Dexamethasone Kurangi Risiko Kematian Pasien Covid-19

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
ilustrasi obat (pixabay.com)

ilustrasi obat (pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sebuah penelitian mencoba mengidentifikasi obat-obatan apa saja yang efektif menyembuhkan pasien Covid-19. Dari penelitian yang dilakukan di berbagai rumah sakit di Inggris menunjukkan Dexamethasone adalah salah satu obat yang selalu diberikan kepada pasien dan pada akhirnya menunjukkan respons positif untuk menekan risiko fatal virus corona baru.

Mengutip laman BBC, dexamethasone mengurangi risiko kematian pada sepertiga pasien yang menggunakan ventilator. Adapun pasien yang memakai oksigen dan tetap mengkonsumsi Dexamethasone, risiko kematiannya berkurang sampai seperlima.

Berangkat dari penelitian ini, pemerintah Inggris yang memiliki 200 ribu Dexamethasone sampai menginstruksikan para tenaga kesehatan untuk meresepkan obat tersebut buat pasien Covid-19. "Ini adalah temuan yang luar biasa," kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. "Kami memastikan punya cukup persediaan obat itu untuk mengantisipasi pandemi gelombang kedua."

Pasien positif COVID-19 terakhir yang dirawat di RSUD Arifin Achmad (tengah) melambaikan tangan untuk berterima kasih kepada tenaga kesehatan saat proses pemulangan di Kota Pekanbaru, Riau, Ahad, 31 Mei 2020. ANTARA/FB Anggoro

Kepala Petugas Medis Inggris, Prof. Chris Whitty mengatakan Dexamethasone bisa menjadi salah satu obat yang akan menyelamatkan banyak nyawa pasien Covid-19 di seluruh dunia. Obat ini mudah didapat dan harganya terjangkau. Namun tetap lebih baik berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum mengkonsumsinya.

Mengutip laman Sehatq, Dexamethasone termasuk golongan obat kortikosteroid. Dexamethasone digunakan untuk mengobati arthritis, reaksi alergi, gangguan usus, kanker tertentu, masalah pernapasan, meredakan pembengkakan dan reaksi alergi.

Jika dikonsumsi dalam dosis yang tepat, umumnya belum tentu terjadi efek samping pada pengguna. Kalaupun ada, efek samping yang mungkin muncul antara lain sakit perut, sakit kepala, sulit tidur, nyeri ulu hati, nyeri tulang sendi, kejang, nafsu makan meningkat, siklus menstruasi berubah, dan detak jantung cepat.

BBC | SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."