Awas, Musim Hujan Bisa Picu Masalah Pencernaan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi wanita memegang perut. Pixabay.com/Natasya Gepp

Ilustrasi wanita memegang perut. Pixabay.com/Natasya Gepp

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaMusim hujan menyenangkan tapi juga membawa sejumlah penyakit, infeksi, dan alergi. Sistem pencernaan sangat rentan pada musim hujan. Masalah seperti asam lambung, kembung dan gangguan pencernaan, gastroenteritis, maag, serta Penyakit Refluks Gastroesofageal (GERD) menjadi umum saat musim hujan tiba. Hal itu dilansir dari indiaexpress, Selasa 2 Agustus 2021.

Ahli gastroenterologi Rumah Sakit Apollo Spectra, Mumbai, Keyur Sheth mengatakan adanya lonjakan kasus penyakit pencernaan saat musim hujan. “Kami selalu melihat lonjakan pasien dengan infeksi lambung, usus, dan hati selama musim hujan. Pasien tiba-tiba meningkat karena infeksi melalui makanan dan air,” ujarnya.

Dr Sheth menyebutkan bahwa secara global, penyakit GI (gastrointestinal) menular dan dehidrasi tetap menjadi penyebab utama kematian. Penyakit itu bertanggung jawab atas sekitar 4,5 juta kematian setiap tahun. Lebih dari seribu pasien datang ke rumah sakit setiap bulan untuk pengobatan masalah lambung.

Makan makanan berat dapat memperlambat proses pencernaan yang mengundang masalah seperti kembung, gas, keasaman, dan gangguan pencernaan. Dr Sheth meyebutkan jika konsumsi jus atau jajanan pinggir jalan dapat menyebabkan infeksi perut karena air yang digunakan untuk menyiapkannya mungkin mengandung bakteri. Minum air dari sumber lain selain dari botol tertutup dan pemurni air juga dapat membuat jatuh sakit dan mungkin menderita diare.

Direktur dan ahli gastroenterolog di Zen Multispeciality Hospital, Dr Roy Patankar mengatakan jika cuaca yang lembap saat musim hujan membuat seluruh sistem pencernaan menjadi lesu. Konsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri, racun, dan parasit tidak enak untuk sistem pencernaan. Akhirnya, itu dapat menyebabkan gastroenteritis, yaitu infeksi usus yang juga dikenal sebagai keracunan makanan atau penyakit perut.

Banyak pasien mengeluh muntah, mual, gas, sembelit kronis, kolitis ulserativa, gastritis, dan masalah sensitivitas usus. Masalah gastroontestinal cukup tinggi hampir kami temui karena sekitar 15 pasien setiap hari datang dengan pola tidur dan pola makan yang tidak teratur. ”Terlalu banyak stres tidak baik untuk sistem pencernaan Anda, jadi tetaplah bebas stres, dan berolahragalah di rumah setiap hari,” kata Patankar.

Baca: Musim Hujan, Siswi JIS Alicia Chan Buat Semprotan Antibocor Bocor

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."