3 Cara Ingatkan Tetangga yang Enggan Pakai Masker saat Pandemi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita memakaikan masker pada orang lain. Freepik.com/Prostoleh

Ilustrasi wanita memakaikan masker pada orang lain. Freepik.com/Prostoleh

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Masker wajib dikenakan sebagai salah satu protokol kesehatan saat ke luar rumah di masa pandemi Covid-19. Tapi sayangnya banyak di antara kita yang masih enggan mengenakan masker. Padahal masker salah satu langkah untuk melindungi diri dari penyebaran virus corona.

Berikut sejumlah tips yang bisa diterapkan saat mengingatkan orang sekitar termasuk tetangga, bila mereka enggan memakai masker saat interaksi di luar rumah

1. Memberi contoh

Bila ingin mengingatkan saudara, teman bahkan tetangga, cara termudahnya adalah dengan peer pressure. Ini adalah suatu tindakan yang secara tidak langsung menekan orang tersebut untuk berubah karena orang di sekelilingnya berbeda dari dia.

“Anda tidak perlu berbicara apa-apa. Cukup tunjukkan sikap bahwa Anda menerapkan protokol kesehatan dengan baik lewat menggunakan masker. Saat bepergian dan ditemui banyak orang lain menggunakan masker juga, pasti lambat laun dia akan mengikuti,” kata Dokter di Harvard Medical School, Abraar Karan.

2. Tidak mempermalukan, namun menegur dengan halus

Jangan mempermalukan itu poin pentingnya. Sebab jika dengan cara mempermalukan, mereka pasti akan marah dan semakin teguh untuk tidak pakai masker.

“Dari sini kita belajar untuk mengendalikan emosi. Jika Anda ingin menjadi pahlawan dengan mengingatkan mereka, caranya bukan dipermalukan tapi ditegur dengan cara halus. Misalnya katakan ‘Hei, saya punya masker apakah Anda mau?’ atau ‘Mengenakan masker melindungi Anda dan orang lain loh’,” ungkap Karan.

3. Mengedukasi dengan mudah

Apabila Anda ingin memberikan penjelasan tentang virus corona, pilihlah kata-kata yang singkat, padat, dan jelas. Direktur Klinis di Divisi Penyakit Menular, Brigham and Women's Hospital, Paul Sax mengatakan bahwa tak jarang masyarakat ingin terlihat pintar dengan menunjukkan data dan studi epidemiologis.

“Saat memberikan edukasi, hindari menggunakan ungkapan yang terlalu teknis. Karena siapa pun tidak mau diceramahi dengan panjang lebar, terlebih di tempat umum. Jadi, coba pilihlah dan rangkailah informasi yang mudah dicerna dan dimengerti agar merubah pikiran mereka terkait penggunaan masker,” paparnya.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | NPR | WASHINGTONPOST

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."