Rihanna Kena Protes setelah Foto Telanjang Dada dengan Kalung Ganesha

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Kinanti Munggareni

google-image
Rihanna dituduh melakukan perampasan budaya setelah mengenakan kalung berliontin figur Ganesha dalam sebuah foto topless. Foto: Instagram/@badgalriri

Rihanna dituduh melakukan perampasan budaya setelah mengenakan kalung berliontin figur Ganesha dalam sebuah foto topless. Foto: Instagram/@badgalriri

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaRihanna kembali mengundang kontroversi setelah mengunggah sebuah foto telanjang dada di akun media sosialnya pada Selasa (16/2). Foto ini viral dengan mendapat lebih dari 9,7 juta likes dan 98 ribu komentar di Instagram. Sementara di Twitter, cuitan foto ini di-retweet 44 ribu kali, serta meraup 282 ribu likes dan 11 ribu balasan. 

Dalam foto ini, ia hanya mengenakan boxer satin dari brand pakaian dalam miliknya, Savage x Fenty. Ia juga tampak mengenakan set perhiasan bernuansa ungu, mulai dari gelang, anting-anting besar, dan kalung dengan liontin berbentuk gajah yang sangat mirip dengan ikon dewa Hindu Ganesha.  Ia menambhakan kalimat bernada nakal pada caption: when @popcaanmusic said, “me nuh wan ya wear no lingerie tonight fa me girl” @savagexfenty . 

Aksi ini membuat Rihanna mendapat tuduhan soal ketidakpekaan agama dan cultural appropriation atau perampasan budaya karena penggunaan liontin ikon dewa Hindu Ganesha. Akun twitter @09S00B, misalnya, meminta Rihanna untuk berhenti menggunakan agama Hindu hanya untuk sekadar tampilan gaya. “Figur Ganesha pada liontin kalungmu itu adalah sosok suci dan sakral untuk kami, umat Hindu,” tegur akun Twitter tersebut. Cuitan ini pun mendapat 3.179 likes. 

Kritik keras juga dilayangkan oleh Ram Kadam, anggota legislatif dari partai nasionalis pimpin Perdana Menteri Narendra Modi. “Sungguh mengerikan melihat Rihanna, dengan sangat memalukan, telah mengolok-olok Dewa Hindu kami tercinta #Ganesha,” sebut Kadam. Ia menambahkan, “Ini memperlihatkan bahwa Rihanna tidak paham dan tidak menghormati budaya India, tradisi, dan masalah kami di sini”. 

Bukan kali ini saja, penyanyi kelahiran Barbados ini mendapat tuduhan perampasan budaya. Di tahun 2019, ia menghadapi protes setelah berpose dengan pakaian dan ornamen Tiongkok untuk sampul Harper’s Bazaar Tiongkok. Sementara brand Savage x Fenty miliknya juga pernah dikritik umat Islam setelah menggunakan lagu berisi hadis pada peragaan busana pakaian dalam itu pada Oktober 2020.

Rihanna baru saja menutup lini mode ready to wear atau pakaian siap pakai, Fenty yang dirilis pada 2019 lalu. Kini ia fokus pada brand pakaian dalam Savage x Fenty. “Savage bagi saya adalah kata yang sangat kuat. Ini tentang menjadi percaya diri, memegang kendali diri. Merek ini adalah rumah, pusat, dan ruang yang aman bagi semua orang — apa pun bentuk, ukuran, etnis, identitas gender, atau orientasi seksualnya. Ini adalah representasi dari semua dan validasi bahwa setiap orang itu cantik apa adanya," pungkas Rihanna.

Baca juga: Tutup Lini Fashion Fenty, Rihanna Fokus pada Pakaian Dalam Savage x Fenty

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."