai peredam rasa sakit.

Baca: Salah Posisi Duduk Saat WFH Bisa Bikin Nyeri, Ini Tips Hindari Sakit Punggung

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."