Jelang Bulan Ramadhan, Periksa Kadar Gula dan Lemak Darah untuk Persiapan Puasa

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Kinanti Munggareni

google-image
Wisawatan asing menikmati makanan berbuka puasa usai belajar tentang Ramadan di Sheikh Mohammed Centre for Cultural Understanding (SMCCU) di Dubai, UEA 17 Mei 2019. REUTERS/Satish Kumar

Wisawatan asing menikmati makanan berbuka puasa usai belajar tentang Ramadan di Sheikh Mohammed Centre for Cultural Understanding (SMCCU) di Dubai, UEA 17 Mei 2019. REUTERS/Satish Kumar

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Jelang Ramadhan banyak persiapan yang harus dilakukan termasuk pemeriksaan kesehatan untuk gula darah dan lemak darah.

Dokter spesialis penyakit dalam dr. Imelda Maria Loho, Sp.PD mengatakan menjelang Ramadhan atau tidak, pemeriksaan kesehatan secara berkala tetap harus dilakukan.

Akan tetapi, yang harus menjadi prioritas utama adalah gula darah, terlebih bagi yang sudah setahun penuh tidak melakukan pemeriksaan.

"Yang prioritas adalah gula darah karena bila ada diabetes sebelumnya atau yang sebelumnya tidak terdeteksi bisa dilakukan penanganan. Dikhawatirkan nanti gula darahnya bisa terlalu drop atau terlalu tinggi usai puasa," ujar dr. Imelda dalam webinar "Pemeriksaan Kesehatan Berkala, Apa yang Harus Diperhatikan", Kamis.

Dikutip dari WebMD, kadar gula darah normal adalah kurang dari 100 mg / dL setelah tidak makan (puasa) setidaknya selama delapan jam. Dan mereka kurang dari 140 mg / dL dua jam setelah makan.

Pada siang hari, kadarnya cenderung paling rendah sebelum makan. Bagi kebanyakan orang tanpa diabetes, kadar gula darah sebelum makan berkisar antara 70 hingga 80 mg / dL. Untuk beberapa orang, 60 adalah normal; bagi yang lain, 90 adalah normal.

Sementara itu yang dianggap sebagai tingkat gula rendah sangat bervariasi. Glukosa banyak orang tidak akan pernah turun di bawah 60, bahkan dengan puasa yang berkepanjangan. Saat Anda diet atau puasa, hati menjaga level Anda normal dengan mengubah lemak dan otot menjadi gula. Level beberapa orang mungkin turun agak lebih rendah.

Pemeriksaan kedua yang wajib menjadi prioritas adalah pemeriksaan lemak darah atau kolesterol. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah seseorang memiliki kolesterol tinggi atau tidak.

dr. Imelda mengatakan saat berbuka puasa, sebagian orang memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi makanan tanpa memikirkan nilai gizi seimbang sehingga dapat menyebabkan meningkatnya kolesterol.

"Kalau hasil pemeriksaan profil lipid-nya tinggi, dia harus menjaga makanannya saat sahur dan buka jadi sudah ada penanganan," kata dr. Imelda.

dr. Imelda juga mengatakan ada obat-obatan yang aman untuk dikonsumsi penderita diabetes dan kolesterol selama puasa sehingga pasien tidak perlu menunda pengobatan hingga Ramadhan usai.

"Obat-obatan untuk diabetes dan profil lipid yang tidak normal bisa kok untuk dikonsumsi saat puasa, jadi tidak perlu menunggu sampai bulan puasanya selesai baru minum obat," ujar dr. Imelda.

Baca juga: 7 Cara Perkuat Daya Tahan Tubuh saat Puasa Ramadan

ANTARA | WEBMD

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."