Pasien Covid-19 dengan Komorbid Boleh Lakukan Isolasi Mandiri, Asal...

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi vaksin Covid-19 kapsul. Kredit: Business Wire

Ilustrasi vaksin Covid-19 kapsul. Kredit: Business Wire

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Guna memutus penularan Covid-19, salah satu protokol wajib bagi individu yang tertular atau positif Covid-19 tanpa gejala, gejala ringan, maupun sedang, wajib menjalani isolasi mandiri (isoman). Dokter spesialis penyakit dalam, Jeffri Aloys Gunawan, mengatakan bahwa isolasi mandiri harus dilakukan dengan benar agar efektif. Persiapan yang harus dilakukan selama isolasi mandiri, baik untuk pasien tanpa gejala (10 hari isolasi mandiri) maupun bergejala ringan-sedang (10+3 hari), adalah logistik dan medis.

“Ingat, isoman perlu waktu cukup lama. Tidak bisa dilakukan tanpa persiapan. Pertama, siapkan kebutuhan pokok seperti makan, minum, cuci baju, dan lain-lain. Pemeriksaan medis jangan dilupakan. Periksa saturasi, suhu tubuh, dan tanda-tanda vital lainnya. Berkonsultasilah ke dokter, terutama bagi yang mengalami gejala. Bila sulit konsultasi ke rumah sakit, bisa manfaatkan telekonsultasi seperti Good Doctor,” kata dokter Jeff dalam Instagram Live dengan tema “A-Z Tips Isoman Antipanik”, Sabtu 28 Agustus 2021. Acara itu diselenggarakan oleh HIPPINDO mengadakan Head of Medical Management Good Doctor Technology Indonesia (GDTI).

Jeff yang juga berpraktik di aplikasi GoodDoctor membenarkan sangat menyarankan bahwa orang yang melakukan isoman, sebaiknya isolasi sendiri, tidak serumah dengan anggota keluarga yang lain. Tapi bila terpaksa tetap serumah, sebisa mungkin harus terpisah. "Kalau bisa menggunakan kamar mandi berbeda. Disarankan memang ke tempat isolasi terpusat. Ini lebih baik daripada tinggal dengan keluarga, karena mereka berisiko terpapar virus," katanya.

Jeff menambahkan bahwa sebenarnya yang boleh isoman adalah mereka yang tidak bergejala atau bergejala ringan. “Mereka yang bergejala sedang, jadi tidak cuma demam atau batuk ringan, tapi juga ada napas berat atau sesak, apalagi bila disertai penurunan saturasi oksigen atau kurang dari 93 persen, sebaiknya diperiksakan ke rumah sakit," katanya.

Apa itu gejala sedang? Gejala sedang adalah perbatasan antara gejala ringan ke berat. Pada pasien seperti ini, bila dilakukan foto toraks biasanya sudah ada gambaran infeksi paru sehingga harus dirawat di rumah sakit. Karena, kalau sudah ada pneumonia perlu terapi yang lebih agresif, yang diberikan via infus, dan pemantauan pun harus lebih ketat.

Menurut Jeff ada tiga fase COVID-19 dan sindrom pelana kuda, yaitu fase pertama, fase pulmonary, dan fase badai sitokin. Intinya, pengobatan harus dilakukan agresif sebelum masuk fase dua atau fase pulmonary, apalagi sampai masuk ke fase tiga atau badai sitokin. Terlebih pada orang dengan komorbid penyakit kronis seperti diabetes atau hipertensi dan lansia, di mana risiko kematian meningkat enam kali lipat.

Jeff mengatakan bahwa orang dengan komorbid adalah salah satu indikasi agar pasien dirawat di rumah sakit. Terlebih bila komorbidnya lebih dari dua penyakit maka dianjurkan untuk dirawat seperti pasien COVID gejala sedang. Namun, orang dengan komorbid boleh isoman bila kondisinya terkontrol dengan obat rutin," kata Jeff.

Selama isoman, orang dengan komorbid disarankan tetap rutin minum obatnya dan memantau saturasi oksigen. Lansia biasanya minum banyak obat atau polifarmasi sehingga perlu dipantau oleh dokter berkaitan dengan obat yang harus dilanjutkan, obat yang perlu dihentikan dulu sementara, dan obat yang dosisnya perlu disesuaikan atau diganti.

Pada pasien diabetes misalnya, biasanya kadar gula darah naik karena Covid-19, sehingga memerlukan injeksi insulin. Bila minum polifarmasi, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter. Bila sulit ke rumah sakit, Jeff pun menyarankan untuk manfaatkan telemedicine seperti GoodDoctor.

Penyedia layanan kesehatan berbasis teknologi Good Doctor sudah mengeluarkan Panduan Isolasi Mandiri yang sangat lengkap dan masyarakat bisa mengaksesnya dengan mudah. “Panduan sudah sangat lengkap, dikurasi oleh dokter, dan selalu kita perbarui dengan perkembangan terbaru. Selama isolasi mandiri pasien disarankan tetap terhubung dengan tenaga medis, melalui telemedicine,” kata Head of Medical Management Good Doctor Technology Indonesia (GDTI), dokter Adhiatma Gunawan.

Program vaksinasi Covid-19 masih terus ditingkatkan oleh pemerintah dengan melibatkan banyak instansi termasuk swasta. Mewakili Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO), Svida Alisjahbana, CEO GCM Group mengatakan timya terus mendukung program vaksinasi Covid-19. “HIPPINDO saat ini membuka sentra-sentra vaksinasi di seluruh Pulau jawa dan rencananya juga luar pulau Jawa, bekerja sama dengan Good Doctor,” kata Svida dala kesempatan yang sama. Rencananya sentra vaksinasi Serviam akan menjangkau wilayah Indonesia Timur.

Baca: Warga Jakarta Mau Dapat Obat Gratis Saat Isolasi Mandiri? Siapkan Hal Ini

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."