Romansa Tanimbar, Eksotisme Tenun Indonesia Timur dari IKAT Indonesia

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Svarna by IKAT Indonesia meluncurkan koleksi Romansa Tanimbar yang menghadirkan tenun dari Kepulauan Tanimbar, Maluku. Dok. IKAT Indonesia

Svarna by IKAT Indonesia meluncurkan koleksi Romansa Tanimbar yang menghadirkan tenun dari Kepulauan Tanimbar, Maluku. Dok. IKAT Indonesia

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Svarna by IKAT Indonesia meluncurkan koleksi bertajuk Romansa Tanimbar dalam rangkaian acara Karya Kreatif Indonesia 2020 pada Minggu 22 November 2020. Koleksi busana yang lahir dari kolaborasi dengan komunitas
penenun di Tanimbar, Maluku Tenggara dilanjutkan dengan peluncuran koleksi masker premium empat hari kemudian.

Creative Director Ikat Indonesia, Didiet Maulana mengatakan koleksi menjadi sebuah eksplorasi visual dan busana sekaligus mendukung komunitas penenun dan mempromosikan keindahan budaya serta kain ikat Tanimbar. "Kami menyematkan inspirasi ini melalui siluet yang kuat dan anggun pada karya sambil menampikan keindahan motif tenun yang sederhana namun penuh energi," ucap Didiet dalam konferensi pers Romansa Tanimbar, Kamis 26 November 2020.

Svarna by IKAT Indonesia meluncurkan koleksi Romansa Tanimbar yang menghadirkan tenun dari Kepulauan Tanimbar, Maluku. Dok. IKAT Indonesia

Rangkaian koleksi Romansa Tanimbar menampilkan karya penenun Tanimbar dalam desain yang mengikuti zaman. Setiap karya terinspirasi dari sosok perempuan Kepulauan Tanimbar, Maluku, yang tangguh. Didiet menjelaskan, Romansa Tanimbar merupakan bentuk sebuah cinta dan romantisme yang terinspirasi dari keragaman Indonesia. Selain mendukung mama-mama perajin, juga merefleksikan keragaman Indonesia, terutama di Indonesia Timur seperti yang pernah disampaikan almarhum Glenn Fredly kepada Didiet.

Svarna by IKAT Indonesia meluncurkan koleksi Romansa Tanimbar yang menghadirkan tenun dari Kepulauan Tanimbar, Maluku. Dok. IKAT Indonesia

Keunikan dan estetika tercermin saat mereka memakai kain tenun dan beraktivitas sehari-hari. Didiet Maulana menghadirkan 12 karya yang memadukan tenun Tanimbar dengan lurik Klaten dan Yogyakarta. Jika ada yang bertanya ihwal bobot kain tenun, Didiet menyarankan agar kain tenun dikenakan sebagai bawahan, misalkan sarung atau celana. "Khusus tenun Tanimbar, saya menerapkan trik agar bisa dipakai sebagai atasan dan tidak terasa berat," ucap Didiet.

Untuk masker, Didiet Maulana menghias dengan aplikasi bordir tangan bermotif geometris khas Tanimbar untuk memperkaya permukaan kain. Warna coklat dan biru menceritakan tanah dan langit Tanimbar yang kaya akan alam dan budaya. Koleksi masker yang dibuat dalam jumlah terbatas terdiri dari beberapa pilihan motif. Gelfara mask, Latuihamallo mask, Kaihulu mask, Akerina mask, dan Laberi mask.

Koleksi masker Latuihamallo dan Gelfara mengangkat motif tenun Tanimbar dari IKAT Indonesia. Dok. Ikat Indonesia

Didiet Maulana berharap kerja sama dengan UMKM perempuan penenun Tanimbar menjadi pintu untuk menyemangati dan membuka kesempatan agar karya mereka mendapat apresiasi masyarakat.

Koleksi masker Laberi, Akerina, dan Kaihulu mengangkat motif tenun Tanimbar dari IKAT Indonesia. Dok. Ikat Indonesia

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."