3 Syarat Minyak Jelantah Aman Dipakai Kembali, Jangan Abaikan Warna dan Baunya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Minyak goreng. Pixabay.com/Congerdesign

Minyak goreng. Pixabay.com/Congerdesign

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Minyak jelantah atau minyak goreng yang sudah digunakan berulang kali dapat mempengaruhi nilai gizi masakan. Sebab minyak nabati yang dipanaskan berulang-ulang, terjadi proses oksidasi yang menghasilkan radikal bebas dan senyawa toksik yang dapat meracuni tubuh manusia.

Radikal bebas itu bersifat sangat reaktif terhadap tubuh, yakni dapat menimbulkan perubahan kimiawi dan merusak berbagai komponen sel hidup di dalam tubuh, seperti protein, gugus nonprotein, lipid, karbohidrat, dan nukleotida.

Jahatnya lagi, efek buruk dari radikal bebas ini tidak akan terlihat dalam waktu dekat karena zat destruktif tersebut akan menghancurkan sel secara perlahan. Seiring bertambahnya usia, efek radikal bebas ini akan semakin terasa, Anda akan lebih rentan terkena stres oksidatif, dan mengalami kerusakan sel karena tubuh tidak mampu lagi melawan radikal bebas ini.

Ketika radikal bebas yang ada pada minyak jelantah ini sudah merusak tubuh, maka Anda dapat mengalami berbagai macam penyakit, seperti:
- Penyakit kardiovaskular yang muncul akibat tersumbatnya arteri jantung
- Penyakit yang berhubungan dengan sistem imun, seperti rheumatoid arthritis dan kanker
- Penyakit yang menyerang sistem saraf pusat (otak maupun sumsum tulang belakang), seperti Alzheimer dan demensia
- Katarak dan penurunan kemampuan indera penglihatan
- Penuaan dini (kulit keriput, kusam, rambut memutih atau rontok)
- Diabetes
- Penyakit genetik, seperti penyakit Huntington atau Parkinson.

Baca juga: Selain Minyak Zaitun, 4 Minyak Goreng Ini Aman untuk Kesehatan

Tetapi minyak jelantah bukannya haram digunakan, hanya saja pengaplikasiannya sangat tergantung pada syarat tertentu. Menurut Health Promotion Board Singapura (badan yang mengampanyekan pola hidup sehat), minyak jelantah aman digunakan jika memenuhi syarat berikut ini. 

Tiga syarat minyak jelantah yang aman digunakan

1. Belum pernah dipanaskan lebih dari dua kali

Minyak yang terlalu sering digunakan akan semakin rentan menghasilkan radikal bebas pada masakan, sedangkan kandungan vitamin dan antioksidannya kian sedikit.

2. Tidak berwarna pekat

Jika minyak jelantah sudah berwarna cokelat atau bahkan hitam, jangan digunakan lagi untuk memasak.

3. Tidak berbau

Bau tengik menandakan minyak sudah tidak layak pakai, begitu pula jika minyak tersebut terlihat kental atau lengket.

Setelah menggoreng, minyak jelantah yang masih terlihat bening dapat disaring agar remah-remah sisa masakan sebelumnya tidak ikut tersimpan. Anda bisa menggunakan saringan yang terbuat dari stainless steel atau kain bersih untuk menyaring remah ini.

Pastikan Anda menyimpan minyak jelantah di wadah tertutup sehingga tidak terpapar udara maupun cahaya. Jika perlu, Anda dapat menyimpannya di kulkas menggunakan ice tray agar bisa langsung digunakan sesuai porsi yang Anda butuhkan.

SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."