7 Tips Diet Efektif Buat Perempuan Usia 40 Tahun ke Atas

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi diet. shutterstock.com

Ilustrasi diet. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Orang yang sedang diet tidak bisa memukul rata metode yang dijalani kepada orang lain. Terlebih jika usianya berbeda dan kondisi kesehatan personal yang berbeda pula.

Pelatih kesehatan Jeb Burns mengatakan perempuan yang berusia 40 tahun misalnya, perlu menerapkan cara diet yang berbeda dengan usia yang lebih muda. Musababnya, kondisi fisiologis, metabolisme tubuh, regenerasi sel, dan kadar hormonal dalam tubuh berbeda.

Dengan begitu, perempuan berusia 40 tahun ke atas yang sedang menjalani diet tak cukup sekadar mengurangi porsi makan. Mereka juga harus memilih makanan dan minuman yang dikonsumsi, beraktivitas yang tidak memberatkan namun sekaligus efektif menunjang program diet.

Lantas apa saja saran dari Jeb Burns buat perempuan beruspa 40 tahun ke atas yang sedang diet? Berikut ini ulasannya seperti dikutipdari laman Your Tango.


  1. Berjemur


    Terkesan sederhana, tapi berjemur memiliki manfaat yang signifikan dalam proses pembentukan vitamin D. Perhatikan waktu berjemur yang tepat, yakni pada pagi hari sekitar pukul 07.00 sampai 10.00. Tak perlu berlama-lama, cukup 15 sampai 20 menit saja dan pastikan sebagian kulit langsung terpapar sinar matahari pagi.


  2. Konsumsi makanan sehat


    Setiap perempuan sudah mendeteksi tanda-tanda penuaan di usia 30-an. Salah satu gejala penuaan yang paling umum adalah penurunan produksi hormon estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini sangat penting dalam mempertahankan massa otot tanpa lemak dan ukuran tubuh yang diinginkan.


    Sebab itu, bantu seimbangkan produksi hormon dengan mengkonsumsi makanan sehat. Pilih sayur dan buah serta sumber protein yang tepat. Sayuran berwarna, seperti bayam hijau, bayam merah, selada, dan buah-buahan, seperti avokad, zaitun, kelapa, dan kacang-kacangan, bisa menjadi alternatif terbaik.

  3. Cukup tidur


    Jangan meremehkan manfaat tidur. Tidur membuat semua sel-sel dalam tubuh beregenerasi dan membantu metabolisme tubuh. Segala lelah dan penat sirna sehigga kesehatan mental tetap terjaga. Jadi, ciptakan tidur yang berkualitas. Caranya, tidur di kamar yang gelap, jauhkan perangkat elektronik, hindari mengkonumsi kafein sebelum tidur, dan tingkatkan kenyamanan tidur sesuai selera.


  4. Jauhi karbohidrat sederhana


    Upayakan tubuh membakar kalori dari lemak, bukan dari gula atau karbohidrat sederhana. Dengan begitu, utamakan asupan energi dari protein sehingga kadar insulin dalam darah tetap terjaga. Insulin adalah hormon yang memungkinkan sel tubuh menyerap glukosa atau gula dalam darah untuk menghasilkan energi.


    Cara terbaik untuk mencegah tubuh menyimpan kelebihan gula adalah dengan mengurangi konsumsi karbohidrat sederhana dan makanan yang mengandung gula tambahan. Jadi, ketahui dulu berapa kebutuhan karbohidrat harian karena berbeda untuk setiap individu.


  5. Menjaga setrum tubuh


    Mitokondria adalah pembangkit tenaga listrik kecil di dalam sel kita yang menghasilkan energi. Sama seperti produksi hormon yang menurun di sekitar usia 30, begitu pula efisiensi mitokondria. Untuk menjaga setrum di tubuh, selalu mengkonsumsi makanan sehat, tidur cukup, rajin berolahraga, dan kelola stress.


  6. Mencegah peradangan


    Gula menjadi salah satu asupan makanan yang memicu dan memperburuk kondisi peradangan pada tubuh. Sebab itu, cegah dengan mengurangi kondumsi gula atau karbohidrat sederhana tadi dan ganti dengan nutrisi yang lebih sehat.


  7. Bergerak
    Jangan biarkan tubuh bermalas-malasan. Tetap melakukan aktivitas fisik dengan berolahraga secara rutin. Pilih gerakan yang sesuai dengan kondisi tubuh, seperti berat badan dan jangan memaksakan diri. Yang penting berolahraga secara teratur dan jangan ragu menantang diri dengan terukur.
Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."