Cegah Kanker Serviks, Edukasi Kesehatan Reproduksi pada Remaja Perlu Jadi Utama

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Aktivitas Tenggara Youth Community yang dalam menyampaikan materi edukasi kesehatan reproduksi. Dok. Istimewa

Aktivitas Tenggara Youth Community yang dalam menyampaikan materi edukasi kesehatan reproduksi. Dok. Istimewa

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia Handayani menyampaikan ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan untuk membangun perilaku menjaga kebersihan diri terkait kesehatan reproduksi, termasuk saat remaja perempuan menstruasi atau haid. "Mulai dari pengelolaan diri, remaja perempuan harus tahu menggunakan pembalut yang bersih, mengganti pembalut setiap periode waktu tertentu, kemudian mengetahui cara membuang pembalut bekas pakai, dan agar menjaga kebersihan diri namun tetap memiliki privasi," kata dia dalam webinar, Kamis 27 Mei 2021.

Menurut Dwi, pemerintah sejauh ini melalui berbagai kebijakan untuk membangun perilaku hidup bersih ini, salah satunya melalui Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi. Peraturan ini antara lain menyebutkan mengenai pentingnya pelayanan kesehatan terutama soal reproduksi bahkan sejak masa remaja untuk melindungi mereka dari perilaku berisiko dan memiliki kesehatan reproduksi yang baik.

Lalu, upaya mengedepankan pentingnya para remaja menjalani kehidupan reproduksi yang bertanggung jawab sehingga tak sampai terjadi kehamilan tidak diinginkan, kehamilan saat remaja dan masalah lainnya. Hal lain yang juga diatur ialah membangun peran bersama berbagai pihak untuk memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi, serta konseling dan pelayanan medis.

Dari sisi edukasi, remaja juga diajarkan mulai dari keterampilan hidup sehat, pendekatan ketahanan kesehatan mental, sosial, kemudian perilaku seksual aman dan berisiko hingga Keluarga Bencana (KB) untuk menyiapkan kehidupan keluarga mereka.

Keterampilan hidup sehat salah satunya diajarkan di sekolah melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di tingkat sekolah dasar (SD) hingga menengah atas (SMA). "Kegiatan mengetengahkan bagaimana anak didik bisa paham isu kesehatan, mereka punya perilaku kesehatan yang baik, termasuk pemahaman baik mengenai reproduksi, kenal dirinya dan batasan boleh dan tidak boleh tentang berperilaku antar teman yang sejenis maupun lawan jenis," tutur Dwi.

Di sekolah juga dikembangkan program Aku Bangga Aku Tahu (ABAT) yang isinya berupa penyuluhan pada masyarakat sekolah dengan berbagai topik kesehatan termasuk reproduksi. Kemudian, untuk usia anak didik lebih tinggi, dibentuklah posyandu remaja sebagai bagian dari dukungan sistem bagi mereka, sekaligus wadah mendapatkan informasi yang benar termasuk tentang kesehatan reproduksi.

Dwi menambahkan, untuk menekan risiko remaja perempuan di Jakarta mengalami salah satu masalah kesehatan reproduksi yakni kanker serviks, sejak 2016 sudah ada program vaksinasi HPV untuk anak perempuan usia kelas 5 dan 6 SD.

Baca: BKKBN Imbau Guru Berikan Pendidikan Kesehatan Reproduksi

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."