Tips Memilih Baju saat Cuaca Panas Menurut Ahli Fisika

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi pakaian. (Unsplash/Bianca Castillo)

Ilustrasi pakaian. (Unsplash/Bianca Castillo)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sejumlah orang kerap memilih baju warna putih saat beraktivitas di cuaca panas. Alasannya baju itu membuat tubuh lebih sejuk. Hal itu pun dibenarkan oleh Rhett Allain, profesor fisika di Universitas Southeastern Louisiana, Amerika Serikat.

"Untuk sebagian besar (kasus), saya akan mengatakan putih sepertinya akan (membuat) tubuh lebih sejuk," katanya seperti dikutip dari Real Simple pada Kamis, 16 Juli 2020.

Untuk membuktikannya, cobalah ambil satu kertas putih dan hitam lalu letakkan di bawah sinar matahari. Tunggu sekitar lima menit, lalu angkat kertas dan taruh di pipi Anda (pipi lebih sensitif terhadap suhu daripada tangan). Kertas hitam akan terasa lebih panas.

"Itu berarti kertas putih memantulkan semua cahaya dan kertas hitam menyerapnya dan menjadi lebih panas," ungkapnya.

Meski demikian, ada sejumlah hal yang bisa mempengaruhi tubuh tetap gerah saat memakai baju warna putih. Misalnya, bagaimana jika Anda mengenakan kemeja putih yang sangat ketat dan tebal?

Pada titik itu, tubuh Anda tidak akan mengeluarkan energi melalui radiasi, tetapi melalui konduksi termal (karena tubuh Anda menyentuh kain). Dalam hal ini, kemeja gelap yang lebih longgar dan lebih tipis mungkin lebih terasa sejuk daripada yang pakaian putih atau tebal.

"Bagaimana seseorang dalam cuaca panas tergantung pada banyak hal: warna pakaian, pakaian ketat atau longgar, seberapa mudah kainnya untuk sirkulasi, apakah ada angin, matahari, atau bayangan," ucap Allain.

Jadi, kenakan apa yang paling nyaman bagi Anda. Jika ragu, pilihlah yang berbahan kain lembut dan tidak membuat sesak (seperti katun atau linen) dan cobalah warna yang lebih cerah.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."