Kenali Naik Turun Nafsu Makan pada Anak, Ini Kata Dokter

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi anak makan kue. Unsplash,com/Tong Nguyen Van

Ilustrasi anak makan kue. Unsplash,com/Tong Nguyen Van

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Banyak orang tua bingung ketika si kecil kembali mengeluhkan rasa lapar yang dialami, padahal sesaat sebelumnya si kecil baru saja menghabiskan makan besarnya. Namun adakalanya si kecil tidak mau makan sama sekali hingga berhari-hari. Normalkah hal ini terjadi?

Sejatinya para orang tua tidak perlu khawatir pada peningkatan atau penurunan nafsu makan si kecil yang cukup fluktuatif. Peningkatan dan penurunan nafsu makan yang cukup besar pada balita adalah hal yang normal terjadi, karena tumbuh kembang anak dan periode aktivitas fisik yang cukup intens serta pemanjaan orang tua.

Tapi bagaimana dengan si kecil yang tidak bisa berhenti makan atau memiliki nafsu makan yang besar seolah-olah memiliki "perut karet". Sepintas memang tampak menggemaskan, namun normalkah ini?Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan peningkatan rasa lapar atau meningkatnya nafsu makan pada anak.

Ahli nutrisi dan penulis "Real Mom Nutrition" Sally Kuzemchak, menyebutkan bahwa meningkatkan nafsu makan pada anak bisa disebabkan karena balita sedang mengalami growth spurt atau percepatan pertumbuhan. "Dalam satu waktu anak bisa tidak mau makan sama sekali, namun beberapa hari kemudian dia bisa makan apa saja tanpa merasa kenyang. Itu adalah hal yang normal," jelas Kuzemchak dikutip dari laman Parents.

Hal lain yang menjadikan kondisi ini normal adalah bila panganan yang diberikan kepada anak tidak memenuhi kebutuhan si kecil. Pastikan panganan anak, naik itu makanan utama atau kudapan, mengandung banyak serat dan protein, mineral serta nutrisi sehingga tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan gizi anak namun juga membuatnya merasa kenyang. Hal ini dapat membantu anak untuk mengurangi kudapan manis.

"Anak juga bisa salah mengartikan rasa haus dengan rasa lapar. Coba pastikan si kecil tetap terhidrasi, namun bila dia memang merasa lapar coba berikan kudapan yang sehat," kata Kuzemchak.

Kuzemchak menyebutkan rasa bosan dan senang juga bisa memicu rasa lapar pada anak. Tidak masalah bila anak meminta kudapan selama panganan yang diberikan adalah panganan sehat dan tidak memicu obesitas pada anak.

Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasi dalam jurnal US National Library of Medicine National Institutes of Health, para ilmuwan menemukan bahwa pola makan anak yang diatur oleh orang tua, aturan waktu makan, dan dinamika di sekitar lingkungan tumbuh kembang anak terkait dengan pemberian makan, rupanya mempengaruhi peningkatan pada nafsu makan anak

Kendati demikian bila kondisi lapar anak terus menerus terjadi dan tidak terkontrol, meskipun pola makan yang diberikan sudah memenuhi seluruh kebutuhan nutrisi dan hidrasi pada anak, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan ahli baik dokter anak atau dokter gizi, apalagi bila bobot tubuh anak sudah jauh di atas rata-rata atau obesitas.

"Obesitas adalah semata-mata kelebihan lemak tubuh. Pada anak, kriteria obesitas dianjurkan menggunakan kurva tumbuh kembang," kata dokter spesialis gizi dari RSIA Melinda Bandung, Dr Johanes Chandrawinata.

Menurut pedoman dari Endocrine Society di Amerika Serikat, anak berusia di atas 2 tahun dapat dikatakan mengalami kelebihan berat badan bila bobot tubuhnya berada di persentil 85 sampai 95. Disebut obesitas bila lebih dari persentil ke 95. Disebut obesitas ekstrim bila lebih dari 120 persen dari persentil ke 95 (Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism 2017).

Johanes menjelaskan bahwa obesitas pada anak harus mendapatkan perhatian serius, karena kondisi ini dapat meningkatkan resistensi insulin. Oleh sebab itu penderita obesitas memerlukan lebih banyak insulin untuk menjaga kadar gula darahnya. Akibatnya, sel-sel beta pancreas penghasil insulin akan dipacu berlebihan memproduksi insulin, dengan konsekuensi kerusakan sel beta sehingga lama-kelamaan produksi insulin menurun sehingga muncul penyakit diabetes tipe 2.

"Tinggi nya kadar insulin dapat diperiksa di laboratorium dengan hasil dibandingkan terhadap usia dan jenis kelamin yang sesuai. Secara klinis, tinggi nya kadar insulin dalam tubuh anak obesitas bisa dilihat dari garis hitam pada lipatan leher yang disebut sebagai pseudo acanthosis nigricans," kata Johanes.

Baca: Senangnya Susi Pudjiastuti Bisa Makan Gatot: Sudah 10 Tahun Tak Lihat Ini

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."