Penyesalan Luna Maya yang Bikin Dia Merasa Dibodohi Lelaki

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Luna Maya. Instagram/@lunamaya

Luna Maya. Instagram/@lunamaya

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaLuna Maya mengungkapkan penyesalannya yang cukup mendalam. Dalam sesi bincang-bincang dengan Raffi Ahmad di Youtube yang tayang pada Senin, 25 Mei 2020, Luna Maya menyatakan penyesalannya karena tidak melanjutkan sekolah.

"Penyesalahan terbesar gue enggak sekolah," kata Luna Maya kepada Raffi Ahmad dalam sesi pertanyaan hal apa yang paling disesali dalam hidup. Mendengar itu, Raffi mengatakan kalau tidak sekolah bukanlah penyesalan karena dia bukan tipe orang pemikir. "Itu bukan penyesalahan, itu rezeki."

Luma Maya menyanggah. "Jangan, harus sekolah dong." Perempuan 36 tahun ini mengatakan jika mampu membalikkan waktu, dia ingin sekolah supaya bisa belajar lebih banyak lagi. "Biar enggak bodoh."

Luna Maya dan Raffi Ahmad. Foto: Youtube

Dalam bincang-bincang bersama Atta Halilintar pada Januari 2019, Luna Maya mengatakan dia pernah mengambil ilmu hukum dan hubungan internasional di dua universitas berbeda. "Walaupun enggak lulus ya. Kuliah doang," kata Luna Maya.

Luna Maya diketahui pernah kuliah jurusan Hukum di Universitas Langlangbuana, Bandung, Jawa Barat. Dia juga pernah kuliah jurusan Hubungan Internasional di Universitas Paramadina. Namun dua jenjang pendidikan tinggi itu tak diselesaikan karena sibuk bekerja.

Luna Maya dan Atta Halilintar. Foto: Youtube

Luna Maya menambahkan, seandainya dia melanjutkan sekolah dan menjadi orang yang lebih pintar, maka dia tak akan dibodohi oleh lelaki. "Kalau gue sekolah kan bisa lebih pintar, enggak dibodoh-bodohi lelaki," kata Luna Maya.

Raffi Ahmad kemudian mewanti-wanti para lelaki yang mencoba mendekati Luna Maya. "Jangan membodoh-bodohi publik, dan jangan membodoh-bodohi Luna Maya," kata Raffi Ahmad.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."