Bayi dan Anak Bisa Kena Stroke, Kenali Sebab dan Gejalanya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi Anak Sakit/Halodoc

Ilustrasi Anak Sakit/Halodoc

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Banyak dari kita yang mengira bahwa stroke hanya terjadi pada orang dewasa. Tapi anak-anak, remaja, dan bahkan bayi yang belum lahir juga bisa terkena stroke. Stroke pada anak paling sering terjadi pada bulan pertama setelah lahir. Kondisi itu kadang disebut stroke perinatal atau neonatal.

Kebanyakan stroke perinatal terjadi selama persalinan atau segera setelah melahirkan ketika bayi tidak mendapatkan cukup oksigen saat melakukan perjalanan melalui jalan lahir. Stroke yang menyerang anak-anak dan remaja yang lebih besar biasanya disebabkan oleh kondisi lain yang menghentikan aliran darah ke otak atau menyebabkan pendarahan di otak.

Stroke pada orang dewasa sering terjadi karena tekanan darah tinggi, diabetes, atau aterosklerosis. Sementara faktor risiko stroke pada anak dan remaja lebih bervariasi. Stroke iskemik ( akibat pembekuan darah yang menyumbat arteri yang berjalan ke otak) adalah jenis yang paling umum pada anak-anak dan biasanya terkait beberapa faktor di bawah ini. 

1. Kekurangan oksigen saat melahirkan

2. Cacat jantung yang dibawa bayi lahir

3. Kelainan darah seperti penyakit sel sabit, yang menghancurkan sel darah dan menyumbat pembuluh darah

4. Cedera pada arteri (pembuluh darah yang membawa oksigen) di otak

5. Dehidrasi

6. Kelainan genetik seperti Moyamoya, penyakit langka yang mempengaruhi arteri di otak

7. Infeksi, seperti meningitis atau cacar air

Sementara itu, stroke hemoragik yang terjadi ketika pembuluh darah di atau dekat otak pecah dapat disebabkan oleh cedera kepala yang menyebabkan pembuluh darah pecah, malformasi arteriovenosa, suatu kondisi di mana pembuluh darah di otak tidak terhubung dengan benar, aneurisma (kelemahan pada dinding arteri), hingga penyakit yang mempengaruhi pembekuan darah, seperti hemofilia

Tanda-tanda umum stroke pada anak dan remaja:

1. Kejang

2. Sakit kepala, mungkin disertai muntah

3. Kelumpuhan tiba-tiba atau kelemahan pada satu sisi tubuh

4. Keterlambatan atau perubahan bahasa atau bicara, seperti slurring

5. Kesulitan menelan

6. Masalah penglihatan, seperti penglihatan kabur atau ganda

7. Kecenderungan untuk tidak menggunakan salah satu lengan atau tangan

8. Sesak atau gerakan terbatas di lengan dan kaki

9. Masalah dengan tugas sekolah

10. Hilang ingatan

11. Perubahan suasana hati atau perilaku yang tiba-tiba

Jika anak Anda memiliki gejala-gejala di atas, segera temui dokter. Seseorang yang aktif mengalami stroke dapat memperoleh obat yang dapat mengurangi keparahan stroke dan kerusakan otak yang diakibatkannya.

Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak berhenti, bahkan jika hanya terjadi dalam sedetik, itu bisa tetap berbahaya. Darah membawa oksigen dan zat penting lainnya ke sel dan organ tubuh, termasuk otak.

Baca juga: 3 Gejala Stroke yang Paling Sering Dialami Pasien

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."