Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani Webinar 15 Jam Per Hari

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Komisioner Komnas Perempuan Andy Yentriyani di Jakarta, Jumat, 17 Juli 2020. TEMPO/Muhammad Hidayat

Komisioner Komnas Perempuan Andy Yentriyani di Jakarta, Jumat, 17 Juli 2020. TEMPO/Muhammad Hidayat

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ketua Komisi Nasional atau Komnas Perempuan, Andy Yentriyani menceritakan bagaimana pola kerjanya selama pandemi Covid-10. Sejak virus corona merebak, Andy Yentriyani menerapkan work from home atau WFH sebagaimana sebagian besar pekerja.

Koneksi internet yang stabil dan perangkat yang mumpuni adalah syarat utama. Dan salah satu aktivitas yang selalu dilakukan saat bekerja adalah rapat online atau webinar. "Selama WFH, saya tidak tahu lagi, sampai lupa di mana isu apa. Teralienasi," kata Andy Yentriyani dalam wawancara dengan Tempo di Jakarta, Jumat 17 Juli 2020.

Setiap hari dia menjalani webinar dari pukul 08.00 sampai 23.00. "Sudah lima bulan tidak punya Sabtu - Minggu," kata Andy Yentriyani. Sebab itu, dia kerap meminta agar tidak diikutsertakan jika ada undangan webinar di akhir pekan. Tak terbayangkan wabah corona akan sepanjang dan seberat ini.

Andy Yentriyani juga tidak kuasa menolak isu yang datang. Bukan hanya masalah Kekerasan dalam Rumah Tangga atau KDRT, trafficking, konflik sumber daya alam, intoleransi agama, pengungsi, buruh migran, sampai kekerasan berbasis online yang meningkat di masa pandemi. "Semua hal. Semua ada. Heboh setiap hari. Adrenalin 24 jam, 24/7 itu benar-benar," katanya.

Komisioner Komnas Perempuan Andy Yentriyani di Jakarta, Jumat, 17 Juli 2020. TEMPO/Muhammad Hidayat

Untuk menghilangkan stres, Andy Yentriyani berusaha tidur cukup dan mengolah emosi agar selalu merasa bahagia. "Bisa tidur itu bahagia, tertawa lepas. Tidur nyaman, tidak gantung deadline," kata dia. "Saya senang makan, apa saja. Enggak macem-macem. Sayur asem, ikan asin, dan sambal paling suka. Sampai yang ngangenin, makan pakai sambal ulek."

Andy Yentriyani berusaha mematikan ponsel pada pukul 24.00. Hentikan semua pekerjaan. Tutup buku, laporan, dan lainnya. "Kalau jam segitu belum tidur, saya bisa melek sampai jam tiga dan enggak tidur," ucap dia.

ANDY YENTRIYANI

Lahir: 24 Januari 1977
Pendidikan & Pelatihan
Pendidikan:
- S-1 hubungan internasional di Universitas Indonesia (2000)
- MA Media & Communication, Goldsmith College, University of London (2004)
- PPSA XXI, Lemhannas, 2017
- Training Hak Asasi Manusia, a.l. Minority Rights, Women’s Rights, ICCPR, CAT (OHCHR, berbagai tahun)
Penghargaan:
- Young Inspiring Leader (Berita1, 2014)
- Asian Emerging Leaders (TAF, 2014)
- Fellowship at Jimmy Carter Institute, Atlanta, USA (2011)
- Fellowship at Tarshi, India (2005)
- Chevening Scholar (2003) 
Pengalaman:
- Komisioner Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan (2010-2014; 2020-2024)
- Ketua Pengurus Yayasan Suar Asa Khatulistiwa (SAKA)-Kalbar (2016-2019)
- Koordinator Perkumpulan Rukun Bestari (2018-2019)
- Dewan Etik Forum Pengada Layanan bagi Perempuan Korban Kekerasan–FPL (2018-2019)
- Koordinator Asia Pacific Women’s Alliance for Peace and Security (APWAPS, 24 Negara, sejak 2017)
- Anggota Diaspora Pendidik Gender dalam Hubungan Internasional (sejak 2015)
- Pengawas Aliansi Nusantara Bhinneka Tunggal IKA–ANBTI (sejak 2015)
- Anggota Ahli Perhimpunan Indonesia Tionghoa–INTI (2014-2017)
- Dosen Gender dan Hubungan Internasional, Universitas Indonesia (2012-2016)

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."